Tiga Peri Pengabul Cinta


Suatu hari, didunia peri. Terjadi penyerangan dari kaum setan. Tak beberapa lama kemudian, dunia peri itupun musnah dikarenakan kekuatan mereka kalah jauh dengan kaum setan. Meskipun kerajaan mereka musnah, masihlah tersisa sepuluh peri yang berhasil meloloskan diri. Ketiganya adalah, Shela, Mela, dan Vivi. Sementara yang tujuh diantara mereka, I don’t know for sure where are they ..
Beberapa hari kemudian, ketiga peri, Shela, Mela, dan Vivi itu mencoba menyerang kaum setan yang sudah menguasai kerajaan mereka. Tapi percobaan mereka bertiga itu gagal. Ketiganya berhasil tertangkap oleh para jendral setan, dan kemudian mereka bertiga dibawa menuju ke Raja setan.
“ Apa yang kau bawa kemari, Sura ? “ Tanya Raja Setan. Hell.
“ Aku membawa ketiga pemberontak. Sepertinya mereka adalah ketiga diantara para peri yang bisa meloloskan diri beberapa hari lalu. “ jawab Sura.
“ Hmph. Biar aku kurung mereka bertiga didalam lukisan ini. Setelah ini, buang lukisan ini kedunia manusia ! “ kata Hell.

Dan akhirnya mereka bertiga dikurung oleh raja setan kedalam sebuah lukisan. Mereka nggak kan bisa bebas dari lukisan itu, kecuali ada seseorang yang mengagumi lukisan itu dan mau menciumnya.

Setelah lukisan itu dibuang kedunia manusia, akhirnya lukisan itu ditemukan oleh seorang nenek yang kaya raya. Dia dengan senang hati memungut lukisan itu dari tempat pembuangan sampah sekitar.

“ Hm. Cantik amat lukisan ini ! “ kata nenek Ida memuji lukisan itu.
“ Lukisan ini paling cocok jikalau diletakkan dikamarku. “ lanjut nenek Ida itu.

Setelah nenek Ida meletakkan lukisan itu dikamarnya, dia terus membayang – bayangkan wajah ketiga gadis itu. Dia membayangkan jikalau dia bisa mempunyai cucu perempuan seperti mereka, pastilah hatinya akan senang.

“ Hm. Lukisan ini amatlah mempesona, lukisan ini seperti benar – benar hidup ! “ gumam nek Ida.
“ Andaikan aku bisa memiliki cucu kayak mereka bertiga ini, pasti diusia setuaku ini, nggak bakal merasa kesunyian seperti ini . “ ketus nek Ida.

Setiap malam , nek Ida selalu meratapi lukisan itu terus. Hingga seminggu kemudian datanglah ketiga anak yang super duper nakal. Mereka bertiga itu ialah, Umam, Alex, dan Bagos. Diantara mereka yang paling tampan ialah Alex, selain orangtuanya kaya, walaupun masih kalah dengan kekayaan orangtua Umam, dia juga pintar goda cewek. Sehingga nggak sulit buatnya mencari pacar disekolahnya..

Suatu saat ketika mereka mendatangi pameran barang antik milik nek Ida itu, ketika Umam lagi mencari toilet, tidak sengaja dia malah tersesat menuju kamar nek Ida. Disana, dia melihat sebuah lukisan itu. Ingin sekali dia mencium mereka, karena hingga saat ini, Umam lah yang masih single . Sebenarnya sih jikalau dia mau bisa saja dia dapat pacar, tapi dia punya prinsip ‘ Kerja dulu baru pacaran. Meski gue single, tapi bukan jomblo loh. Gue bisa saja dapat pacar, tapi sebaiknya kucari setelah kerja ‘ itulah prinsip yang sering dia kobar – kobarkan didalam hatinya.

Karena nggak kuat nahan nafsunya, diakibatkan kecantikan gadis – gadis yang ada didalam lukisan itu, membuat Umam langsung menghampiri lukisan itu dan menciumnya satu per satu. Eh, kejadian itu malah diketahui oleh kedua temannya, sehingga mereka meledek Umam yang nggak konsisten dengan prinsipnya itu.

“ Hahaha.. Umam, lo nggak kuat nahan nafsu lo yah ? Hingga lukisan cewekpun lo embat ? “ ledek Alex dan Bagos serentak.
“ Ih, apaan sih lo itu. Lihatlah, ketiga cewek yang ada dilukisan ini memang benar – benar cantik. Lo nggak mau jikalau lo dapat cewek kayak mereka ini .. “ timpalku yang sedikit sebel atas ledekan mereka berdua itu.
“ Ayolah, Mam ! Itu cuman lukisan aja. Jikalau lo mau, gue bakal pasangin lo sama Lutvi besok .. haha ! “ kata Alex meledek.
“ Apa ?? Lo masangin gue sama gadis yang super duper gendut itu. Lo aja kali .. “ balas gue .
“ Ayo, Mam. Kita keluar dari sini ! Supaya kita nggak ketahuan sama nek Ida itu ! “ ajak Bagos.

Dan akhirnya kami bertiga itupun keluar dari kamar nek Ida itu. Setelah gue pulang, gue terus terniang – niang wajah yang ada didalam lukisan itu. “ Andaikata gue bisa punya cewek kayak mereka bertiga, pasti gue bakal bahagia banget .. “ . Lamunanku pecah ketika mendengar orangtuaku yang memanggilku. Seketika itu, gue langsung bangkit dari ranjang tidur gue yang empuk, dan segera menuju kemana orangtua gue itu berada. “ Ada apa ? “ tanyaku sambil menghampiri kedua orangtuaku yang lagi asyik nonton televisi. “ Ayah pengen ngomong sesuatu ke kamu, Mam. “ kata ayahku sembari menoleh kearahku. “ Apa itu, Yah ? “ tanyaku. “ Gini, lo kan sudah besar, jadi sebaiknya lo cari pacar sana. Biar lo nggak sendirian lagi. “ jawab ayahku. Aku sebenarnya sebel jikalau ayahku nyuruh gue untuk cepat pacaran. Tapi, gue itu masih enjoy being alone. “ Iya, nak. Ibu kepengen lihat putra kesayangan ibu ini bisa memiliki seorang pacar. Ibu kangen .. ! “ timpal ibuku. “ Aduuh, kenapa sih kalian ? Aku kan dah ngomong kalau gue nggak mau pacaran sebelum bisa kerja .. “ jawabku yang sedikit sebel itu. Bisa – bisanya mereka berdua melihat hatiku yang lagi berbunga – bunga melihat ketiga cewek yang ada dalam lukisan tadi. “ Tapi, kita lihat sepertinya lo dah mulai suka ma cewek nih. Siapa namanya ? Asalnya darimana ? “ kata ibuku yang ngerti saja sama perasaan anaknya itu. “ Ih, nggak ko’, Ma. Aku belum menemukan cewek seperti itu, yang mampu merebut hatiku ! “ jawabku.

Sementara itu, malam harinya. Nenek Ida itupun melihat hal yang aneh dari lukisan didalam kamarnya itu. Tiba – tiba lukisan itu mengeluarkan sinar yang teramat terang. Sehingga nek Ida nggak bisa melihat apa yang terjadi dengan lukisan itu. Setelah nek Ida bisa melihat lukisan itu lagi, tidak didapati lukisan wanita itu lagi. Tapi, ketiga cewek yang ada didalam lukisan itu, tiba – tiba muncul dihadapannya.

“ Siapa kalian bertiga ini ? “ Tanya nek Ida kaget.
“ Kami adalah tiga cewek yang ada pada lukisan itu, nek ! “ jawab Shela.
“ Apa ?? “ ucap nek Ida nggak percaya.
“ Terima kasih telah menyuruh seorang pria membebaskan kami, nek ! “ ujar Vivi.
“ Apa katamu ?? cowok ? membebaskanmu ?? “ Tanya nek Ida.
“ Iya. Tadi siang ada seorang pria datang kekamar ini, dan mencium kami bertiga. Dengan hal itu, kami akhirnya bisa bebas dari kurungan raja setan itu. “ jawab Shela.
“ Nenek pernah ngomong kan, jikalau nenek kepengen mempunyai cucu seperti kami. Jadi, untuk membalas kebaikan nenek, kami mau ko’ jadi cucu angkat nenek . “ lanjut Shela.
“ Baiklah kalau begitu. Aku terima kalian sebagai cucuku. Tapi, pertama – tama katakan nama kalian terlebih dahulu dan darimana kalian berasal ! “ kata nek Ida.
“ Namaku Shela, yang disebelah kiriku ini adalah Mela, dan disebelah kananku ini adalah Vivi. Kami bertiga ini berasal dari dunia peri. Kami bisa berada didalam lukisan itu karena kami bertiga dikurung oleh raja setan setelah mereka menghancurkan kampung halaman kami. “ tegas Shela.
“ Hm. Kenalkan, namaku adalah Nenek Ida. Kalian bisa memanggilku dengan sebutan Nek Ida. Besok kalian akan kusekolahkan disekolah favorit disekitar sini. “ jawab nek Ida.
“ Terima kasih, nek ! “ jawab Shela dan Vivi.

Dan akhirnya mereka bertiga keluar dari kamar nek Ida. Terkecuali Mela. Ada yang aneh dengan dirinya. Dan ternyata benar, sebelum raja setan mengurung mereka dalam lukisan itu, Raja Setan sudah memasukkan kedalam hati Mela kebencian, kedengkian, keegoisan, dan sebagian rohnya.

“ Bagaimana, Mel ? Apa kalian bertiga dah berhasil keluar dari lukisanku itu ? “ Tanya raja setan, Hell.
“ Sudah. Semuanya sesuai dengan rencana dari tuan ! “ jawab Mela.
“ Bagus. Tetaplah seperti itu, Mel. Jangan biarkan mereka berdua tau tentang dirimu sekarang ini ! “ kata Raja Setan, Hell.
“ Baik, tuan. Aku mengerti ! Jika ada hal yang penting lagi, aku akan segera kasih tau pada tuan . “ jawab Mela.
“ Bagus. Sekarang jalankan rencana seperti biasanya ! “ kata Raja Setan, Hell.

Keesokan harinya, gue dan kedua teman gue seperti biasa, datang kesekolah paling awal. Tujuannya sih mau godain cewek – cewek gitu. Sebenarnya gue kalah jauh dalam hal godain para cewek – cewek, tapi sebagai solidaritas gue keteman – teman gue, jadi gue ngikut aja . Barangkali gue tiba – tiba bisa dapetin cewek. Kan hati gue jadi seneng kalau begitu.

“ Hi, nanti lo ada waktu malam ini ? “ Tanya Alex ngodain salah seorang cewek yang lagi asyik duduk bersama temannya.
“ Ih .. buaya ! “ jawab cewek itu.
“ Hi, jangan pergi dulu donk. Ayo ngobrol – ngobrol dulu sebentar ! “ kata Bagos ngodain cewek tadi.
“ Minggir .. !! “ jawab cewek itu kesal.
“ Hi .. “ sapaku.

Tak disangka, ketika gue nyapa cewek itu. Gue langsung kena tampar. Sial banget nasib gue. Selalu saja begini. Setiap kali mereka berdua godain cewek, pasti ujung – ujungnya gue juga yang ditampar.

“ Duh, sial banget nasib gue yah ! “ kataku mengeluh akan nasib.
“ Haha . Makanya rombak tuh muka, biar lo bisa dapat cewek ! “ ledek Alex padaku.
“ Dasar lo. Muka lo aja tuh yang dirombak .. “ kataku membalas ledekan Alex padaku.

Sepuluh menit kemudian, datanglah Aya, wanita tercantik disekolah. Seperti biasa, banyak lelaki yang langsung menghampirinya dan meminta berfoto dengannya. Tapi, itulah si Aya, sombongnya nggak karuan. Sehingga si Aya Cuper ( Curi – Curi Perhatian ) itu menolak semua keinginan lelaki – lelaki itu. Terkecuali untuk Alex tentunya. Dengar – dengar sih mereka sudah jadian gitu.

“ Beruntung banget tuh, si Alex. Bisa dapetin cewek secantik Aya ! “ kata Bagos merasa iri kepada Alex.
“ Gue nggak iri ko’ sama dia. Lagipula, gue juga bisa dapetin cewek secantik Aya . “ jawabku meyakinkan.
“ Haha. Lo ? Bisa dapetin cewek ?! Gue berani taruhan lima juta hanya karena itu ! “ sahut Bagos meremehkanku.

Sebenarnya sih gue dah pernah nembak si Aya itu, tapi aku hanya kena damprat olehnya. “ Bisa apa lo ? ganteng seperti apa lo itu ?! “ ledek Aya ke gue waktu gue nembak dia. Gue nggak bisa mengatakan apa – apa mendengar jawaban dari Aya itu. “ Anak cupu seperti lo itu nggak pantes dapat cewe’ yang super duper cantik ini. Paham ? “ kata Aya lagi yang benar – benar membuat gue panas. Ya ginilah gue, nggak bisa berbuat apa – apa untuk membela diri.

Tak lama kemudian, datanglah si Toni. Dia merupakan salah satu sahabat baik gue, ya walaupun nggak sedekat si Alex. Tapi, kalau menurutku si Toni ini jauh lebih baik ketimbang si Alex itu.

Dulunya Alex itu orangnya baik, jujur, dan best lah. Tapi, setelah dia merubah penampilannya dan banyak disukai para cewe’, dia mulai berubah. Waktu – waktu yang sering kali dia habiskan dengan kami, hilang dihabiskan Alex bersama pacar – pacarnya itu.

“ Lo dah datang dari tadi yah ? “ Tanya Toni kepada kami berdua.
“ Ya iyalah. Kami inikan trio anak disiplin ! “ ketus Bagos.
“ Haha.. “ aku cuman tertawa.
“ Oh ya, Alex mana ? “ Tanya Toni yang sepertinya sedang mencari Alex.
“ Seperti biasa. Dia lagi nganterin Aya kekelas donk. Gitu aja nanya .. “ jawabku sedikit menghela napas.
“ Kelihatannya ada yang ngiri nih sama Alex .. “ kata Toni menggoda gue.
“ Siapa juga yang ngiri sama dia. “ jawabku serentak.
“ Oh, ternyata bener nih kalau lo lagi ngiri sama kegantengan si Alex. Ayo ngaku ! “ kata Bagos menimpali.
“ Whatever .. “ jawabku singkat.

Disaat itu, keluarlah dari mobil nek Ida, bidadari – bidadari cantik jelita. Sekali menginjakkan kaki disekolah kami, mereka bertiga langsung merubah suasana sekolah waktu itu. Semua mata tertuju kepada ketiga cewe’ yang cantik jelita itu.

Aku yang memandangi ketiga cewek itu merasa sedikit terkejut. “ Sepertinya gue kenal cewek – cewek itu. Tapi, dimana yah ?? “ pikirku yang nggak menyangka itu.
Ketika mereka bertiga datang menghampiriku, langsung membuat diriku gemetar, gugup. Gue baru lihat cewek secantik itu in all of my life. Terlebih lagi, saat mereka menghampiriku. “ Hi, kamu ! “ panggil Shela. “ Gila tuh cewek. Cantik banget yah ! “ kata Bagos dan Toni melongo. Setelah gue noleh kekanan dan kekiri, ternyata benar dia manggil gue. Berat langkah ini buat melangkah menghampiri mereka, tapi daripada kena malu, ya gue samperin aja mereka. “ Maksutmu gue ? “ tanyaku sembari menunjuk kearah gue sendiri. “ Iya, lo. Lo bisa nganterin kita keruang guru nggak ? “ Tanya Vivi. “ B .. bis .. bisa ko’ . “ jawabku yang nggak henti – hentinya gemetaran dikarenakan gugup itu.

Dan dengan langkah terbata – bata, gue nganterin ketiga cewek itu keruang guru. Tak disangka, Bagos dan Toni itupun juga ikut. Mereka itu yah. Kalau gue dapet rejeki nomplok, mereka selalu lengket ke gue.

Sebelum mereka masuk kekantor guru, Bagos dan Toni seperti biasa ngajak mereka kenalan. Gue sebenarnya sih juga ingin, tapi gimana lagi .. gue kan nggak pinter ngrayu cewek.

“ Kenalin, gue adalah Yulian Bagos Dwi Ananda. Keren kan gue. Kalau boleh kutahu, siapakah gerangan cewek – cewek cantik ini ? “ kata Bagos sembari mencoba untuk ngrayu mereka.
“ Gue Vivi .. ! “ jawab Vivi itu serentak. Sepertinya Vivi itu dah terkena rayuannya deh.
“ Kenalin, gue adalah Toni Anggoro. Orang terpintar diseluruh sekolah ini ! Kalau boleh kutahu, siapa nama kalian ini ? “ kata Toni sembari mencoba untuk ngrayu mereka.
“ Namaku Mela. Salam kenal ! “ jawab Mela yang kelihatannya juga sudah terkena rayuannya.
“ Lho, kenapa yang satunya nggak mau kenalan ma kita berdua ? “ Tanya Bagos dan Toni serentak bingung mengapa Shela itu nggak mau kenalan sama mereka berdua.
“ Ada apa, Shel ? “ Tanya Vivi berbisik.
“ Gue nggak mau kenalan sama mereka berdua. Mereka berdua itu playboy kelas teri . “ jawab Shela.

Mendengar jawaban itu, gue langsung pergi meninggalkan mereka berlima. Tapi, tak disangka, Shela waktu itu melihatku sambil tersenyum.

Setelah mereka bertiga mendaftar, mereka langsung dianter oleh bu Hilda kekelas. Sebelum sampai kekelas, seperti biasa ketiga cewe’ itu selalu ngobrol sana sini.

“ Ketiga anak tadi kelihatannya unik yah ! “ kata Vivi.
“ Iya. Apalagi si Toni itu .. Cool banget ! “ lanjut Mela.
“ Apa menariknya mereka berdua coba ? lebih menarikan orang yang berkacamata tadi donk ! “ sambung Shela.
“ Shel, jadi lo dah suka ma dia yah. Kalau begitu, kenapa lo nggak ngomong tadi ? “ sahut Mela dan Vivi serentak.
“ Gue gengsi aja. Lagian belum tentu juga kale, dia suka ma gue. “ jawab Shela.
“ Pasti dia suka ko’ sama lo. Lagipula dialah satu – satunya orang yang membebaskan kita kemaren siang. “ kata Vivi.
“ Ayo cepat anak – anak ! “ kata Bu Hilda.
“ Baik, bu . “ jawab Shela dan kedua temannya serentak.

Sementara itu dikelas gue, semua pada heboh membicarakan soal ketiga gadis tadi. Tak seperti gue yang waktu itu sedang termenung. “ Apa benar yah kalau mereka bertiga itu berasal dari lukisan itu ? “ pikirku yang kelihatannya dah nggak nyampek bisa memikirkan hal itu. Tiba – tiba disaat gue lagi melamun, penghapus tiba – tiba melayang dan kemudian mengenaiku. “ Umam, apa yang sedang kau lamunkan itu ? “ Tanya Pak Handoko. Pak Handoko adalah guru mapel Bahasa Inggris dikelas gue, Pak Handoko meskipun sikapnya terlihat tegas, tetapi dia tetap baik kepadaku. Dengan sukarela dia mengajariku les bahasa Inggris tiap sore. “ Eh, pak. Nggak ada apa – apa ko’. “ jawabku menggerutu. “ Pak, hukum saja dia. Biar kapok ! Jangan didiamin gitu aja donk, pak ! “ ujar Alex itu. Dasar Alex itu yah. Sebenarnya dia itu temen atau musuh sih ? Nggak solid amat. Andai saja gue dulu nggak doain dia supaya dia jadi ganteng, pasti dia nggak kan berani ngomong kayak gitu. “ Iya, pak. Masa Umam selalu dapat keringanan sih? Kami aja selalu dihukum ko’ kalau kami melamun seperti itu !! “ kata teman – teman sekelasku protes. Duh ini pasti dikarenakan ucapan Alex tadi. Dan dengan terpaksa, Pak Handoko itupun memanggil gue kedepan kelas. Dan tentu saja kalau gue dihukum Push Up 30 kali deh.

Setelah gue selesai jalanin hukuman gue, gue dipersilahkan duduk oleh pak Handoko. Tak lama kemudian, datanglah ketiga cewek cantik tadi. Benar – benar beruntung gue, bisa kenalan sama mereka tadi. Setelah Alex melihat mereka bertiga, jiwa playboy nya kembali muncul. Dengan omongan yang sedikit dibumbui rayuan manis, itupun langsung membuat kedua dari cewek tadi itu langsung jatuh hati kepadanya. Hal itu langsung buat Bagos dan Toni merasa cemburu. Karena Bagos dan Toni sama – sama suka dengan kedua cewek itu. Sebenarnya sih yang mau dipikat oleh Alex adalah si Shela itu, tapi entahlah kenapa dia nggak memberi respon kepadanya. Kasian deh lo, Alex. Memangnya semua cewek bakal tertarik sama wajah gantengmu itu doank. Hahaha :D .

Setelah mereka bertiga berkenalan, merekapun akhirnya duduk. Yang nggak gue bayangkan adalah ketika Shela itu datang kebangku ku dan ngomong, “ Hei, kalau lo nggak keberatan. Bolehkan gue duduk disamping lo ? “ Tanya Shela sembari memunculkan senyumannya kearahku. Bayangkan teman – teman . ‘ kearahku ‘ .. Dengan mencoba menghilangkan rasa gugup gue, gue langsung njawab, “ S .. Silahkan. Malah a .. aku senang ko’ ada teman, terlebih seorang cewe’ yang mau duduk disampingku ini. “ . Mendengar jawabanku itu, langsung membuatnya tertawa lirih. “ Lucu banget sih lo itu ! “ katanya. Ingin sekali aku bisa mendapatkan dia, sungguh dia adalah cewek pertama yang mau temenan sama gue.

Ketika jam istirahat berbunyi, gue cuman dikelas sama dia. Ngobrol ini itu sama dia. Sungguh dia adalah pendengar yang baik bagi gue. Belum ada yang seperti itu disekolah gue yang mampu mengerti dan mau mendengarku sebaik dia. Tidak hanya itu, dengan sikapnya yang baik, dia sering kasih gue support – support ke gue supaya gue nggak galau atau sedih gitu. Hingga dua hari kemudian, gue sudah nganggap dia sebagai ‘ The Best Friend ‘ gue. Pernah suatu ketika dia bertanya, “ Mam, lo dah punya pacar yah ? “ tanyanya kepadaku. “ Belum tuh. Memangnya kenapa ? Lo mau ledekin gue yah ?! “ jawabku sembari diselingi canda tawa. “ Mam, gue suka ma lo. Maukan lo jadi pacar gue ?? “ tanyanya. Mendengar dia ngomong seperti itu, gue langsung tersentak kaget nggak percaya. Gue nggak nyangka kalau Shela itu ngungkapin rasa cintanya ke gue. “ Sebenarnya .. sebenarnya sih gue mau jadian sama lo. Tapi, gue dah terlanjur janji untuk tidak pacaran sebelum bisa kerja. “ jawabku secara hati – hati supaya nggak membuat hatinya hancur. Dan ternyata benar, dia malah nggak marah ataupun kecewa. Malah dia terus kasih gue support untuk terus memperjuangin janji gue itu. “ Nggak papa ko’. Malah gue senang kalau lo punya pendirian kayak gitu. “ jawabnya sembari diselilingi senyuman hangat.

Ternyata kedekatanku dengan Shela membuat si Alex itu cemburu. Dia berusaha terus – terusan buat ngerebut Shela dari gue. Sebenarnya dengan mudah gue bisa baca tuh pikiran ama hati sang raja playboy itu. Tapi, untuk menghormatinya gue diam aja. Pernah suatu ketika, ketika aku dan Shela lagi duduk berduaan ditaman sekolah, Alex itu langsung datang dan duduk menengahi kami berdua.

“ Hi, Shela .. “ sapanya menggoda.
“ Hi, Alex. “ jawab Shela.
“ Gimana mata pelajaran hari ini, Shel ? Lo bisa atau nggak ?! “ Tanya Alex.
“ Bisa donk. Gue gitu loh .. ! “ jawab Shela berlagak.
“ Haha .. ternyata lo itu asyik juga yah . “ kata Alex menggoda.
“ Biasa aja kale. “ jawab Shela.

Melihat kedekatan mereka berdua, membuatku jealous. Tapi, karena gue dan Alex adalah sahabat. Jadi gue positive thinking aja. “ Mungkin mereka cuman sahabatan aja. “ pikirku. Eh, tak disangka – sangka setelah itu, Alex langsung narik tangan gue dan mengajak gue menjauh dari Shela.

“ Mau apa lo ngajak gue kesini, Lex ? “ tanyaku.
“ Mam. Gue pengen ngomong sesuatu ke lo. “ katanya tiba – tiba.
“ Apa ? “ tanyaku lagi.
“ Mam, sebaiknya lo jauhin Shela. Sekarang Shela adalah milik gue, jadi nggak ada gunanya lo temenan sama dia. “ jawabnya.
“ Lex, gue dan dia itu … “ kataku yang terpotong oleh omongan Alex.
“ Gue nggak mau tau. Yang terpenting adalah sekarang lo jauhin dia. Dia milik gue. Ngerti ? “ ancam Alex.
“ … “ akupun hanya bisa terdiam.
“ Nanti gue bakal pindahin tas dan buku lo kebangku gue. Sekarang bangku lo yang nempatin gue. Ngerti ? “ kata Alex yang benar – benar dah mengancamku.

Dan akhirnya gue pergi tanpa mengatakan hal apa – apa. Gue langsung lari menuju kekantin, karena gue laper tentunya. Tapi, sesampainya disana pikiran – pikiran aneh mulai merasuki kepalaku, “ Apa Alex dah jadian yah sama Shela ? “ pikirku. “ Ah, nggak mungkin. Diakan kemaren ngungkapin perasaannya ke gue. Jadi mana mungkin dia berubah secepat itu .. “ kataku supaya bisa menghibur diriku. Disaat itu datanglah Mbok Nah, yang langsung nanyain sesuatu ke gue, “ Den Umam.. Den Umam mau pesan apa ? “. Pertanyaan dari Mbok Nah itupun langsung membuatku terbangun dari lamunanku. “ Eh, pesan nasi goreng aja, Mbok ! “ jawabku. “ Alex beruntung banget sih lo itu .. Dulu lo dah ngerebut Aya dari gue, sekarang lo dah ngerebut Shela dari gue. Mau lo itu apa sih, Lex. Temen makan temen lo itu, Lex. “ batinku yang terasa hancur itu.

Disaat itu, datanglah dua sahabat baik gue. Melihat gue nggak bareng sama Shela membuat kedua sahabatku itu curiga. Pasalnya kemanapun gue berada, pasti disitu ada Shela. Dan begitu sebaliknya. Tapi entah hari ini ..

“ Loh, Shela mana. Mam ? “ tanya Bagos.
“ Iya loh. Padahal lo kemanapun selalu ada Shela disamping lo. Tapi, ko’ sekarang nggak sih, Mam ? “ sambung Toni.
“ Gue malas mikirin soal dia .. dia .. dan dia terus ! “ jawabku loyo.
“ Sebenarnya lo kenapa sih, Mam. Ko’ lo jawabnya sewot sih ?? “ kata Toni.
“ Apa ada yang gangguin lo ? Jika ada, beritahu gue. Pasti besok dia dah nggak berani ngganggu lo lagi. “ tambah Bagos berlagak kayak jago berkelahi aja. Sebenarnya iya sih.

Dan dari belakang gue tiba – tiba terdengar suara yang sepertinya gue kenal tuh suara. “ Guys, sekarang Umam bukanlah anggota teman kita lagi. “ kata Alex. Mendengar omongan Alex tadi, itupun langsung membuat gue dan kedua teman gue kaget. “ Apa ?? Lo berani mutusin hubungan persahabatan kita yang sudah bertahun – tahun kita jalani !! “ kataku yang sudah kehilangan kesabaran itu. Pertama – tama dia sudah ngerebut Aya, kemudian ngerebut Shela, eh dengan berani – beraninya dia nganggap gue bukan sebagai sahabatnya lagi. “ Lex, Umam itu dah jadi teman kita sudah lima tahun lebih. Ko’ tega – teganya lo mutusin gitu aja sih !! “ kedua temanku itu menimpali. Gue nggak nyangka, cuman karena wanita, dia tega mutusin persahabatan kita. Selamanya gue nggak kan lupa peristiwa itu. “ Alasannya cukup simple. Umam dah nggak berguna lagi buat kita. Jadi, it’s up to you now. Kau mau ikut ma dia, atau lo tetap sahabatan ma gue ?! “ kata Alex santai dalam mengatakan kata – kata itu. Dikarenakan kesabaranku sudah habis, gue langsung pukul tuh bajingan hingga dia terjatuh. Dan tentunya dia balas gue sehingga gue waktu itu langsung dibawa kerumah sakit terdekat.

Dirumah sakit, gue sendirian. Nggak ada siapapun yang mau menjengukku. Pikirku kalau mereka dah melupakan gue. Tetapi lima menit kemudian, datanglah Shela, Mela, dan Vivi. Mereka bertiga datang menjengukku. Tak lama kemudian, Bagos dan Toni itupun juga datang menjengukku. Tak disangka, mereka berdua ini setia kepadaku. “ Mam, tadi sewaktu gue ngobrol sama Alex, lo cemburu yah ? “ tanya Shela kepadaku. “ Tentu saja donk kalau dia cemburu, Shel. Lha wong dia aja suka ma lo. Bagaimana dia nggak cemburu coba . “ sahut Bagos. Mendengar jawaban dari Bagos itu langsung membuat gue tersenyum. “ Iya, Shel. Gue cemburu sama lo, ketika lo berduaan sama Alex tadi. “ jawabku terus terang. “ Ngomong – ngomong, Alex kemana ? “ tanyaku tiba – tiba. Mendengar gue nanyain soal Alex, tiba – tiba Toni itu menyanggah, “ Untuk apa sih lo mikirin soal dia. Dia aja nggak mau mikirin kondisi lo sekarang ini ko’ . Tak lama setelah itu, Shela itupun juga menimpali, “ Gue benci sama Alex. Gue nggak nyangka kalau dia yang lakuin semua ini kepadamu, Mam. “ Mendengar jawaban dari Shela itupun, langsung membuat gue ngomong, “ Sudahlah, Shel. Aku nggak rela jikalau kau juga turut menghilangkan senyum indahmu dengan kemarahanmu itu. Yang berlalu biarkan saja berlalu. “ jawabku bijak.

Keesokan harinya, gue dah diperbolehkan untuk pulang. Dan tentunya gue sudah bisa sekolah donk. Seperti biasa gue, Bagos, dan Toni selalu berangkat kesekolah bareng. Eh, tak disangka – sangka kami juga berpapasan sama Shela, Mela, dan Vivi. Oleh sebab itu, kami bertiga ajak tuh ketiga gadis itu untuk berangkat bareng. Jadilah kami the ‘ Six trio ‘.

Sesampainya disekolah, kami lihat Alex yang sedang mencoba mencari anggota untuk klub genk nya. Kasian lo, Lex. Salah lo sendiri mengapa lo keluarin gue dari anggota lo. Sebenarnya gue sih kasian melihatnya seperti itu, tapi biarin dulu ah. Supaya dia ngerti akan pentingnya hubungan persahabatan itu.

Ketika bel masuk berbunyi, kami berenam dan seluruh siswa yang lainnya segera masuk kekelas. Disana, kami mendapat murid baru lagi. Namanya adalah Siska. Ketika Shela melihat rupa Siska, sepertinya dia mengenal dirinya. Setelah diterawang, ternyata benar kalau Siska itu juga merupakan seorang peri yang berhasil selamat dari serangan kaum setan itu. “ Ternyata benar, kalau Siska itu adalah peri yang bisa meloloskan diri dari serangan kaum setan itu. “ pikir Shela. Melihat gelagak Shela yang mencurigakan terhadap Siska, membuat gue penasaran, “ Ada apa, Shel ? “ tanyaku padanya. Ternyata benar, ada yang disembunyikan oleh Shela selama ini. Itu terbukti dengan tingkahnya setelah kutanya tadi, “ Eh, n .. nggak ada apa – apa ko’. “ jawab Shela salting. Sebaiknya kita ganti peran dulu deh, bukan Umam dulu..

Setelah berkenalan, Siska itupun duduk didepan guru tepat. Bersama dengan Aya, cewek super cantik disekolah. “ Mari anak – anak, kita mulai pelajaran kali ini ! “ kata Pak Samsul, guru HADK ( Hak dan Kewajiban ). “ Baik, pak. “ jawab seluruh siswa serentak.

“ Hi, namamu Aya, iyakan ? “ Tanya Siska padanya sambil tersenyum.
“ Iya. Memangnya kenapa ? “ jawab Aya.
“ Hm, gue bolehkan nanti nginep dirumah lo ? “ Tanya Siska.
“ Lho, bukankah lo punya rumah sendiri ? “ jawab Aya keheranan.
“ Nggak. Tapi tenang aja ko’, gue bakal bayar berapapun lo mau ! “ kata Siska.
“ Ok, baik harganya mahal yah ! “ cetus Aya kegirangan.
“ Nggak masalah deh ! “ sahut Siska.

Sebenarnya sih, Aya itu nggak keberatan – keberatan amat jikalau Siska nginep dirumahnya. Aya itu dikarenakan sombong, jadinya dia hingga sekarang ini belum memiliki teman satupun. Baru kali ini hatinya itu tergugah buat nganggep Siska menjadi temannya.

Ketika si Siska itu masuk ke kehidupan Aya, membuat Aya itupun berubah. Dulunya Aya itu sombong, matre, dan sebagainya. Tapi, sekarang dia sudah suka bergaul dengan siapapun. Nggak nglihat posisi mereka, kaya atau miskin, tampan atau jelek. “ Sis, terima kasih yah ! “ ucap Aya sembari sedikit bergurau itu. Mendengar ucapan dari Aya itu, membuat Siska bingung, “ Lho, kenapa lo berterima kasih segala. Memangnya gue dah ngasih lo apa ?? “. “ Iya sih, lo belum pernah kasih gue apa – apa. Tapi lo itu dah ngasih seseuatu yang jauh lebih berharga daripada emas dan berlian. “ jawab Aya sembari diselingi tawa. Tetap aja Siska itu nggak ngerti apa yang diomongin si Aya. Maklumlah, Siska itu orangnya sedikit tulalit. “ Apa maksutmu, gue nggak ngerti deh ? “ . Sembari diselingi tawa, Aya itu menjawab, “ Ah memang dasar lo aja yang tulalit. Gitu aja nggak ngerti sih. Lo itu sudah ngasih gue ikatan persahabatan taug. “. Akhirnya setelah itu, mereka berdua tertawa bareng.

Balik lagi kecerita gue, bersama ketiga peri itu. “ Shel, apa lo yakin kalau Siska itu juga merupakan salah satu peri yang berhasil meloloskan diri ketika negeri kita hancur ? “ Tanya Vivi. Dengan mantap, Shela itupun menjawab, “ Pasti. Gue yakin jikalau Siska itu merupakan peri yang berhasil lolos dari serangan bangsa setan. “ Ketika itu, Mela itu langsung menyangga, “ Tapi, Shel. Kelihatannya dia nggak ingat sama sekali kalau dia itu peri. Bagaimana bisa lo ngomong kalau dia adalah peri juga. “. Mendengar sanggahan dari kedua temannya itu, membuat Shela berpikir sejenak, “ Aku ini bisa merasakan jiwa seorang peri. Aku nggak tau kenapa Siska bisa hilang akan ingatannya itu, tapi yang jelas, dia adalah peri sama seperti kita bertiga. “. Shela merupakan puteri mahkota dari bangsa peri. Dia mewarisi kekuatan dari ibunya, Mavis. Yang mampu mendeteksi kehadiran seorang peri. Selain itu, dia mempunyai kekuatan yang luar biasa lainnya.

Sementara itu, Raja Setan, Hell yang mengawasi mereka lewat mata Mela, hanya bisa tertawa terbahak – bahak. Mereka merasa beruntung karena berhasil mengetahui rahasia mereka lewat mata Mela itu. “ Hahaha. Akhirnya aku tahu juga siapa penerus tahta dari ratu peri itu. “ kata Raja Setan, Hell. “ Mavis, kau benar – benar cerdik memilih puteri kita sebagai penerusmu. Dengan membunuhnya, pasti gue bakal mendapat kekuatan yang luar biasa. “ lanjut Raja Setan, Hell. Sebenarnya Hell itu adalah seorang manusia biasa. Ketika, dia bertemu dengan Peri Mavis, yang waktu itu masih remaja. Mereka mempunyai hubungan special. Tapi, hal itu dilarang oleh Raja Peri Askar. Seketika itu juga, Hell itupun meninggalkan Mavis, yang waktu itu sedang mengandung. Dikarenakan dendam, diapun mulai belajar ilmu – ilmu hitam dari seorang dukun sakti yang bernama Sugeng. Dibawah bimbingannya, dia menjadi orang yang tidak tertandingi oleh siapapun. Setelah dia berhasil menguasai seluruh ilmu dari si dukun sakti itu, Hell itupun langsung membunuhnya. Tapi, sebelum meninggal dia mengatakan kalau hanya sepuluh peri yang terpilihlah yang bisa membunuhnya. Jadi yang bisa mengalahkan Raja Hell sekarang ini adalah sepuluh peri yang bisa meloloskan diri waktu Raja Setan itu menyerang kerajaan peri beberapa waktu lalu.

“ Sebenarnya apa yang mau direncanakan oleh yang Mulia yah ? “ Tanya Sura mengintip gerak gerik Raja Hell.
“ Aku harus cari tau soal hal ini. Jangan sampai dia melanggar sumpah gaib itu. “ batin Sura berbisik.

Kembali kesekolahku yang mana same always. Gue hari ini ingin mengajak Shela untuk diperkenalkan ke orangtuaku. Ketika bel pulang berbunyi, sebelum Shela pulang, gue ajak dia naik mobil sport gue. Sebenarnya sih, Shela dah nolak, karena hari ini dia capek banget. Tapi, demi gue, jadi dia ngikut gue aja. Sesampainya dirumah, gue langsung kenalin dia sama kedua orangtuaku dan juga adikku. Kelihatannya sih mereka setuju – setuju aja.

“ Namamu siapa, nona ? “ Tanya ayah dan ibuku serentak.
“ Namaku Shela, Om dan Tante. “ jawab Shela.
“ Shela ? Shela aja ? “ Tanya adikku, Danang.
“ Shela Agrista, dik ! “ jawab Shela sembari tersenyum.
“ Ehm. Sekarang kalian dah mulai pacaran yah ! “ kata ibuku berdehem.
“ Apaan sih, ibu ini. Nggak ko’. Gue sama dia ini cuman temenan. Gue kan dah pernah ngomong kalau gue nggak pacaran dulu sebelum gue bisa kerja. “ jawabku menyanggah omongan ibuku.
“ Hm, padahal kalian berdua ini sudah cocok sekali loh. “ kata ayahku mengalihkan suasana.
“ Iya, Om. Benar kata Umam, kita takkan pacaran dulu sebelum kita bisa bekerja. “ jawab Shela.
“ Bagus. Jikalau besok kalian berdua jadian. Ayah dan Ibu, bakal ngerestuin ko’. “ kata ayah dan ibu gue yang benar – benar ramah itu.
“ Ngomong – ngomong, kamu tinggal dimana, Shel ? “ Tanya ayahku.
“ Aku sudah nggak punya orangtua lagi. Sekarang aku tinggal bersama dengan nenekku, Nek Ida. “ jawab Shela sedikit murung.
“ Wah, jadi lo itu cucunya Nek Ida yah ! Itu bagus. Nek Ida adalah sahabat baik ayahku dulu ! “ kata ayahku.

Setelah itu, kami semua ngobrol seperti biasa. Dua jam kemudian, karena waktu sudah sore, Shela itu memutuskan untuk pulang. Karena gue nggak tega biarin dia pulang sendiri, jadinya gue anter aja tuh Shela pulang.

Sesampainya dirumah Nek Ida, gue langsung ketakutan. Ini dikarenakan tatapan sinisnya kepadaku. Hampir – hampir gue kencing dicelana saking takutnya melihat tatapannya itu. Tetapi setelah kudengar suaranya, gue dah kembali tenang deh. Ternyata nek Ida itu begitu ramah. Hal itu dilihat oleh Shela dan kedua temannya, sehingga mereka bertiga tertawa terbahak – bahak melihatku yang barusan takut melihat Nek Ida. Tak lama setelah itu, gue mutusin untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan waktu maghrib. Dan tentunya, gue nggak boleh pulang lebih dari jam segitu, karena nanti gue bisa kena marah sama ibuku.

Malam harinya, dikediaman Nek Ida. Nek Ida langsung melakukan perundingan dengan mereka bertiga. Nek Ida menyuruh mereka bertiga untuk nggak mudah percaya sama seseorang yang belum dia kenal. “ Kalian bertiga, nenek tau kalau kalian bertiga ini adalah peri yang baru mengerti adat dan perilaku manusia sekarang ini. Jadi, nenek berpesan kepada kalian untuk tetap waspada kepada manusia jaman sekarang ! “ kata nek Ida menyampaikan nasehat kepada mereka bertiga. “ Memangnya kenapa, nek ? apa semua manusia itu jahat ?! “ Tanya Vivi. “ Nggak semuanya. Tapi, kebanyakan dari manusia itu menyukai kalian dari segi fisik kalian yang cantik dan manis kalian saja. “ jawab nek Ida pelan. “ Kutahu jikalau kalian bertiga ini sudah mengerti arti dari jatuh cinta itu. Tapi, tetaplah waspada kepada pria – pria jaman sekarang ini. Karena kebanyakan diantara mereka adalah buaya darat. “ kata nek Ida menjelaskan. Ketiga peri itu yang sekarang ini merasakan kasmaran itu, nggak berani berkata apa – apa lagi, terlihat dimuka mereka bertiga memerah dikarenakan mereka lagi kasmaran sama seseorang disekolah. Mereka cuman mengangguk – angguk mengiyakan nasehat dari nek Ida tadi. “ Bagus, sekarang sebaiknya kalian bertiga tidur. Besok pagi – pagi, kalian harus bersekolah ! “ kata nek Ida menyuruh mereka bertiga untuk cepat tidur. “ Baik, nek. “ jawab Shela dan kedua temannya itu.

Keesokan harinya, ketika mereka bertiga berangkat kesekolah, mereka dicegat oleh lima pasukan setan. Misi mereka adalah untuk menangkap Shela, dan membawanya ke Raja Hell. “ Berhenti ! “ ucap salah satu pasukan setan itu. Dengan sedikit curiga, Vivi itupun bertanya siapa mereka, “ Siapa kalian berlima ini ? Jawab ! “. Disaat itu, Shela langsung menyahut pertanyaan dari Vivi tadi, “ Tunggu, Vi. Mereka berlima ini merupakan anak buah Raja Setan, Hell. “. “ Haha .. Ternyata sebagai peri yang menyamar jadi manusia kau lumayan tulalit yah, Vi ! “ ejek Azura. Setan Azura ini nggak bisa dianggap remeh, dikarenakan dia merupakan salah satu pimpinan pasukan setan yang hebat. “ Mau apa kalian kesini ? “ Tanya Vivi. Dengan sedikit tertawa, Azura itupun menjawab, “ Aku cuman mendapat satu perintah dari Raja Hell. Dan perintah itu adalah membawa Peri Shela kehadapannya. Dan untuk teman – temannya, gue disuruh membunuhnya ! “. Mendengar penjelasan dari Azura itu, langsung membuat Peri Shela dan kedua sahabatnya kaget. Dan disaat itu juga pertarungan diantara mereka dimulai.

“ Hmph. Kau pikir kau bisa mengalahkanku, Shel ? “ ledek Azura.
“ …. “ Shela hanya tersenyum.
“ Apa ? “ Azura kaget melihat Shela ada dibelakangnya, dan langsung menodongnya.
“ Hmph. Kelihatannya aku masih tetap bisa mengalahkanmu, Azura ! “ jawab Shela.
“ Sial. Kalian, bantu aku ! “ kata Azura yang memanggil keempat setan tadi guna membantunya.

Tapi, disaat itu, keempat setan tadi sedang bertarung dengan Mela dan Vivi. Benar – benar ceroboh banget Azura itu. Menyerang Shela tanpa persiapan apa – apa terkecuali omong kosongnya yang gede.

“ Sial. Sebaiknya aku kabur. Pertarungan kita belum selesai sampai disini, Shela ! “ kata Azura sambil menyampaikan pesan perpisahan.
“ Kapanpun gue siap lawan lo lagi. “ jawab Shela.

Dan akhirnya Azura dan keempat anak buahnya itu menghilang. Setelah mereka berlima menghilang, terjadi sesuatu kepada Shela. Sikap dan sifatnya itu mulai berubah. Ketika dia belum sepenuhnya berubah menjadi jahat, dia menyuruh Mela dan Vivi itu untuk ikut melakukan formasi bintang. “ K .. Kalian, cepat bentuk f .. formasi bintang ! “ kata Shela menyuruh kedua sahabatnya itu untuk membentuk formasi itu. “ B .. baik ! “ jawab Mela dan Vivi. Dan akhirnya mereka itu membentuk formasi bintang. Sebenarnya formasi itu akan lebih sempurna, jikalau kesepuluh peri itu bersatu, tapi hari ini, hanya tiga peri yang membuat formasi itu. Hingga segel itu nggak bisa menyegel sepenuhnya jiwa setan yang ada pada Shela.

Setelah mereka selesai melakukan ritual itu, mereka kembali keraga mereka masing – masing, dan segera melanjutkan perjalanan mereka kesekolah. Hari itu, mereka nggak mau diantar sama sopirnya Nek Ida, karena nek Ida lagi butuh supirnya itu untuk mengantar dia ke pameran seni rupa diluar kota. Sesampainya disana, ternyata benar. Mereka terlamabat dua puluh menit, dan sesuai dengan hukum sekolah, mereka nggak diperbolehkan masuk kedalam kelas sebelum pelajaran dari Pak Joni itu selesai. Kasian banget mereka itu.

Seusai jam pelajaran Pak Joni, Shela dan kedua sahabatnya itu diperbolehkan untuk masuk kembali. Tapi, dengan sebuah teguran tentunya. Ketika Shela masuk, dia nggak mendapati gue berada dibangku gue. Tapi, malah si Alex yang ada dibangku gue .. “ Ngapain lo ada disini ? Inikan bangkunya Umam. “ kata Shela sedikit sebel. Mendengar Shela ngomong seperti itu, si Alex langsung menimpali, “ Oh, si cupu itu yah. Dia sudah gue pindahin kebangku lama gue. “ jawabnya sombong. “ Dengan begitu, kita berdua bisa duduk bareng, kan ? “ katanya. “ Ogah. Gue nggak mau duduk sama orang songong kayak lo !! “ bentak Shela. Tak beberapa lama kemudian Pak Andre itupun masuk ke kelas, dan dengan terpaksa sekali, dia duduk deh disamping Alex yang songongnya itu minta ampun.

Ketika jam istirahat tiba, ketika gue lagi asyiknya makan bersama Bagos dan Toni, datanglah Mela dan Vivi yang menanyakan kemana Shela berada. “ Hi, guys ! “ sapa Mela. “ Hi. Ada apa sayang ? “ balas Toni. Mendengar kalau Toni nyebut dia pake sayang – sayang gitu, membuat Mela kesal. Sehingga dicubitnya tuh pipi si Toni yang tembem. “ Sayang .. sayang. Memangnya gue mau jadian yah sama lo ?? “ ledek Mela. Melihat tingkah Toni dan Mela yang kocak itu, membuat gue dan yang lainnya itupun tertawa terbahak – bahak. “ Oh ya, kalian bertiga lihat Shela, nggak ? “ Tanya Vivi kembali ketopik permasalahannya. “ Nggak tuh. Memangnya dia kemana ? “ jawabku singkat. “ Bukankah tadi, dia masih dikelas bersama si Alex itu ? “ lanjut Bagos menimpali. “ Nggak. Tadi dia keluar kelas seorang diri. Kata teman – temannya Alex sih, dia nggak tau kemana perginya Shela. “ jawab Mela. “ Tapi menurut salah seorang siswa yang lain. Mereka melihat Shela lagi diajak sama Alex kesuatu tempat gitu. “ lanjut Vivi. Mendengar penjelasan dari Mela tadi, langsung membuat hati gue nggak tenang. Jangan – jangan si Alex itu mau berulah lagi kepada Shela. “ Jangan – jangan. Dia diajak si Alex ketempat itu.. “ kataku tiba – tiba keluar dari mulutku.

Sementara itu, disebuah taman yang indah dan permai. Ternyata kekhawatiran gue itupun terbukti. Ternyata Alex itu mengajak Shela kesana. “ Here we are. Ini adalah taman cinta ! “ kata Alex sambil tersenyum. Melihat gelagak yang nggak jelas dari si Alex, langsung membuat Shela itupun curiga, “ Apa tujuanmu membawaku kesini, Alex ? “ Tanya Shela. Sembari tertawa licik, Alex itupun menjawab, “ Barang siapa manusia yang datang kesini, pastilah hatinya akan berubah dan langsung tergoda dengan seorang pria disampingnya. Makanya taman ini disebut dengan taman cinta. “. Tiba – tiba terdengar suara dari dalam hatinya Shela, “ Kau nggak perlu khawatir, Shela. Pengaruh sihir taman ini nggak kan bisa untuk mengalihkan rasa cintamu itu kepadanya. Karena kau ini adalah peri ! “. Mendengar suara yang mengatakan hal itu dari batinnya, membuat Shela tenang. Setelah dia membuka matanya lagi, dia langsung menampar Alex, “ Ternyata rencanamu itu nggak berhasil, Lex ! Cintaku padanya terlalu besar buatmu untuk bisa mengalihkannya. So goodbye ! “ kata Shela yang langsung cabut dari taman itu. Dasar Alex itu, dia sudah dibutakan oleh rasa cintanya yang bertepuk sebelah tangan itu. Ku mohon lo berhati – hati lagi, Umam dan Shela.

Sementara itu, ketika Nek Ida masih dalam perjalanan menuju kota Solo untuk menghadiri pameran seni rupa. Tiba – tiba dia mendengar suara yang entah dari mana arahnya, “ Nek Ida, Aku adalah ibu kandung Peri Shela. “ kata Ratu Mavis, melalui telepati. “ Siapa yah ? “ Tanya Nek Ida. Mendengar Nek Ida ngomong sendiri, langsung membuat Pak Joko itu penasaran, “ Nyonya ngomong sama siapa ? “ Tanya Pak Joko keheranan. “ Nggak. Nggak kepada siapa – siapa ko’. “ jawab Nek Ida. Disaat itu terdengar lagi suara asing itu, “ Aku adalah Ratu Peri Mavis. Aku minta tolong jangan biarkan ketiga peri yang kau asuh itu merasakan indahnya jatuh cinta. “ kata Ratu Mavis, melalui telepati. “ Memangnya kenapa ? “ batin Nek Ida. “ Jikalau mereka sudah merasakan indahnya jatuh cinta, mereka bertiga akan kehilangan kekuatan mereka. Dan disaat itulah, Raja Setan akan mampu membangkitkan sang Raja Iblis. Dan dengan itu, maka seluruh alam semesta ini akan musnah. “ jawab Ratu Mavis, melalui telepati. Dan setelah itu, suara aneh itupun nggak terdengar lagi. Setelah mendengar kata – kata dari Ratu Peri Mavis itu, membuat nek Ida bertanya – tanya.

Kembali lagi, kesekolah. Dimana gue dan keempat teman gue lagi bingung mencari Shela sekarang ini. Eh, tak disangka – sangka, waktu itu Shela nongol. Jadi, kita berempat nggak perlu susah – susah nyari dia, hehe :D

“ Darimana aja lo, Shel ? “ Tanya Mela dan Vivi khawatir.
“ Gue baru aja diajak si Alex itu kesuatu tempat. “ jawab Shela tenang.
“ Hm. Dia mengajakmu ke taman cinta, kan ? “ sahutku.
“ Iya. Dia pikir bisa membuatku mencintainya hanya karena mitos yang ada ditaman itu. Yang mengatakan jikalau seorang pria dan wanita datang ketempat itu, maka mereka berdua bakalan saling jatuh cinta. Tapi nyatanya nggak tuh. “ cetus Shela.
“ Memang ada misteri apa sehingga taman itu disebut dengan taman cinta ? “ Tanya Vivi dongo.
“ Sebenarnya taman itu adalah sebuah lembah. Dulunya, didaerah sini terjadi pertarungan hebat antara sebuah kerajaan dengan kerajaan yang lainnya. Tapi, dengan bersatunya sebuah cinta dari pemuda dari kerajaan satu dengan kerajaan yang satunya dilembah ini, maka perang itu bisa dihentikan. Dan sejak saat itulah taman itu disebut dengan taman cinta. “ jawabku yang mengetahui sejarah maupun mitos tempat itu. Hehe, hebatkan gue itu :D. Bangga deh gue suka membaca pelajaran Sejarah sekarang ini.

Yah jelas saja Shela itu nggak terpengaruh sama mitos demikian, lha wong dia aja peri, bukannya manusia. Jadi effect dari mitos itu nggak berlaku kepadanya. Hal itu membuat gue semakin curiga kalau Shela itu bukanlah manusia. Lebihnya lagi, gue semakin yakin kalau Shela dan kedua temannya itu adalah wanita yang ada dalam lukisan yang ada dikamar nek Ida. Sebenarnya pengen sekali gue nanya soal ini, tapi enggaklah. Nanti malah buat dia kecewa dan marah sama gue …

Setelah itu, gue, Bagos, dan Toni memutuskan untuk kembali kekelas, biasa lah, untuk mengerjai bu Hilda yang benar – benar bikin gue dan kedua teman gue ill feel banget. Omongannya nggak karuan, sikapnya selalu pesimis kepada murid – murid, terlebih kepada kami, agak gendut, dan banyak deh pokoknya. “ Eh, gimana sebelum bel masuk berbunyi, kita jahilin dulu Bu Hilda, supaya mengingat masa lalu. “ kata Bagos mengutarakan ide bangusnya itu. “ Ide bagus itu. Semenjak mereka bertiga datang kesekolah ini, kita jadi nggak kayak dulu lagi. Nggak suka lagi godaiin Bu Hilda dan cewek – cewek lain disekolah ini. “ lanjut Toni. “ Iya ya. Pantesan, nilai sikap dan kepribadian kita akhir – akhir ini selalu dapat A terus. Oke deh, gue setuju .. “ jawab gue menyetujui ide mereka berdua.

Disaat itu kami semua segera menuju kekantor guru. Dan Bamm, tepat sekali Bu Hilda lagi ada dikantor seorang diri lagi. Dengan rencana yang sudah kami susun secara rapi, kami semua itupun melaksanakan hasil dari rencana itu.

“ Bu Hilda .. “ sapaku memanggil Bu Hilda.
“ Oh, Umam, Toni. Ada apa ? “ Tanya Bu Hilda ramah.
“ Pak Hakim manggil tuh ! “ jawab Toni berbohong.
“ Ah, yang bener. Okedeh, dimana dia sekarang ? “ Tanya Bu Hilda yang langsung salting itu.
“ Dia ada didepan UKS sekarang ini, bu ! “ jawabku meyakinkan.
“ Baiklah. Ibu dandan dulu yah, kalian boleh pergi sekarang ! “ kata Bu Hilda yang alay itu.

Setelah selesai dandan, Bu Hilda itupun langsung menuju keruang UKS yang dimaksut. Tapi dia nggak tau kalau jebakan kami untuk ngejahilin Bu Hilda itu sudah siap 100 %.  “ Gimana, sukses ? “ Tanya Bagos pada kami berdua. “ Tentu saja donk. Kami gitu looh. “ jawabku yang berlagak itu. Ketika menunggu 10 menit, ternyata Bu Hilda nggak datang – datang juga. “ Duh lama banget tuh guru Gendut dandannya yah. “ gerutu kami bertiga. Eh nggak disangka – sangka setelah menunggu selama 12 menit itu, Bu Hilda itupun nongol. Ketika melihat dia jalan, langsung membuat kita bertiga merasa mual mau muntah. Gimana nggak coba, lha dia jalannya, dandanannya, dan sikapnya kayak anak ABG gitu. “ Nggak tau umur dia itu. “ ketusku.

Ketika Bu Hilda akan membuka tuh pintu UKS, tiba – tiba terdengar suara air jatoh dari atas pintu dalam UKS itu. Byurr. Melihat Bu Hilda berhasil jatoh dalam perangkap kami bertiga, langsung membuat kami tertawa terbahak – bahak. “ Hahaha .. Sepertinya ibu perlu mandi deh ! “ ejekku dan kedua teman baik gue. “ Yes, It’s remind me of our old days ! “ kata kami bertiga serentak sembari bersorak. Eh, tak disangka – sangka waktu itu Bu Hilda marah besar ke kami bertiga. Hanya dengan menatap mata guru gendut itu, langsung membuat kami ketakutan luar biasa. “ Bagos, Toni, Umam !! Jikalau kalian kepengen mengingat masa lalu kalian. Maka ibu akan tunjukkan kepada kalian masa lalu kalian itu !!! “ kata Bu Hilda yang marah besar itu. “ Lari !!! “ sahut kami bertiga setelah melihat kemarahan dari Bu Hilda itu. Tak disangka – sangka, guru yang gendut itu mempunyai kecepatan seperti tornado topan. Sehingga dengan mudahnya dia berhasil menangkap kami sekaligus.

“ Kalian bertiga kepengen mengenang masa lalu kalian, kan ? Maka ibu akan tunjukkan setelah ini apa  masa lalu kalian itu ! “ ujar Bu Hilda marah sekali.
“ Nggak .. nggak perlu ko’, Bu. Kami dah mengenang masa lalu kami ko’. “ jawabku dan kedua temanku itu ketakutan.
“ Oh, jadi kalian sudah mengingatnya yah. Bagus kalau begitu, sekarang ibu akan nunjukin sebagian masa lalu kalian yang belum kalian ingat. “ kata Bu Hilda.
“ Apa itu, Bu ? “ Tanya Toni.
“ Memberikan KALIAN HUKUMAN !!! “ jawab Bu Hilda dengan suara yang teramat keras.

Dan akhirnya kami bertiga diajak oleh Bu Hilda menuju ketoilet. Disana kami bertiga disuruh mengepel seluruh toilet. Karena mendengar keluhan dari Bagos, Bu Hilda malah nambahin hukuman kami yaitu ngepel seluruh kelas. Coba bayangkan, toilet di sekolah kami itu luasnya minta ampun, apalagi seluruh kelas kami ???
“ Ini gara – gara lo sih, Gos. Kenapa lo tadi ngeluh kepada Bu Hilda. Jadinya gini deh ! “ kataku menggerutu.
“ Ah, bawel banget sih lo itu, Mam. “ jawab Bagos sedikit ngomel.
“ Sudah .. Sudah. Nggak ada gunanya kalian berdua beradu mulut seperti itu. Tugas ini masih lama. “ tegur Toni.

Disaat itu, datanglah beberapa siswa siswi lain. Merekapun menanyakan pada kami, “ Widiih, kenapa kalian bertiga, Sob ? “ Tanya salah seorang siswa itu. Dengan sedikit mengeles, gue itupun njawab, “ Lagi kerja bakti nih, itung – itung dapat pahala. Iyakan teman – teman ? “. “ Waw, jikalau begitu. Bolehkan kami semua ikut bantu kalian mengepel ? “ Tanya siswa – siswi itu serentak. Ketika itu, kami bertiga melihat Bu Hilda yang lagi ngawasin kami. Karena itu, kami nggak berani meminta pertolongan para siswa – siswi itu. “ Nggak perlu. Kami bisa sendiri ko’. Sebaiknya kalian masuk kelas sana, nanti kalian kena hukuman loh sama Pak Anton ! “ jawabku sambil sedikit menakut – nakuti mereka semua. “ Hm, ya udah. “ akhirnya mereka semua itupun pergi. Disaat itu, eh malah Bu Hilda langsung menghampirin kami, “ Bagus yah kalian itu. Sudah berani nyuruh murid – murid lain untuk ikut bantu kalian. “ ucap Bu Hilda yang benar – benar sinis. “ N .. nggak ko’, Bu. Mereka tadi cuman datang kesini karena kepengen ke toilet doank. “ jawabku menjelaskan kronologinya. “ Hmp. Baik. Ibu percaya, sekarang sebaiknya selesaikan pekerjaan ini sebelum jam pelajaran akhir dimulai. Ngerti ? “ kata Bu Hilda. “ Baik, Bu ! “ jawab kami bertiga serentak.

Akhirnya setelah tiga jam ngepel, pekerjaan itu akhirnya selesai juga. Setelah itu, kami memutuskan untuk langsung masuk kekelas. Pikir kami setelah kerja rodi itu, enaknya hari ini digunakan untuk santai – santai, tidur – tiduran didalam kelas. Eh, nggak nyangkanya jam ini adalah jamnya Biologi yang diajar oleh Bu Hilda.

Ketika Bu Hilda masuk kedalam kelas, Bu Hilda hanya mendapati kami bertiga yang masih tertidur pulas itu. Sebenarnya Bu Hilda sudah manggil – manggil kami bertiga untuk bangun, karena ini jamnya pelajaran. Memang karena kami bertiga anak – anak bandel, jadinya nggak denger. Setelah tiga penghapus itu melayang mengenai kepala kami bertiga, barulah kami bertiga bangun.

“ Selamat Siang, anak – anak ! “ salam pembuka dari Bu Hilda.
“ Siang, Bu .. ! “ jawab siswa – siswi serentak dengan suara yang bersemangat. Terkecuali kami bertiga.
“ S .. Siang, Bu ! “ sahut kami bertiga lemes.
“ Bagos, Toni, Umam .. !!! “ Bu Hilda itu berteriak membangkitkan kami bertiga yang masih loyo.
“ I .. iya. Ada .. ada apa, Bu ? “ Tanya kami bertiga kaget.
“ Kalian ini yah. Selalu buat ulah aja. Padahal beberapa hari ini, nilai perilaku dan sikap kalian selalu ‘ A ‘ loh. “ jawab Bu Hilda ngomel.

Mendengar kami bertiga diomeli oleh Bu Hilda, membuat Shela, Mela, Vivi, dan Siska itu tersenyum. “ Mereka bertiga lucu juga yah ! “ kata Shela lirih. “ Iya yah. Kupikir mereka bertiga itu orang yang kaku, ternyata perhitunganku salah. “ lanjut Mela lirih. “ Untung kita mempunyai teman – teman seperti mereka bertiga itu. Gokil banget ! “ kata Vivi melanjutkan. “ Ya, Aya. Siapakah mereka bertiga itu ? “ Tanya Siska yang polos itu. Siska itu adalah siswi yang paling polos dikelas, sehingga dia mudah dibohongi oleh teman – temannya. Tapi, untungnya ada si Aya yang selalu melindunginya. “ Mereka bertiga ini adalah Trio pembuat onar disekolah. Mereka bertiga sukanya gangguin cewek – cewek polos, ya sepertimu ini. “ kata Aya menasehati. Mendengar nasehat dari Aya itu, Siska itu masih terlihat bingung itu. “ Tapi, lucu juga yah mereka bertiga itu. “ kata Siska yang mulai memunculkan senyuman manisnya itu. “ Eh, Sis. Ternyata lo bisa juga yah tersenyum manis kayak gitu. Gue pikir lo cuman cewek yang polos gitu aja. “ ujar Aya sedikit diselilingi canda tawa. “ Ah, dasar lo aja yang nggak pernah lihat gue tersenyum aja, Ya. Makanya sering – sering lo itu ngajak ngobrol gue. “ jawab Siska sembari diselingi tawa.

“ Ok, sepertinya hukuman tadi pagi belum memuaskan kalian, kan ? Jadi, sebaiknya kalian kedepan sini deh ! “ kata Bu Hilda menyuruh kami bertiga untuk maju kedepan.
“ Mau kenapa lagi, Bu ? Kami sudah cukup kena hukuman tadi pagi ko’ ! “ jawab Toni menggerutu.
“ Sudah, jangan banyak ngomel. Cepat kesini !! “ kata Bu Hilda lagi.
“ Baik, Bu ! “ jawab kami bertiga loyo.

Setelah kami semua maju kedepan, kami kira kami akan dihukum berdiri sampai jam pelajaran selesai. Tapi, enggak. Malah Bu Hilda menghukum kami dengan mengajukan pertanyaan. Barang siapa yang bisa menjawab, maka mereka dipersilahkan untuk duduk. “ Coba, Umam. Kata Bu Arina, kau adalah orang tercedas dalam mapel Bahasa Inggris. Coba jawab pertanyaan ibu ! “ kata Bu Hilda. “ Baik, bu. “ jawabku. “ The Sun are the most important energy on this world. How do you explain to me, why is that ? “ kata Bu Hilda sembari mengajukan pertanyaan kepadaku pake Bahasa Inggris. “ The Sun are the most important one, because there is no live on earth if there’s no Sun. The detail is, because the Sun transmitting Ultraviolet light which needful for the plants to doing photosynthesis process. Also, If there is no Sun, on Earth will just have night, and most cold temperature one. Therefore, The Sun are the most important energy on all of universe. “ jawabku dengan santai menjawab pertanyaan dari Bu Hilda itu. Mendengar jawabanku tadi yang begitu rinci dan benar, semua siswa – siswi yang ada dalam kelas bertepuk tangan kepadaku. Termasuk Shela dan kedua temannya itu. Terkecuali si Alex, yang ternyata dah benar – benar membenciku itu. “ Ok, it’s good. Umam. I think you’re smart boy indeed. I hope as your teacher, I will recommend you to following English Study Contest on Universitas Paramadina soon. “ puji Bu Hilda, bahkan dia mau merekomendasikanku untuk bisa mengikuti lomba Bahasa Inggris yang akan diadakan di Universitas Paramadina. Senangnya hati gue hari itu. Untung setiap hari, gue belajar sama Pak Handoko, jadi gue nggak kelabetan njawab pertanyaan dari Bu Hilda itu. “ Baiklah, Umam. Sekarang kau boleh duduk ! “ kata Bu Hilda ramah. “ Baik, bu ! “ jawabku.

Kemudian, giliran Bagos lah yang diberi pertanyaan. Sebagai orang cerdik dalam pelajaran sejarah, Bu Hilda itupun memberi pertanyaan, “ Ok, Bagos. Dengar – dengar kau pintar dalam pelajaran sejarah oleh Bu Bita. Jadi, bisakah kau jawab satu pertanyaanku ini. “ kata Bu Hilda. “ Apapun pertanyaannya, pasti gue siap ko’. “ jawab Bagos tenang. Mendengar jawaban dari Bagos yang terlihat tenang itu, membuat Bu Hilda memunculkan sedikit senyumnya, “ Julius Caesar merupakan pemimpin kekaisaran Roma pada tahun 49 SM – 44 SM. Dimasa kepemimpinannya, Julius Caesar bisa menyatukan seluruh Romawi dibawah kekuasaannya, serta mengatasi pemberontak – pemberontak, seperti Gaul, dan sempat juga menghentikan perang saudara antara Republik Romawi dengan Kekaisaran Romawi. Tapi, kesuksesan dari Julius Caesar itu menimbulkan kecemburuan politik beberapa anggota Senat. Pertanyaannya adalah Siapa yang membunuh Julius Caesar itu, dan tepat pada hari apa ? Silahkan dijawab, Bagos ! “ kata Bu Hilda sembari mengajukan pertanyaan kepada Bagos. Dengan sigap itupun, Bagos menjawab, “ Ok, Julius Caesar ketika umurnya sudah 55 tahun, dia dibunuh di Curia Pompey, Roma pada tanggal 15 Maret 44 SM. Dan pembunuhan itu dilakukan oleh Marcus Junius Brutus dan beberapa Senator Romawi. “ Mendengar jawaban Bagos yang begitu lugas itu, membuat seisi kelas sunyi sepi, dikarenakan Bagos berhasil nyeritain sejarah Romawi dengan tepat. Tak lama setelah itu, teman – temannya itu menyorakinya dengan tepuk tangan. “ Hebat kau, Bagos. Aku bangga kepadamu. Sekarang, kau boleh duduk kembali ! “ kata Bu Hilda. “ Terima kasih, Bu ! “ jawab Bagos.

Selanjutnya, Bu Hilda itu memberikan pertanyaan kepada Toni. Toni ini adalah teman gue yang paling pandai soal pelajaran mengenai antariksa. Biasalah, cita – citanya kan ingin pergi ke Mars suatu hari nanti. “ Ok, kau yang terakhir, Ton ! Ibu cuman mau bertanya sesuatu ke kamu. Karena, kata Bu Rika kau pandai dalam bidang antariksa. Ibu akan kasih kamu pertanyaan yang ada hubungannya dengan antariksa. “ kata Bu Hilda ramah. “ Siap, bu ! “ jawab Toni. “ Ok, Jikalau bintang di suatu galaxy mati, padam. Maka, apa yang akan terjadi ? “ kata Bu Hilda mengajukan pertanyaan. Mendengar pertanyaan dari Bu Hilda yang terhitung mudah itu, membuat Toni sedikit tersenyum, “ Jikalau sebuah bintang sudah kehilangan kekuatannya, maka dia mulai hancur. Proses kehancuran itu membuat Black Hole disuatu galaxy. Black Hole itu merupakan vacuum cleaner dalam tata surya, yang mampu menyedot benda apapun yang berada dalam jarak radius gravitasinya. Sekarang ini sudah ada milyar triliun jumlah dari Black Hole. Menurut pengamat antariksa, digalaxy bima sakti ini sudah ada lebih dari 10 ribu Black Hole. “ Mendengar jawaban dari Toni yang juga sama – sama benar itu, membuat Bu Hilda nggak percaya mereka bertiga memang benar – benar anak yang jenius. Ya, walaupun mereka bandelnya minta ampun. “ Ok, Berikan tepuk tangan untuk mereka bertiga. Ternyata kalian bertiga ini jenius juga yah. Cuman sayang, bandelnya nggak karuan. Silahkan duduk kembali, Toni. “ kata Bu Hilda. Bersamaan dengan itu, terdengar sorakan tepuk tangan dari teman – temannya. “ Ok, anak – anak. Sekarang kita mulai pelajaran kita hari ini ! “ kata Bu Hilda sembari mulai membuka buku cetaknya. “ Baik, bu ! “ jawab siswa – siswi serentak.

Setelah 76 menit jam pelajaran dari Bu Hilda itu diakhiri dengan berbunyinya bel pulang. Tentu saja, setelah Bu Hilda keluar dari kelas, para murid – murid itupun bergegas untuk pulang. “ Bete banget gue hari ini. “ ketusku. “ Emangnya kenapa loh ? “ Tanya Bagos dan Toni serentak. “ Sekarang gue nggak bisa duduk disamping Shela lagi. “ curhatku. Mendengar curhatanku itu, Bagos dan Toni itupun mencoba buat menghiburku, “ Udah. Nggak papa kok. Yang terpenting cintanya masih untukmu, Mam ! “. Benar – benar setia mereka berdua itu pada gue, padahal gue belum pernah kasih mereka apa – apa. “ Makasih yah, atas supportnya. “ jawabku sambil menundukkan kepala. Kayak mengheningkan cipta aja, hehehe :D

Sementara itu, Shela dan kedua temannya itu ketika melihat Aya dan Siska belum pulang, mereka bertiga itupun menghampiri Aya dan Siska. “ Hi, Aya, Siska ! “ sapa Vivi manis. “ Kalian bertiga ini .. ? “ kata Aya dan Siska. “ Iya. Kami ini adalah Shela, Mela, dan Vivi ! “ jawab Shela. Mendengar gelagak mereka, membuat Aya dan Siska itupun curiga, “ Ada perlu apa kalian menghampiriku ? “ Tanya Siska. “ Sis, gue cuman kepengen ngomong sama lo sebentar. “ jawab Shela. “ Baik. Tapi kita bicaranya nggak disini yah. “ bawel Siska. Siska itu yah, kalau sama Aya saja dia nggak bawel – bawel amat. Tapi, kalau selain Aya, waduuh bawelnya minta ampun deh.

Dan disaat itu, Shela dan kedua temannya itupun diajak kerumahnya Aya. Rumah yang begitu megah dengan suasana interior dan exterior yang menakjubkan. “ Gue buatkan minum dulu, yah ! “ kata Aya sembari menuju kedapur untuk menyiapkan minuman buat mereka bertiga. “ Sekarang, apa yang mau kalian bicarakan denganku ? “ Tanya Siska. “ Sis, apa lo nggak ingat jikalau kau ini adalah seorang peri ? “ jawab Shela langsung ketopik pembicaraan. Mendengar jawaban dari Shela itu, membuat Siska itupun tertawa, “ haha.. Peri ? Gue ini manusia, bukannya peri tau ! “. “ Apa kau nggak bisa mengingat tentang masa lalumu itu, Sis ? “ Tanya Mela kemudian. “ Nggak. Sudah jangan ngegombal aja ah. “ kata Siska yang mulai risih dengan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan mereka bertiga.

Tak lama kemudian, minuman dan sepiring biscuit itupun sudah siap diatas meja. Dan tanpa mengobrol apa – apa setelah itu, mereka berlima itupun menyantap hidangan yang disajikan oleh Aya. “ Jadi, seperti inikah Shela itu .. Dia pintar sekali menarik orang – orang untuk mau bersahabatan dengan dirinya. Pantesan, Alex, Umam bisa suka ma dia. Sedangkan gue, gue ini apa ? gue nggak setara dengan dia. “ batin Aya sedikit cemberut. “ Ah, apaan sih gue ini. Gue kan dah punya Siska disamping gue, dengan ada dia disampingku selama ini, dia bisa mengobati semua rasa pilu ini. “ batin Aya yang sudah mulai bangkit lagi. Tak lama kemudian, setelah mengobrol sana sini, mereka bertiga memutuskan untuk pulang. Sebelum itu, Shela itupun menyelipkan sepucuk surat didalam saku celana Siska. Siska itu tahu kalau sebenarnya Shela itu menyelipkan sepucuk surat itu didalam saku celananya. Supaya Aya nggak tau, Siska itupun pura – pura nggak tau aja.

Didalam perjalanan pulang, seperti biasanya mereka sering ngobrol sana sini. Katanya sih, supaya mereka bertiga nggak jenuh. “ Eh, Shel. Apa lo yakin kalau Siska itu adalah peri ? “ Tanya Vivi tiba – tiba. “ Iya. Kelihatannya dia tadi dah ngomong jujur deh kalau dia bukan peri, sama seperti kita ini. “ Mela itupun menambah omongan dari Vivi tadi. “ Gue yakin kalau Siska itu adalah Peri Bumi, Siska. “ jawab Shela yang masih saja percaya kalau Siska itu adalah salah satu peri yang dicari – cari olehnya itu.

Sebenarnya sepuluh peri yang meloloskan diri itu, selain mereka bertiga, ada tujuh yang ternyata hilang dibumi. Biar nggak bingung, sebaiknya gue kasih tau siapa nama – nama peri itu, dan apa gelar mereka semua.

-          Shela, Peri Khayangan – Matahari dan Bulan.
-          Mela, Peri Cinta – Bintang dan tata surya.
-          Vivi, Peri Langit – Meteor dan Komet.
-          Siska, Peri Bumi – Kelima element ( Air, tanah, api, udara, dan petir )

Sementara keempat itu saja yang sudah kuketahui dari kesepuluh peri yang terpilih oleh Dewa Fenix itu. Yang keenam, I do not know yet. But I hope I will do.

Keesokan harinya, Tepat hari minggu. Shela dan kedua temannya itu berniat untuk pergi kerumah gue. Untung waktu itu, seluruh keluarga gue, termasuk adik gue itu sedang pergi keluar kota. Jadi, gue dan kedua sahabat baik gue bisa ngobrol bersama ketiga cewek itu di rumah.

“ Wah, kalian dah datang rupanya ! “ kataku setelah membukakan pintu buat mereka bertiga.
“ Tentu saja donk. Kami bertiga inikan selalu tepat waktu. “ jawab Mela.
“ ( Sambil masuk kedalam rumah ) Ko’ sepi yah. Memangnya orangtuamu kemana ? “ Tanya Shela.
“ Mereka lagi keluar kota. Ada tugas mendadak gitu ! “ jawabku.

Disaat kami berempat lagi asyik – asyik ngobrol muncullah Bagos dan Toni dari dapur. Memang sih, ketika Shela dan kawan – kawannya datang, gue sama kedua sahabat baik gue lagi membuat kue dan buat es jus.

“ Hi .. ! “ sapa Bagos dan Toni mesra.
“ Hai .. “ balas Mela dan Vivi serentak.
“ Kalian berdua ? ko’ bisa ada disini ? “ Tanya Shela kaget.
“ Mereka berdua ini lagi bantu gue buat kue juga sekalian buat es jus. Hehe ! “ jawabku.
“ ( Memuji ) Hebat kalian itu. Sekarang bolehkan kami bantu kalian, supaya kerjaannya bisa cepat selesai ? “ Shela menawarkan diri untuk ikut membantu kami bertiga.
“ Silahkan, jikalau kalian nggak takut muka kalian jadi hitam. Hehe ! “ kataku bergurau.
“ Thank, ya. Darling ! “ kata Bagos dan Toni menggoda Mela dan Vivi.
“ ( Sebel ) Darling … darling, emangnya kami berdua ini pacar lo apa !! “ jawab Mela dan Vivi.
“ Hahaha … “ Gue dan Shela itupun tertawa melihat tingkah mereka berempat.

Dilain pihak, dinegeri Peri yang sudah kehilangan cahayanya dan digantikan oleh kegelapan yang menyelimuti seluruh negeri itu. “ Hmph. Mawar, keluarlah. Tunjukkan rupamu itu sekarang juga ! “ kata Raja Hell yang mengetahui kedatangan Penyihir jahat Mawar. Tiba – tiba dibelakang Raja Hell itu keluarlah asap hitam, dan dari situlah, Mawar itupun muncul. “ Haha .. Seperti biasa. Kau selalu bisa mengetahui kedatanganku, Raja Hell. Hihihi ! “ jawab Mawar sembari tertawa. “ Bagaimana dengan keadaan Ratu Mavis, Mawar ? “ Tanya Raja Hell. “ Dia baik – baik saja, Yang Mulia. Dia nggak kan bisa melakukan apapun jikalau dia nggak bangun. Dan hanya ketiga manusia pilihanlah yang bisa membangunkannya dari tidur panjang. “ jawab Mawar. Mendengar penjelasan dari Penyihir Mawar itu, membuat Raja Hell tertawa terbahak – bahak. Hingga tawa itu bisa didengar oleh seluruh negeri Peri.

Sementara itu diluar negeri Peri, muncullah Peri Kehidupan, Anatasya. Dia merupakan salah satu peri terkuat dinegeri Peri. Dialah satu – satunya peri yang mampu menyaingi kekuatan Peri Shela. “ Kelihatannya Ratu Mavis dalam masalah nih. Sebaiknya gue tolong dia sekarang ! “ kata Anatasya lirih. Ketika itu, terdengarlah suara dari Ratu Mavis melalui telepati yang menyuruh Peri Anatasya itu untuk turun kedunia manusia, dan mencari keberadaan kesembilan peri yang berhasil lolos beberapa bulan yang lalu. “ Tidak, Anatasya. Kau jangan menolongku disini ! “ kata Ratu Mavis. “ Tapi, sang Ratu .. “ sanggah Anatasya. “ Kau nggak kan menang melawan Mawar, si nenek itu jikalau sepuluh peri itu belum bersatu. “ jawab Ratu Mavis. “ Cari mereka semua, Anatasya. Dan carilah puteri Shela. Jangan sampai dia dikendalikan oleh kutukannya. “ kata Ratu Mavis. “ Tapi, bagaimana aku bisa mencari mereka. Lha aku saja nggak tau dimana mereka ini sekarang ko’. “ sahut Anatasya. “ Carilah mereka semua didunia manusia, di bumi ! Mereka semua ada disana sekarang ini ! “ jawab Ratu Mavis. Dan kemudian suara telepati dari Ratu Mavis itupun akhirnya menghilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar