1.
Gadis Yang
Bermakna
Umam Sang Naga
Malvero, Mei 201 X ...
Keabadian tidak bisa dielakkan dari tubuhku. Tubuh yang sudah lebih
dari seribu tahun ini tetap utuh, dan kekal abadi. Aku sudah lama ingin
mengakhiri hidupku ini, namun kekuatan yang kupunya selalu menghalangiku untuk
mengakhiri hidupku sendiri. Syukurlah dengan begitu, aku masih bisa melakukan
sebuah eksperimen kepada alam, supaya nanti akan datang seseorang yang mampu
untuk membunuhku. Dan itu semua kutemukan dari dua tubuh dan dua makhluk yang
berbeda. Yaitu, Niken si rubah salju, dan seseorang gadis.
“Akhirnya, setelah semua eksperimen yang kulakukan selama seribu
tahun ini tidak sia-sia. Aku berhasil menemukan sebuah senjata yang suatu saat
nanti akan membunuhku!”
“Meskipun, aku harus mengorbankan seseorang yang paling
kucintai.....”
“Rieda...!”
800 tahun kemudian, ...
Rieda terbangun. Sudah lama sekali di setiap tidurnya dia selalu
memimpikan mimpi itu. Tak hayal kalau setiap pagi dia selalu dilanda keresahan
dan kebingungan mengenai mimpi itu. Sekeras-kerasnya ia berusaha untuk
menghapus sebuah ingatan itu, namun percuma saja. Mimpi itu masih tetap
menghantuinya setiap malam.
“Mimpi itu lagi...!” gumam Rieda sehabis bangun tidur. Dia kemudian
membuka jendela, ternyata sudah pagi. “Sudah pagi rupanya..?
<kaget>Gawattt.... aku belum mengerjakan soal bahasa Inggris hari ini!”
“Gawattt..!! pastinya Bu Lilik bakal menghukum aku lagi nih. Aku
harus segera bergegas..”
Tak lama kemudian, pintu kamar itupun berderit pelan, “Rieda, ayo..!”
ajak Dyna. Melihat Rieda masih beres-beres, Dyna hanya menghela napas dan
berkata, “Huuh, kau pastinya belum mengerjakan tugas bahasa Inggris hari ini
kan, Rieda?”
“Kalau iya, memangnya kenapa? Apa kau mau bantu!?”
“Enggak gitu. Lihat tuh jam, sudah menunjukkan pukul 6:22. Kalau
kau masih saja mengerjakan tugas itu saat ini, pastinya kita bakal terlambat
lagi!”
“Ya udah kalau gitu. Sebaiknya kau diam aja..!”
“<Menghela napas dalam-dalam>Ya, Rieda..!”
Entah mengapa hari ini menjadi hari sialku. Perasaanku selalu
didera oleh rasa gundah mengenai sebuah mimpi buruk yang selalu ku impikan itu.
Bahkan pikiran-pikiran itu semakin membuat diriku tidak berkonsentrasi dalam
pelajaran hari ini. Terlebih disaat datangnya siswa baru yang masuk ke kelas
ku.
Siswa itu begitu aneh, aku dapat merasakan aura pemuda itu hanya
dengan melihatnya. Dia memiliki senyuman yang manis dan indah, aku suka itu.
Tetapi dibalik senyum manisnya itu, dia menyimpan dual personality-nya
yang begitu mencurigakan untukku. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Umam.
“Perkenalkan, namaku Umam. Itu saja!” katanya, sambil mengatakannya
dengan senyuman yang indah.
Tiba-tiba aura aneh itu langsung menyerang Rieda. Aura kegelapan
yang mirip seperti aura penyihir kegelapan yang begitu kuat itu. Untunglah
kalau Rieda mempunyai sebuah tanda lahir yang aneh, sehingga dia bisa
menghancurkan aura kegelapan itu.
“Apa barusan itu? Kenapa aura kegelapan itu tiba-tiba menyerangku?
Darimanakah arah aura kegelapan ini sebenarnya..!?” batin Rieda yang sudah berkeringat
dingin, karena cemas itu.
“.......!” Umam hanya tersenyum.
“Apakah ada seseorang disini yang sengaja menyerangku? Tetapi
kurasa itu bukan berasal dari siswa-siswi disini, karena aku sudah tahu dan
paham betul kalau disekolah ini tiada satupun orang yang mempunyai kekuatan
hitam seperti ini?” Rieda berpikir keras, berusaha untuk menguak darimana arah
aura kegelapan itu berasal,”Ataukah aura itu berasal dari dirinya..? Umam?”
“Tidak, itu tidak mungkin. Setelah aku melihat auranya beberapa
kali, dia mempunyai aura putih keemasan. Sebenarnya apa yang terjadi disini,
kenapa aura itu menyerangku yah!”
Selama Rieda terus melamun, memikirkan soal itu. Tak disangka Umam
sudah berada di dekatnya.
“Hai.. boleh aku duduk bersama kamu?” tanyanya dengan raut muka
manis.
“Iya, si.. silahkan!” jawab Rieda blepotan.
Rieda terus-terusan memandangi wajah Umam. Ternyata memang tidak
ada yang aneh. Umam tampak seperti layaknya seorang pria, sama seperti yang
lainnya. Hal itu sedikit membuat Rieda merasa lega. “Syukurlah, dia bukan hantu
atau apalah itu..” batin Rieda sambil menghela napas dalam-dalam.
Umam langsung memandangi Rieda dengan tatapan yang indah, “Nama
kamu Rieda, yah? Aku tak menduga bisa bertemu dengan siswi cantik dan manis
sepertimu..!” kata Umam tiba-tiba, yang sampai membuat Rieda itu kaget.
Terlihat dari muka Rieda itu pun memerah, “Ah, manisnya..!” puji
Umam lagi.
“Aahh, apaan sih?”
“Iya kok. Kau benar-benar manis..!”
Malam harinya, tepat disaat bulan purnama. Rieda itupun tanpa
disadari berubah menjadi seekor rubah putih berekor lima belas. Aungan dari
Rieda itupun langsung membuat kota Arhz itu berubah menjadi sedingin es. Bahkan
disana pun turun badai salju yang sangat besar.
“..Kenapa-kenapa setiap kali datang bulan purnama itu, aku selalu
berubah menjadi seorang rubah putih? Selayaknya aku kesurupan aja?” tanya Rieda
yang sudah kembali menjadi manusia, setelah bulan purnama itu berlalu.
“Apakah ini semua ada hubungannya dengan mimpi-mimpi burukku
belakangan ini?”
Angin malam itupun langsung berhembus kencang, halilintar
menyambar-nyambar. Dari langit turun hujan air dan es. Kejadian ini merupakan
kejadian yang langka, yang baru pertama kali ini terjadi.
Dalam kesunyian malam itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang
berbisik. Orang itu membisikkan sesuatu kepada Rieda melalui telepati.
“Rieeeedaaaa....!” suara desahan berat.
“Siapa itu?” tanya Rieda sentak.
“Biarkan rubah putih itu berada didalam tubuhmu. Karena itu
merupakan sebuah keinginan dari seseorang..”
“Keinginan..? keinginan siapa!?”
“... dengan kekuatan yang dimiliki oleh rubah putih itu, maka kau
akan mampu untuk menemukan jadi dirimu yang sebenarnya, dan juga orang itu!”
“Orang..? siapa dia!?”
“...........!”
Suara telepati itu sudah tidak terdengar lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar