Suatu hari,
disekolah SMA terfavorit di Jakarta, terdapatlah seorang siswi yang terkenal
akan kecupuannya. Sehingga, dia selalu dijahili oleh teman – temannya. Terlebih
lagi para siswa.
Mereka selalu
membully siswi itu, dimanapun dan kapanpun, ketika dia berada disekolah.
Terlebih lagi, kelima siswa yang mengatas namakan diri mereka sebagai ‘ The
Fiveth ‘ yang beranggotakan, Umam, Danang, Ryan, Susilo, dan Aris. Mereka
berlima merupakan para idola cewek di sekolah, karena selain mereka mempunyai
rupa yang tampan dan menawan, mereka berlima juga selalu menjadi juara dalam
balap motor maupun mobil.
“ Heh, apa kalian lihat Niken sicupu itu?! “ tanya Umam.
“ (ketakutan) K.. Kami nggak ngelihat! “ jawab dua orang siswa.
“ (mengancam)
Awas aja, kalau kalian bohong. Gue hajar lo! “ ucap Danang.
Disaat itupula,
terlihat dari kejauhan kalau siswi cupu yang bernama Niken Prida Maharani itu
barusaja tiba disekolah. Seperti biasanya, dia datang kesekolah dengan
mengendap – endap supaya genk The Fiveth itu nggak membully dia lagi. Ternyata
usaha dari Niken itu nggak membuahkan hasil, karena meskipun dia datang
kesekolah secara sembunyi – bunyi, dia tetap aja ketahuan oleh The Fiveth itu.
Sial banget sih nasibnya!
“ Heh, gadis cupu. Kemari! “ panggil Umam.
“ (menoleh) Aku? “ sahut Niken.
“ Iya, bodoh
amat sih lo itu! “ jawab Ryan.
Dan akhirnya
Niken itupun menghampiri mereka. Sesampainya disana, dia tetap aja dijahili.
Bahkan kali ini lebih parah lagi, Umam dan Danang menaruh ulat tepat ke leher
Niken. Seketika itu juga, Niken itupun langsung menjerit sekeras – kerasnya,
dan tak lama setelah itu diapun akhirnya pingsan.
Memang sih,
sebagai siswi yang cupu, ditambah lagi dari keluarga yang miskin menjadikan
sebab dia dibully disekolah SMAN 1 Jakarta itu. Entah kenapa bisa begini,
mungkin ini sudah merupakan adat sekolah itu sejak 65 tahun yang lalu tatkala
sekolah ini berdiri.
Tanpa mengenal
rasa bersalah, The Fiveth itupun langsung ninggalin Niken yang tersungkur
pingsan itu begitu saja. Mereka menyuruh kepada para siswa dan siswi lainnya
untuk jangan membantunya. Setelah mereka bertiga pergi, datanglah tiga orang siswi, yang bernama
Astrid, Shela, dan Viona. Mereka nggak tega melihat Niken dijahili sampai
seperti itu oleh The Fiveth, mereka bertiga langsung menggendong Niken yang
masih nggak sadarkan diri itu menuju ke UKS. Dan disanalah, Niken itupun
dibaringkan.
“ (iba) Kasihan banget yah, Niken ituh! “ ucap Astrid.
“ (geram) Memang keterlaluan amat tuh The Fiveth. Mereka berlima
itu nggak mempunyai hati!! “ lanjut Shela.
“ (menangis)
Niken.. Niken, jangan kau mati, Ken.. Niken! “ ucap Viona.
Viona merupakan
salah seorang teman terbaik yang dimiliki Niken. Viona merupakan siswi yang
terkenal terlalu mendramatisir. Apapun yang dilihatnya yang selalu menyedihkan
ataupun menyakitkan, pasti dia langsung menangis. Bahkan, beberapa hari lalu,
tatkala dia menonton sinetron yang sedih ditelevisi, diapun langsung menangis
sekeras – kerasnya, sampai para tetangga pada denger suara tangisannya itu.
Yah, meskipun begitu Niken dan kedua temannya itu masih menganggapnya sebagai
The Best Friends mereka.
Tak lama
kemudian, dua orang guru yang bernama Pak Bustanul Arifin dan Pak Sulhan Mujab
itu datang menjenguk Niken di UKS. Mereka berdua menanyakan kepada ketiga
temannya itu penyebab Niken sampai pingsan kayak gini. Setelah mereka
mengetahui kalau sebenarnya yang melakukan hal ini kepada Niken adalah The
Fiveth, mereka berdua itupun langsung memanggil genk The Fiveth tersebut.
Setelah mencari
– cari diseluruh sekolah dan kantin, mereka berdua nggak menemukan keberadaan
genk pembuat ulah itu. Namun, setelah mendengar keterangan dari Trio Bawel,
yaitu Tiara, Lisa, dan Rihanna, yang merupakan pacar dari Umam, Danang, dan
Ryan, mereka akhirnya menemukan keberadaan The Fiveth sekarang ini. Ternyata
selama ini mereka berlima itu lagi asyik nongkrong dikantin luar sekolah makan
bakso.
“ (berdehem) Ehm..! “ ucap Pak Bus.
“ (menyapa) Halo, Pak Bus dan Pak Mujab. Sini, biar kami traktir
bakso! “ jawab Aris.
“ Iya, enak loh Pak! “ lanjut Umam.
“ Atau bapak kepengen pizza? Tinggal pesan aja, nanti kami ko’ yang
bayarin! “ ucap Danang.
“ Umam, Danang, Ryan, Susilo, dan Aris. Kalian semua ikut bapak
sekarang! “ suruh Pak Bus.
“ (heran) Kenapa, pak? “ tanya Ryan.
“ Udah, ikut
aja! “ jawab Pak Mujab.
Dengan terpaksa akhirnya mereka berlima itupun
mengikuti ajakan dari kedua guru tadi. Namun, tatkala mereka sampai digerbang
sekolah, mereka berlima itupun akhirnya kabur. Seperti biasa!
“ .. Lari!! “ teriak Umam.
“ Waduh, mereka
berlima pada lari! “ ucap Pak Bus dan Pak Mujab.
Benar – benar
bandel mereka berlima itu. Namun, mau gimana lagi, memang seperti itulah sikap
dan perilaku mereka setiap hari. Kedua guru itu hanya bisa menghela napas dalam
– dalam, dan kemudian tertawa.
Dua jam
kemudian, akhirnya Niken itupun tersadar dari pingsannya itu. Ketika dia sadar,
dia melihat kalau ketiga sahabat baiknya itu sudah tidur disampingnya. Hal itu
membuat Niken sedikit tersenyum melihat mereka bertiga yang masih aja care
padanya.
“ (tersadar) Aduuh, kepalaku..! “
“ .. kalian..? “
“ (tersenyum)
Ternyata kalian bertiga masih care padaku. Makasih teman – temanku! “
Sepulang dari
sekolah, seperti biasa genk The Fiveth itu melancarkan aksinya lagi. Dan tentu
saja, target mereka kali ini masih sama, Niken. Entah mengapa mereka berlima
selalu ngincar Niken, saya selaku penulis pun masih belum tau alasannya.
Ketika Niken
lagi menunggu ketiga teman baiknya yang hari ini dah janji mau nganterin Niken
pulang digerbang. Datanglah, Umam dan Danang yang waktu itu cuman berpura –
pura minta maaf kepada Niken atas insiden tadi ketika jam istirahat.
“ (memelas) Ken..! “ panggil Umam.
“ (curiga) Mau apa kalian berdua kemari? Belum puas yah, ngejahilin
aku? “ ucap Niken.
“ (memelas) Ken, kami kesini.. kami kesini mau minta maaf kepadamu
a.. atas kejadian tadi! “ jawab Umam.
“ (percaya begitu aja) Benarkah itu, Mam? “ tanya Niken.
“ ... “ Danang mengedipkan mata.
“ Bener donk,
Ken! “ jawab Umam.
Dan seketika
itu juga, ketiga teman Umam yang lainnya itu menghampiri Niken dari belakangnya
dan kemudian mengguyurkan air sungai padanya, sehingga Niken waktu itu langsung
basah kuyup.
“ (tertawa) Hahaha.. Rasain tuh, Ken! “ mereka berlima itupun
tertawa.
“ (geram) Kalian.. apa yang kalian berlima lakuin sih padaku??! “
Niken benar – benar marah kala itu.
“ (menangis) B.. bajuku.. bajuku, basah?! “ lanjut Niken.
“ Tentu saja
basah, diguyur air ko’ nggak basah sih?! “ ledek Susilo.
Karena Niken
udah nggak kuat nahan emosinya, akhirnya diapun langsung menampar Umam.
Untungnya sebelum tamparan Niken itu mengenai wajah Umam, diapun langsung
memegang tangan Niken.
“ Kau berani
yah, nampar gue!? “
Disaat itulah,
akhirnya ketiga teman Niken itupun sampai ditempat Niken yang sekarang ini dah
basah kuyup yang benar – benar malu dan marah itu.
“ (kasihan) Astaga, Niken..! “ ucap Astrid, Shela, dan Viona.
“ (mengancam) Lihat aja, Mam. Suatu saat nanti, gue bakal jadi satu
– satunya cewek yang lo dan teman – teman lo kejar – kejar. Bahkan, kalian akan
saling membenci dan bersaing untuk merebut cintaku!! “ ucap Niken.
“ (meremehkan) Aduhh, kami takut. Takut! “ ucap mereka berlima.
“ Sudahlah, Ken. Sebaiknya kita pergi dari sini! “ ucap Shela.
“ Ayo, teman –
temanku! “ jawab Niken.
Keesokan harinya,
masih sama seperti hari – hari sebelumnya, genk The Fiveth itu masih aja terus
mengganggu Niken. Bahkan, hari demi hari, gangguan darinya malah semakin parah.
Entah, kapan sumpah dari Niken itu bakal menimpa mereka berlima. Namun, satu
hal yang pasti, sumpah dari Niken itu bakal menjadi kenyataan suatu saat nanti.
Dua hari
kemudian, The Fiveth itu mengadakan sebuah pesta meriah yang mereka adakan
disekolah. Dengan ijin dari Abah Nadjib yang selaku kepala sekolah tentunya.
Mereka berlima itupun mengajak seluruh teman – teman mereka yang keren, kaya,
dan para juara tentunya. Sementara yang nggak masuk kriteria tadi, nggak
diperbolehkan untuk mengikuti pesta itu.
Sementara itu,
dirumahnya, Niken yang nggak tau persyaratan ikut pesta itu terus – terusan
ngeyel untuk pergi ke pesta itu. Bahkan, Vita yang merupakan kakaknya sendiri
itu tidak digubrisnya.
“ Ken, kamu mau kemana? “ tanya Bu Susi.
“ Niken mau pergi ke pesta, bu! “ jawab Niken.
“ (heran) Pesta? Setahu kakak, nggak ada tuh yang pernah ngundang kamu
ke pesta, Ken? “ ucap Vita.
“ Ah, kakak ini. Pesta ini merupakan pesta yang diadakan oleh
sekolah, kak. Jadi, Niken harus ikut! “ jawab Niken.
“ Terserah kamu aja, adikku! “ ucap Vita.
“ Makasih, kak!
“ jawab Niken.
Niken waktu itu
berangkat dengan rasa pede yang besar. Dia nggak tau kalau namanya itu tidak
masuk dalam daftar peserta yang ikut dalam pesta itu.
Sesampainya
disana, Niken langsung dikejutkan dengan tamu – tamu pesta itu yang terlihat
mewah, dan kelihatannya mereka semua merupakan orang – orang elit.
“ Astaga. Kenapa orang – orang elit ada disini? “
“ Bukankah ini
merupakan pesta sekolah biasa aja. Ada apa ini sebenarnya? “
Tak lama
kemudian, Umam, Danang, dan Ryan itupun akhirnya menghampiri Niken yang waktu
itu lagi termangu.
Begitu melihat
mereka bertiga, Niken itu yakin kalau pesta ini diadakan buat ngejahilin dia
doank.
“ Wah.. wah, ternyata si cupu datang juga yah? “ ucap Umam.
“ Umam? Jadi ini merupakan pesta lo! “ tanya Niken.
“ Tentu saja, M’lady. “ jawab Umam.
“ (mencoba mendekat)Hei, teman – teman. Kalau lo marah seperti ini,
lo terlihat manis, Ken.. si cupu! “ ejek Ryan.
“ Jangan mendekat!! “ kata Niken.
“ Udahlah, biarkan aja dia! “ ucap Umam tiba – tiba.
“ Kenapa, kak? “ tanya Danang.
“ Nggak ada.
Jikalau kita mengusir tamu kita, maka reputasi kita bakal jadi buruk! “ jawab
Umam.
Dan akhirnya
mereka bertiga itupun meninggalkan Niken seorang diri. Namun, tak lama
kemudian, datanglah Trio Bawel. Tentu saja, pertengkaran dan adu mulut diantara
mereka nggak bisa ter elakkan.
“ (sapa sinis) Helloww, gadis cupu! “ ucap Tiara.
“ (menoleh) Gawat, trio bawel! “ batin Niken.
“ (sinis) Ternyata pacar gue juga mengundangmu kesini rupanya?
Dasar nggak berguna! “ kata Tiara.
“ Guys, sebaiknya kita lakuin sesuatu ke dia..! “ ajak Tiara.
“ Apa yang
bakal lo lakuin ke gue? “ tanya Niken.
Seketika itu
juga, Trio Bawel itu langsung melempari Niken pake kue yang lagi hangat diatas
meja.
Melihat
kejadian itu, Umam, Danang, dan Aris itupun langsung menghentikan perbuatan
Trio Bawel itu. Melihat perlakuan Umam, dkk. Membuat Tiara, dkk merasa cemburu.
Pasti mereka bertiga udah pada jatuh hati kepada gadis cupu itu. Batin Tiara,
dkk.
“ (menarik tangan) Hentikan, Tiara! “ ucap Umam.
“ (kesal) Apa – apaan sih, sayang? “ jawab Tiara.
“ Hentikan apa yang lo lakuin ke Niken sekarang juga! “ ucap Umam.
“ Kenapa sih, kamu ngebela gadis cupu ini? “ tanya Tiara.
“ Apa lo nggak punya malu, he? Mengerjainya dikala banyak orang
kayak gini!? “ jawab Umam.
“ .... “ Tiara
terdiam.
Seketika itu
juga, Tiara itupun akhirnya pingsan. Melihat Tiara pingsan, Umam itupun
langsung menggendongnya dan membawanya menuju ruang UKS yang dia buka jikalau
nanti ada apa – apa.
Sementara itu,
Niken itupun hanya bisa terdiam menyaksikan peristiwa itu. Dan tak lama
kemudian, diapun akhirnya pergi. Niken itu takut jikalau dia bakal dijadiin
dalang dalam peristiwa itu. Sebenarnya sih, tidak. Umam, dkk itu nggak
menyalahkan Niken dalam masalah ini. Namun, Niken nya aja yang parno.
Keesokan
harinya, tepat hari minggu, Umam itupun mengajak Tiara kencan ditempat
biasanya.
“ Say, mengapa kamu ngajak kencan gue hari ini. Padahalkan kita kan
pada tau kalau kita hari ini banyak urusan? “
“ Ra, haruskah gue ngomong soal ini berkali – kali? Semenjak kamu
ikut ajang modeling itu, kita berdua jarang seperti ini lagi! “
“ Iya, gue tau itu..! “
“ Kalau gitu, bisakah lo nyisain waktu sedikit aja buatku, buat
hubungan kita? “
“ (pergi) Maaf,
kalau itu, gue nggak bisa. Say! “
Tak lama
setelah itu, Tiara itupun meninggalkan Umam seorang diri. Disana, Umam hanya bisa
termangu mendengar jawaban Tiara tadi. Dia benar – benar nggak percaya kalau
Tiara nggak bisa meluangkan waktunya buat dia lagi. Semenjak dia ikut dalam
ajang modeling sekolah, dan selalu dapat juara 1.
Terbesitlah
dalam pikiran Umam kalau dia harus ngakhirin hal ini secepatnya, supaya dia dan
Tiara bisa bersama lagi. Meskipun itu berarti, dia harus menghancurkan impian
Tiara dalam ajang modeling itu.
Tak jauh dari
tempat itu, Umam itupun melihat Niken yang lagi mengantarkan pesanan kue
kerestoran dimana Umam sekarang ini berada. Melihat Niken, mulai memunculkan
ide gila ke pikiran Umam untuk menggunakan Niken sebagai alat untuk
menghancurkan impian Tiara dalam ajang modeling. Umam itu tau kalau Niken itu
merupakan siswi yang paling cantik dan manis disekolah. Namun, karena kelakuan
dan sikapnya seperti orang cupu, jadi menutupi kecantikannya itu. Apalagi dia
make kacamata super gede kayak gitu.
Disamperinnya
Niken itu tatkala dia hendak memarkirkan sepedanya itu. Begitu melihat Umam
menghampirinya, Niken itupun langsung berniat buat cabut aja. Namun, karena kue
ini harus dianter saat itu juga, ya mau gimana lagi?
“ Niken..! “
“ (sinis) Lo lagi..? “
“ Lo sedang apa disini, Ken? “
“ (sinis) Bukan urusan lo! “
“ (melirik kearah kue) Hm, ternyata lo nganter kue rupanya. Boleh
minta satu? “
“ (sinis) Nggak boleh. “
“ Oke.. oke.
Sepertinya lo nggak suka kalau gue ada disini. Jadi, gue bakal pergi! “
Setelah itu,
Umam itupun akhirnya pergi meninggalkan Niken seorang diri. Entahlah, apa yang
dipikirkan olehnya, kata Niken.
“ Huh, akhirnya dia pergi juga! “
“ Hey, tumben dia nggak ngejahilin gue. “
“ Dah,
whatever. Sebaiknya gue segera nganterin kue ini, dan langsung pulang! “
Keesokan
harinya, ketika jam istirahat berbunyi. Umam itu merencanakan hal yang licik kepada
Niken. Dia kepengen naruh uang kas sekolah ini ke tasnya Niken. Dan diapun
akhirnya menyuruh Tiara untuk melakukan hal ini.
Dengan patuhnya
pula, Tiara itupun nurut aja apa maunya Umam yang masih pacarnya itu.
“ Ra, gue punya satu permintaan buat lo! “
“ Apa itu, Say? “
“ Lo mau kan naruh uang kas sekolah ini ke tasnya Niken! “
“ Maksutmu, si gadis cupu itu!? “
“ Ya! “
“ Baiklah, namun sebagai gantinya lo minggu depan nonton ajang
modeling itu! “
“ Okelah. Itu
bisa diatur ko’! “
Disaat teman –
teman lagi pada keluar buat istirahat, Tiara secara diam – diam itupun langsung
mendatangi kelas Niken. Disana, diapun tanpa pikir panjang lagi langsung
menaruh sebuah amplop yang isinya merupakan iuran kas sekolah.
“ Mati lo, gadis cupu! “
“ Dengan
begini, tinggal menunggu waktunya saja lo bakal dikeluarin dari sekolah ini. “
Setelah Tiara
menaruh amplop itu kedalam tasnya Niken, diapun langsung keluar dari kelas
Niken. Dan langsung kembali kekelasnya.
Tak lama
kemudian, jam istirahat itupun selesai. Semua siswa dan siswi itupun kembali
kekelasnya masing – masing. Namun, beberapa menit kemudian, terdengarlah suara
dari sound yang berada diatas disetiap kelas. Dalam suara itu, menyebutkan
kalau uang iuran kas sekolah yang berjumlah 45 juta itu telah hilang. Seketika
itu juga, para guru pada sweeping guna mencari uang itu disetiap kelas.
Setelah
diselidiki oleh para guru, dan Umam yang merupakan ketua OSIS, ternyata mereka
menemukan uang kas itu didalam tasnya Niken.
Niken benar –
benar kaget melihat amplop yang sedang dicari – cari oleh para guru dan OSIS
itu berada didalam tasnya.
“ (tegas) Niken, amplop apa ini? “ tanya Pak Bus.
“ (terkejut) Astaga, inikan amplop iuran kas itu?? “ lanjut Pak
Bus.
“ (batin) T..
tidak mungkin. B.. bagaimana amplop itu bisa ada didalam tasku? “ ucap Niken.
Setelah
diperiksa, para guru itu sudah tidak menemukan uang iuran itu didalam amplop
itu. Tentu saja, mereka menduga kalau Niken telah mencurinya. Dan seketika itu
pula, Niken dipersalahkan dalam masalah ini.
Ketika
mengetahui hal itu, Niken itupun hampir dikeluarkan dari sekolah. Namun, Umam
itupun menolak. Dia menyuruh para guru untuk tidak mengeluarkan Niken dulu,
karena ini belum pasti kalau Niken lah yang mencuri uang itu. Karena ini
permintaan dari Umam, yang merupakan putra dari pendiri dan pemilik sekolah
itu, jadi para guru itupun nggak jadi mengeluarkan Niken. Namun, sebagai
gantinya, Niken itupun disuruh untuk mengganti rugi atas uang itu. Yaitu,
dengan mengganti uang sebesar 45 juta tersebut.
Tatkala
mendengar kalau dia harus mengganti uang yang sebesar itu, Niken itupun
langsung jatuh pingsan. Dia bingung mau nyari uang sebanyak itu darimana,
sementara keluarganya aja merupakan orang yang hidup pas – pas san.
Untunglah,
ketika dia tersadar, datanglah Umam yang langsung menawarinya sebuah pekerjaan,
yang dalam waktu dua minggu bisa digunakan buat lunasin utang sekolah itu.
“ (menoleh) Umam, lo ada disini? “
“ Iya. Gue yang nggendong lo kesini, Ken! “
“ Mau apa lo ada disini? “
“ Gue mau nanya sesuatu ke lo. “
“ Apa itu? “
“ Apa lo bener – bener nggak nyuri tuh uang? “
“ (serius) Benar, Mam. Gue nggak pernah nyuri tuh uang, sepeserpun!
“
“ Sekarang gimana lo bakal bayar tuh uang? “
“ Gue.. gue bakal nyari sebuah kerjaan! “
“ Apa lo gila? Uang sebanyak itu, lo mau nyari kerja kemana? “
“ G.. gue nggak tau! “
“ Gini aja deh. Gue bakal ngasih lo kerjaan selama dua minggu ini.
“
“ (ego) Apa? Nggak. Gue nggak mau! “
“ Yah, sayang sekali. Padahal gajinya lumayan gede loh. Dalam dua
minggu aja dah bisa lo gunain buat bayar tuh uang kas! “
“ (berpikir sejenak) ... “
“ Oke, gue terima! “
“ Pekerjaan apa yang lo kasih ke gue? “
“ Nggak berat – berat amat ko’. Cuman lo mesti jadi pelayanku untuk
waktu dua minggu ini. Semua yang gue suruh, lo mesti nglakuinnya. Mesti suka
atau tidak! “
“ Apa? Nggak. Gue nggak mau! “
“ Gitu yah. Jadi, lo cuman nunggu aja sampe lo dijebloskan ke
penjara. “
“ (berpikir kembali) .. “
“ (setuju)
Okedeh, gue terima. “
Akhirnya Niken
itupun setuju dengan tawaran yang diajukan oleh Umam tadi. Ternyata hingga
kini, rencana Umam itu masih berjalan sesuai rencana.
Ketika jam
pulang berbunyi, seperti biasa. Niken menunggu teman – temannya digerbang
sekolah. Melihat Niken menunggu, hal itu tidak disia – siakan oleh Umam. Diapun
langsung menghampiri Niken.
“ Halloww, Ken! “
“ Jiah. Lo lagi, lo lagi..! “
“ Sekarang udah waktunya buat lo untuk kerja denganku! “
“ (kaget) Apa? Bukankah mulainya besok! “
“ Bukankah, lebih cepat lebih baik, Ken! “
“ ... “
“ Okelah. “
Dan seketika
itupula, Niken itupun dibawa oleh Umam kerumahnya. Sesampainya disana, Niken
itupun langsung takjub melihat rumah Umam yang begitu gede itu.
Disana, diapun
langsung bekerja melayani Umam dalam waktu dua minggu ini. Apapun yang disuruh
oleh Umam, dia kerjakan. Seperti ngerjain PR Umam, nyuci pakaian Umam, masak
buat Umam, dsb.
Dua hari
kemudian, The Fiveth itu ngumpul dirumah Umam. Disana, mereka mendiskusikan
tentang siapa yang bakal ngelawan genk Kozi itu dijalan dalam lomba balapan
mobil.
“ Gimana ini? Genk Kozi itu nantang kita buat balapan! “ kata Ryan.
“ Tidak ada cara lain lagi, selain dengan melawannya! " jawab
Umam.
“ Ini gara – gara lo, Mam. Andaikan saja lo nggak ngerebut Tiara
dari Wahyu, mungkin semuanya nggak bakal jadi gini! “ ucap Susilo.
“ Sekarang, siapa yang bakal maju buat ngelawan mereka? “ tanya
Aris.
“ Biar gue, Danang, dan Ryan yang melawannya! “ jawab Umam.
“ Andaikan saja, Handy masih ada disini! “ ujar Danang.
“ Entahlah,
sekarang ini dia ada dimana? “ jawab Umam.
Tak lama
kemudian, Umam itupun memanggil Niken untuk segera membawakan minuman buat
mereka. Begitu melihat Niken, mereka berempat itupun langsung kaget. Karena,
mereka berempat nggak menduga kalau Niken bekerja dirumah Umam.
“ (kaget) Niken, lo ada disini? “ tanya Danang.
“ Ya, itu karena kakak lo yang nyuruh gue! “ jawab Niken.
“ Hebat banget lo, Mam. Bisa nyakinin gadis cupu tapi sinis itu? “
ucap Ryan.
“ Gue gitu looh. “ jawab Umam.
“ Ayo, Ken.
Ikut sebentar denganku? “ pinta Danang.
Tanpa menolak,
Niken itupun menurut aja perintah dari Danang. Ketika mereka berdua pergi
kesuatu tempat, Danang menanyakan apa yang terjadi sehingga Niken itu mau
bekerja melayani Umam itu. Dan tanpa ragu – ragu lagi, Niken itu menjawab kalau
sekarang ini dia lagi butuh uang untuk nggantiin uang kas sekolah yang senilai
45 juta itu.
Karena iba,
Danang itupun mencoba memberikan uang 45 juta itu ke Niken. Namun, sayangnya
Niken itu menolak. Dia nggak kepengen dapat uang dari belas kasihan orang lain.
Lagipula, dia enjoy menjalani tugas ini. Setelah itu, diapun akhirnya
meninggalkan Danang seorang diri yang lagi termangu itu.
Sore harinya,
Umam, dkk siap buat hadapin genk Kozi itu dalam ajang balapan mobil. Mereka
nggak tau, kalau hari ini adalah hari sialnya. Karena, Wahyu, ketua dari genk
Kozi itu telah menyiapkan sebuah jebakan untuk menghabisi mereka berlima.
“ (sinis) Heh, dimana ketua lo? “ tanya Wahyu.
“ Dia nggak kan lama lagi ko’ kesini! “ jawab Danang.
“ Apa lo pikir kali ini,
genk lo bisa menang melawan genk gue? “ tanya Wahyu.
“ (sombong) Hmph. Kita berlima bakalan ngalahin lo sama seperti
biasanya! “ jawab Ryan.
“ Hmph. Kita
lihat saja nanti! “ ucap Wahyu.
Dua puluh menit
kemudian, akhirnya Umam itupun datang juga. Kedatangan Umam dimarkas genk Kozi
itu membuat para penonton bersorak meriah. Mereka semua yakin kalau kali ini,
The Fiveth genk bakal menang lagi.
Namun, disaat
tengah malam, ketika balapan itu hampir dimulai, Wahyu itu memberi sebuah
syarat kepada Umam.
“ Sebelum kita mulai balapan kali ini, gue kepengen ngasih sebuah
syarat ke lo! “
“ Apa itu? “
“ Jikalau kalian berlima kalah dalam ajang balapan ini, maka Tiara
bakalan jadi milik gue lagi. Setuju? “
“ ... “
“ Gimana, Mam. Apa lo menyetujuinya? “
“ Okelah. Tapi, jikalau gue menang. Lo bakal siap – siap nyium
sepatu gue ini? “
“ Baik. “
Dan akhirnya
balapan mobil itu dimulai juga. Lima lawan lima sekaligus. Dalam ajang balap
liar ini, semua peserta boleh menggunakan kekerasan, seperti menabrak mobil
lawan, menggunakan senjata tajam, dll. Kali itu, mereka berlima nggak tau,
kalau genk Kozi itu sudah menyiapkan sebuah ambush dalam lomba itu.
Ternyata yang
kita takutkan itu menjadi kenyataan juga. Disaat The Fiveth itu hendak memasuki
garis finish, dan mereka memimpin, datanglah segerombolan orang make motor
cross yang langsung melempari mereka pake batu. Sehingga, ketika mereka hampir
finish, mobil mereka berlima itu oleng dan menabrak pohon – pohon. Dan inilah
akhir dari kejayaan The Fiveth.
Keesokan
harinya, saat mereka bangun, mereka sudah berada dirumah sakit Kasih. Disana,
mereka berlima nggak mendapati seorangpun yang menjenguk mereka. Namun, tak
lama setelah itu terdengarlah pintu itu terbuka. Ternyata Niken lah satu –
satunya orang yang mau menjenguk mereka.
Begitu melihat
Niken menjenguk mereka, membuat mereka berlima merasa bersalah kepada Niken
selama ini. Siswi yang selalu dijahili dan dibully oleh mereka berlima,
terlebih Umam. Dengan senang hati mau menjenguk mereka dirumah sakit.
“ Ken, lo datang kesini? “ ucap Umam.
“ Iya, masa gue tega ngebiarin teman – temanku terluka seperti ini.
“ jawab Niken.
“ M.. Makasih, Ken. Lo dah menjenguk kami berlima disini! “ kata
Umam.
“ Ayolah, jangan merasa bersalah gitu. Kita kan teman. “ jawab
Niken.
“ (tertawa
ceria) Haha..! “ mereka semua tertawa riang.
Namun, hati
Umam masih sedikit terluka, tatkala dia harus ngerelain Tiara untuk Wahyu. Dia
harus segera bertindak untuk mencegah hal ini. Mungkin hal ini belumlah
terlambat.
Ketika Niken
keluar karena dia ingin berangkat kesekolah, The Fiveth itu pada berunding,
tentang apa yang terjadi kemaren malam. Kenapa mereka bisa kalah kemaren.
Mereka berlima menduga kalau Wahyu telah menyiapkan sebuah jebakan guna
menggagalkan kemenangan mereka berlima.
“ Heh, guys. Kalian tau nggak kalau kita kemaren telah dijebak oleh
Wahyu? “ tanya Danang.
“ Ya, kita semua tau itu. Kelihatannya mereka dah nyiapin jebakan
itu sudah lama deh! “ jawab Umam dan Susilo.
“ Pantesan aja, mereka mengajukan syarat yang sulit seperti itu? “
lanjut Aris.
“ Sekarang, kita harus gimana nih? “ tanya Ryan.
“ Tentu saja, kalau kita harus merebut kejayaan kita lagi.. dan
merebut Tiara kembali tentunya! “ jawab Umam.
“ Mam, kalau kita pikir – pikir sih. Sebaiknya lo jauhin deh Tiara
itu! Sebaiknya lo milih seseorang yang jauh lebih baik dari dia! “ aju mereka
berempat.
“ Siapa yang kalian maksud? Niken? “ tanya Umam.
“ Ya, iyalah. Dia itu gadis yang super spesial kalau menurut kami
semua, kak! “ jawab Danang.
“ (kaget) Apa kalian gila? Gue, cowok seganteng ini harus pacaran
sama cewex cupu? Kalian ngledek gue yah!? “ sahut Umam.
“ Kalau lo ingin, kita kan bisa dandanin dia supaya dia nggak
kelihatan cupu lagi? “ jawab Susilo.
“ Hmph.. bisa
aja kalian ini! “ ucap Umam.
Keesokan
harinya, mereka berlima itupun akhirnya diijinkan untuk pulang oleh dokter
Sutrisno. Setelah pulang, mereka berlima mutusin untuk segera berangkat
kesekolah. Mereka berlima kepengen melihat kondisi sekolah saat mereka pergi
kemaren lusa.
Namun,
sesampainya disana. Umam itupun langsung mendapat tamparan dari Tiara. Dia
nggak menduga kalau Umam itu telah menjadikannya sebagai taruhan dalam ajang
balapan kemaren lusa itu. Ketika Umam mencoba menjelaskan semuanya, diapun
langsung pergi, tanpa mendengar penjelasan dari Umam dahulu.
“ (menampar) Umam, kurang ngajar lo!! “ Tiara marah besar.
“ ... “ Umam masih belum bisa bicara apa – apa mengenai hal itu.
“ Tiara, hentikan..! “ tegur Danang.
“ (marah) Diam kau, Nang. Ini urusan gue dengan kakak lo! “ bentak
Tiara.
“ (mencoba menjelaskan) Ra, biar kujelasin dulu..! “ ucap Umam.
“ Nggak perlu.
Sekarang kita putus! “ jawab Tiara.
Mendengar kalau
Tiara memutuskan hubungan dengannya, membuat Umam nggak bisa berbuat ataupun
berkata apa – apa lagi. Hatinya benar – benar hancur. Karena, sedari dulu,
Tiara adalah perempuan yang sangat dia cintai. Bahkan, ketika SMP, dia harus
berjuang mati – matian buat dapetin cintanya.
“ Kasihan yah, Umam itu! “ ucap siswi – siswi yang lainnya.
“ Kita nggak usah kasihan padanya. Dia aja kan bukan siswa yang
baik – baik! “ bisik siswi yang lainnya.
“ Iya, setiap
hari kerjaannya hanya membully siswa dan siswi lain. Terlebih lagi mereka
selalu membully Niken! “ lanjut siswi – siswi tadi.
Melihat Umam
yang segitu sedihnya, Danang dan teman – temannya itu langsung memohon kepada
Lisa dan Rihanna buat bujuk Tiara untuk balikan lagi dengan Umam.
Baru pertama
kali, mereka melihat The Fiveth genk itu memohon sampai seperti itu, ingin
sekali Lisa dan Rihanna itu untuk ngebantu Umam. Namun, karena mereka nggak
bisa berbuat apa – apa, jadi mereka berdua nggak bisa menolong Umam.
Namun, beda
dengan Niken. Dia nggak akan menyerah begitu saja supaya Tiara itu mau balikan
lagi dengan Umam. Karena, Umam sekarang ini telah dianggapnya sebagai temannya
sendiri.
“ Tiara, kesinilah! “ panggil Niken.
“ (mengejek) Lo cewex cupu. Ada apa lo manggil gue? “ tanya Tiara.
“ Gue kepengen ngomong sebentar denganmu. Ini semua menyangkut
Umam! “ jawab Niken.
“ Apa? “ tanya Tiara.
“ Gue kepengen lo buat balikan lagi dengan Umam. “ jawab Niken
tegas.
“ Hmp. Nggak
mimpi lo? “ ucap Tiara.
Tak lama
kemudian, Umam itupun datang menghampiri mereka berdua. Umam waktu itu menyuruh
Niken buat nggak nglanjutin usahanya itu.
“ Sudahlah, Ken. Hentikan! “ ucap Umam.
“ (menoleh)
Umam. Kenapa? “ tanya Niken.
Kemudian, Tiara
itupun meninggalkan mereka berdua sendiri. Ternyata, perasaan Tiara masih bener
– bener terluka atas perbuatan Umam kemaren lusa.
“ Umam. Kenapa? “ tanya Niken.
“ Karena yang lo lakuin seperti ini percuma saja. Sekali Tiara
ngomong putus, maka dia nggak akan menarik kata – katanya lagi! “ jawab Umam.
“ Apa lo mau nyerah gitu aja, Mam? “ tanya Niken.
“ Ya mau gimana lagi. “ jawab Umam.
“ Sebaiknya
sekarang lo ikut gue. Hari ini, gue kepengen lo buat ngerjain tugas gue! “ kata
Umam.
Dan kemudian,
Umam itupun pergi meninggalkan Niken yang masih termangu itu. Dia bener – bener
nggak percaya, kalau luka Umam diputusin oleh Tiara itu sesakit itu. Bahkan,
hari ini dia terlihat semurung itu.
Selemah – lemah
Niken, diapun nggak akan membiarkan hal ini terjadi terus kepada Umam. Dia
bakal terus berusaha untuk nyatuin kembali cinta Umam dengan Tiara itu.
Walaupun dia sudah tau kalau hal itu mustakhil.
“ Umam..! “
“ Gue janji.
Gue bakal nyatuin cinta lo dengan Tiara. Dan jikalau itu nggak berhasil, maka
gue yang bakal gantiin dia untukmu! “
Ketika jam
istirahat tiba, Niken itupun seperti biasa berkumpul dengan teman – temannya
disana. Tak begitu lama kemudian, terlihatlah Danang yang lagi lihat mading
sekolah itu dengan muka murung. Diapun langsung bertanya kepada ketiga temannya
mengenai hal itu.
Teman –
temannya ngomong kalau sekarang ini, Danang itu sedang meratapi foto Melody
yang merupakan pacarnya itu. Katanya sih, Melody saat ini sedang ikut ajang
nyanyi di eropa.
“ (penasaran) Heh, apa kalian tau, sedang apa Danang itu dimading?
“ tanya Niken.
“ Dia itu lagi meratapi foto Melody, pacarnya yang terpajang di
mading! “ jawab Astrid.
“ Melody? “ tanya Niken.
“ Iya. Siswi yang mewakili sekolah kita goes to the world! “ jawab
Astrid.
“ Dalam bidang apa loh? “ tanya Niken.
“ Nyanyi. Melody itu sangat berbakal gitu dalam bidang nyanyi! “
jawab Shela.
“ (menangis) Hikh.. hikh.. kasihan banget yah, Danang itu! “ ucap
Viona mendramatisir.
“ Viona, jangan lebay gitu ah..! “ ucap Niken.
“ (menangis)
T.. tapi kan.. Danang itu kasihan banget tau! “ jawab Viona.
Kemudian, Niken
itupun menghampiri Danang yang lagi termangu melihat foto Melody di mading itu.
Entah kenapa sampai Niken tiba – tiba kepengen ketemu ama Danang. Mungkin
karena dorongan hati nuraninya kale.
Begitu melihat
Niken disampingnya, Danang itu langsung menghapus muka sedihnya itu. Dan
menggantinya dengan tawa. Dia kepengen ngerahasiain hal ini kepada Niken, yang
beberapa hari lalu telah menolongnya itu. Dia nggak kepengen Niken itu merasa
khawatir.
“ Danang! “ sapa Niken.
“ (kaget) Eh, Niken. Ada apa? “ balas Danang.
“ Sedang apa lo disini? “ tanya Niken.
“ Gue? Gue nggak sedang ngapa – ngapain ko’. “ jawab Danang.
“ (memalingkan kearah mading) Bukankah itu foto Melody, gadis yang
sudah jadi bintang top karena suaranya itu? “ tanya Niken.
“ Iya. Itu benar. “ jawab Danang.
“ Bukankah, dia itu pacar kamu. Nang? “ tanya Niken.
“ (kaget) Darimana kamu tau kalau Melody adalah pacarku. Padahal lo
itu siswi baru disini? “ jawab Danang.
“ (cuman
tertawa lucu) hehe..! “ Niken tertawa.
Begitu melihat
Niken tertawa lucu seperti itu. Membuat Danang nggak kuat nahan buat nyubit pipi
Niken yang bener – bener gemez itu.
“ (mencubit pipi Niken) Lo itu guuuemmmezz banget sih, Ken! “ ucap
Danang.
“ (sakit) Aduuh, sakit tau! “ jawab Niken.
“ Sekali melihat tawamu itu, langsung membuat gue tersenyum lagi.
Makasih yah, Ken! “ ucap Danang.
“ Sama – sama.
Kita ini kan teman, jadi sudah seharusnya kita saling bantu satu sama lain! “
jawab Niken.
Benar – benar
siswi yang ajaib Niken itu. Dengan sekali sentuhan kata – katanya dan juga
wajahnya yang terkenal lucu itu, langsung membuat orang – orang yang punya
masalah, langsung berkurang masalahnya. Termasuk Danang, yang dikenal oleh para
siswa yang terkenal akan kesinisannya, sama seperti Umam, kakaknya sendiri.
Sementara itu,
jauh dilain pihak. Disebuah rumah yang megah, dirumah keluarga Prida yang
merupakan seorang bangsawan paling kaya se-indonesia ini. Pak Agus Prida masih
terus – terusan melacak keberadaan Bu Susi, ibunya Niken.
Ternyata
setelah diselidiki, Niken itu merupakan salah satu putri dari Pak Agus Prida
itu. Yang hingga sekarang ini, dia masing belum tau kalau Pak Agus itu
merupakan ayah kandungnya.
“ Gimana, Anatasya. Apakah kamu belum menemukan keberadaan Bu Susi?
“ tanya Pak Agus.
“ Belum, Yah! Kata para mata – mata kita, mereka lagi mencarinya di
Bogor! “ jawab Anatasya.
“ (batin) Sebenarnya dimanakah dirimu ini, Susi? “ tanya Pak Agus.
“ Ya udah. Sebaiknya kita kirim lagi mata – mata kita ke Banten
juga! “ ucap Pak Agus.
“ Baik, Yah! “ jawab Anatasya.
“ Sekarang, sebaiknya kita berdua jalan – jalan berkeliling kota
Jakarta. Ayah penat dirumah terus! “ ajak Pak Agus.
“ Baik, Yah! “
jawab Anatasya.
Dan akhirnya
mereka berdua itupun pergi jalan – jalan, menyusuri kota Jakarta yang indah nan
permai ini. Berharap, kalau mereka berdua bisa menemukan Bu Susi, ibunya Niken
itu.
Balik lagi,
disekolah. Kali ini, Niken itu sedang mencari – cari keberadaan Umam. Dia nggak
kepengen Umam itu berbuat nekad atas putusnya hubungannya dengan Tiara.
Setelah dicari
– cari nggak ketemu. Akhirnya Niken itu berhasil menemukannya lagi duduk
termangu ditaman sekolah yang rindang itu, sambil menulis sebuah novel.
“ Ternyata lo ada disini. Mam? “
“ Niken? “
“ Sedang apa lo ada disini. Mam? “
“ Gue? Gue cuman sedang menulis novel dibawah pohon yang rindang
ini ko’! “
“ (penasaran) Novel? Boleh kulihat!? “
“ Boleh. Namun, gue belum selesai nulis judulnya loh! “
“ Nggak apa – apa ko’. Sini! “
“ Gue nggak nyangka orang yang berpenampilan preman seperti lo suka
nulis novel? “
“ (tersinggung) Kenapa. Salah yah? “
“ Nggak ko’. “
Setelah sepuluh
menit Niken baca tuh novel, dia menganggap kalau novel ini merupakan novel
terbaik yang pernah dia baca. Tapi, meskipun begitu mereka berdua masih bingung
menentukan judul buat novel itu.
Setelah dipikir
– pikir, Niken itupun akhirnya dapat sebuah ide juga. Dia ngajuin ke Umam kalau
sebaiknya novel itu diberi judul ‘ My Beloved in Paradise ‘ atau dalam bahasa
Indonesianya, ‘ Jodohku diatas Surga ‘. Mendengar kalau ide dari Niken itu
merupakan ide yang bagus, akhirnya Umam itupun setuju menamai novel itu dengan
judul My Beloved in Paradise.
“ (mengajukan sebuah ide) Gimana, kalau novel itu kita kasih judul My
Beloved in Paradise, yang dalam bahasa Indonesianya Jodohku diatas Surga.
“ Wah itu ide yang bagus, Ken. Judul itu mungkin bisa menjadi
sebuah kata – kata yang indah, yang cocok dengan novel ini. “
“ Makasih, Ken. Lo dah nolong gue hari ini. Gue nggak kan lupain
bantuan lo ini! “
“ (tersenyum) Sama – sama. “
“ (mukanya memerah) Ken, ketika lo tersenyum seperti itu. Lo nggak
lagi terlihat seperti gadis cupu lagi. Malah, lo merupakan gadis yang paling
manis deh! “
“ Huu, dasar playboy. Haha! “
“ Serius. Masa’ sih lo nggak percaya? “
“ Memang nggak. Haha! “
“ Hahaha.. “
Satu orang lagi
yang dibuat Niken bahagia. Jikalau seperti ini terus, lama – kelamaan anggota
The Fiveth itu bakal kecantol nih sama Niken. Sama seperti dengan sumpah Niken
beberapa hari yang lalu. Ya, meskipun Niken melakukan ini ikhlas dan nggak
karena sumpahnya itu.
Ketika jam
masuk itupun berbunyi, sikap toleransi Niken itu belum padam juga. Dia menolong
Yudi yang kehilangan penghapusnya. Dia menolong Sari yang kebingungan dalam
mengerjakan soal matematika. dia menolong Astrid, Shela, dan Viona yang lupa
membawa penggaris dan pensil. Dia menolong anggota Trio Bawel yang kebingungan mencari rekan
kelompok. Dan dia juga menolong Ryan, Susilo, dan Aris yang masing – masing
kehilangan polpen dengan meminjamkan miliknya. Benar – benar bidadari penolong
Niken itu. Bu Dwi yang menyaksikan perbuatan Niken ini, salut dan langsung
bertepuk tangan, disusul oleh teman – teman yang lainnya.
“ (memuji) Niken, mulia sekali perbuatanmu hari ini. Ibu bangga
padamu, Ken! “ ucap Bu Dwi.
“ Sebagai imbalannya, ibu bakal traktir kamu makan direstoran nanti
siang! “ lanjut Bu Dwi.
“ Nggak usah repot – repot, bu! Niken nglakuin ini karena ikhlas
ko’. “ jawab Niken.
“ Tidak. Pokoknya kamu harus mau kuajak hari ini, Ken. “ ucap Bu
Dwi.
“ Jikalau ibu
terus memaksa, saya nggak berani nolak! “ jawab Niken.
Bu Dwi
merupakan ibu guru yang paling perhatian kepada Niken. Dia sudah menganggap Niken
itu sebagai cucunya sendiri. Dan sebaliknya, Niken itupun sudah menganggap Bu
Dwi itu sebagai neneknya sendiri.
Siang harinya,
tatkala bel pulang sekolah baru berbunyi. Bu Dwi itupun sudah siap diluar
kelasnya Niken buat ngajak dia makan direstoran. Ternyata Bu Dwi itu mengajak
Niken buat makan direstoran paling terkenal di Jakarta, yaitu restoran The
Hell’s Kitchen. Maklumlah, Bu Dwi itu merupakan orang kaya, jadi dia biasa
makan direstoran yang berbintang lima seperti itu.
“ Ayo, Ken. Dimakan..! “
“ I.. Iya, bu! “
“ Ibu bener – bener salut padamu. Ken! Meskipun kamu dari keluarga
tak mampu, kamu masih bisa meluangkan waktu untuk membantu teman – temanmu yang
lainnya. “
“ Ah, ibu guru. Bisa aja deh! “
“ Kenapa kamu nggak kepengen ngelepas kaca matamu itu. Ken? “
“ Nggak kenapa – napa ko’, bu! “
“ Kau tau, kalau Bu Susi, ibumu itu merupakan muridku! “
“ (kaget) Benarkah itu, bu? “
“ Benar. Ibumu itu merupakan murid ibu yang paling lincah, namun
berprestasi. “
“ (penasaran) Terus.. terus? “
“ Dia jatuh cinta kepada seorang pemuda dari keluarga yang kaya
raya. Bernama Pak Agus! “
“ Mereka berdua
saling mencintai satu sama lain. Hingga mereka berdua lulus SMA! “
Melihat Niken
yang segitu tertariknya dengan cerita yang diceritakan oleh Bu Dwi mengenai
ibunya, membuat Bu Dwi nggak bisa berhenti untuk menceritakan kisah mereka.
Ternyata
setelah didalami, kisah cinta kedua orangtuanya itu sama seperti kisah Umam dan
Niken saat ini. Benar – benar merupakan sebuah takdir yang tidak diketahui oleh
manusia.
“ Namun, hubungan mereka nggak direstui oleh kedua orangtua Pak
Agus. “
“ Kenapa? “
“ Karena Bu Susi dari kalangan keluarga bawah, sementara Pak Agus
dari kalangan keluarga atas. “
“ Terus..? “
“ Lalu, ketika mereka berdua dah lulus kuliah S2, Pak Agus itupun
menikah dengan ibumu itu. “
“ Itupun karena, ayahmu itu memaksa untuk bunuh diri jikalau sampai
orangtuanya tidak meridhoinya. “
“ Astaga. “
“ Sekarang, apakah ayahmu itu sudah ketemu? “
“ Belum, bu. Niken pikir kalau ayahku itu sudah mati! “
“ Astaga. Jangan ngomong seperti itu, Ken! “
“ (kesal) Lalu, kalau dia masih hidup, kenapa dia tega meninggalkan
ibuku tanpa ngasih kabar, bu. Kenapa? “
“ (terdiam) ... “
“ Kalau ibu
pikir, pasti ada sesuatu yang terjadi antara ibu dengan ayahmu! “
Setelah mereka
berdua selesai makan, mereka itupun langsung menuju ke kasir, buat membayar.
Dan disanalah, mereka berdua bertemu dengan seseorang yang benar – benar
mengejutkan.
Ketika melihat
Niken, Pak Agus itu merasa ada hubungan batin dengan dia. Namun, dia masih
belum pasti kalau dia menganggap Niken sebagai puterinya yang hilang itu.
Anatasya yang
heran melihat papanya itu yang sedari tadi melirik Niken itu langsung bertanya
– tanya pada dirinya sendiri.
Ketika Niken
dan Bu Dwi keluar dari ruangan, Umam itupun langsung mengajak Niken buat pulang
kerumahnya. Karena hari ini, dia kepengen ngasih sesuatu yang amat spesial buat
Niken. Itu bukan hadiah ultahnya loh. Cuman hadiah biasa.
Ternyata lama –
kelamaan kedekatan mereka berdua itupun menumbuhkan benih – benih cinta. Mereka
berdua nggak menduga, kalau kebencian, persahabatan, itu bakal menumbuhkan
benih – benih cinta. Namun, meskipun begitu, mereka berdua masih belum berani
menyatakannya.
Sesampainya
mereka berdua dirumah Umam, seperti biasa Niken itupun langsung ngerjain tugas
– tugasnya sebagai pelayannya Umam. Begitu melihat kesungguhan Niken dalam
bekerja, Umam itupun turut bersimpati kepadanya. Diapun dengan sukarela
membantu kerjaan Niken yang tinggal sedikit itu.
“ (lelah) ...! “
“ Niken, lo dah lelah yah? “
“ N.. nggak ko’. “
“ Jangan terlalu memaksa. Sini, biar gue bantu lo! “
“ (bingung) Tapi, lo itukan..? “
“ Majikan lo.
Ayolah, Ken. Gue nggak tega ngelihat lo sampai seperti ini! “
Dengan dibantu
oleh Umam, pekerjaan yang biasanya bisa diselesaikan oleh Niken seorang diri
selama tiga jam, akhirnya bisa selesai juga dalam waktu satu jam.
Niken benar –
benar bersyukur karena Umam itu merupakan teman yang baik. Ya walaupun dulunya
selalu nyebelin.
Setengah jam
kemudian, ketika Umam baru kembali dari toilet, dia melihat Niken yang tertidur
pulas dimeja itu. Dan, dengan senang hati, Umam itupun langsung nggendong dia
menuju ke kamarnya.
“ Lucu juga yah lo itu saat lo tidur seperti itu? “
“ Gue nggak
pernah ketemu sama gadis yang sama sepertimu itu. Ken! “
Tak lama kemudian,
terdengar sebuah bunyi bel. Umam itupun langsung segera membuka pintu tatkala
dia mendengar suara bel itu.
Ketika dibuka,
ternyata Wahyu dan Tiara yang datang buat bikin Umam cemburu melihat kedekatan
mereka berdua. Karena hati Umam sudah nggak tertarik lagi ke Tiara, jadi dia
biasa – biasa aja tuh.
“ Wahyu, Tiara. Apa yang kalian lakukan disini? “ tanya Umam ramah.
“ (kecentilan) Gue nggak ngapa – ngapain ko’ disini. Gue kesini
karena gue mau ngasih lo undangan seminar buat besok lusa! “ jawab Tiara.
“ Maksutmu, lo ngundang gue buat ngelihat gaya modeling lo yah? “
tanya Umam.
“ Iya. Gimana? Lo datang kan? “ tanya Tiara.
“ Pasti. Gue pasti datang ko’. “ jawab Umam.
“ Oh, kalian berdua sudah jadian yah? “ tanya Umam.
“ Tentu aja,
sob. Bukankah lo sendiri yang naruhin dia buat gue? “ jawab Wahyu.
Ketika Umam
mendengar kalau Wahyu ngomongin soal itu. Amarah Umam itu langsung tersulut.
Diapun langsung membanting toples kuenya. Untung aja, tatkala dia mau nghajar
Wahyu. Danang, dkk itupun akhirnya datang juga.
Mereka berempat
menanyakan mengapa Wahyu dan Tiara datang kerumahnya.
“ (sinis) Lo mau ngapain kesini, he? “ tanya Danang dan Aris.
“ Ets, jangan salah paham dulu, bos. Gue kesini karena Tiara yang
minta gue buat nemenin dia kesini! “ jawab Wahyu.
“ (menghina) Oh iya.. ya. Bukankah kalian berlima ini lima hari
lalu kalah balapan yah melawan timku. Jadi, mana yah harga diri genk The Fiveth
itu? “ ucap Wahyu.
“ (geram) Kau..! “ jawab Ryan dan Susilo.
“ (mengusir)
Sebaiknya kalian segera meninggalkan rumah gue ini. Pergi!! “ bentak Umam.
Dan akhirnya
mereka berdua itupun pergi dari rumah Umam. The Fiveth itu benar – benar geram
atas ulah mereka berdua tadi. Mereka berlima kepengen balas dendam kepada
mereka berdua. Oleh sebab itu, inilah saatnya buat Umam untuk nggunain Niken.
Pertama – tama,
rencana ini ditentang oleh semua anggota The Fiveth. Namun, saking geramnya
mereka semua kepada genk Kozi itu, mereka itupun akhirnya berbuat nekad seperti
itu.
Ketika melihat
Niken yang masih tertidur pulas itu, amarah Umam itupun kembali mereda. Dia
nggak tega melihat Niken harus dipertaruhkan seperti ini. Sayang, semuanya
sudah terlambat. Ryan itupun langsung membangunkan Niken, dan kemudian langsung
membawanya secara paksa kesebuah salon terkenal di Jakarta.
“ (kesal) Kalian. Apa – apaan sih kalian ini?? “ tanya Niken.
“ (menoleh kekiri dan kekanan) Dimana. Dimana Umam sekarang ini? “
lanjut Niken.
“ Tenanglah, Ken. Sekarang ini dia lagi berada dirumah! “ jawab
Danang.
“ Apa yang coba kalian berempat lakuin ke gue? “ tanya Niken.
“ Lihat saja,
nanti kamu juga akan tau! “ jawab Danang.
Tak lama
kemudian, akhirnya mereka berlima sampai juga disebuah salon, yang bernama
salon Robert. Disana, Niken itu langsung didandani secantik – cantiknya oleh
pegawai – pegawai salon Robert tersebut.
Lima belas
menit kemudian, akhirnya Niken itupun selesai didandani. Begitu melihat wajah
Niken yang begitu cantik dan mempesona, tidak kuasa bagi mereka berempat untuk
memalingkan muka dari wajah Niken.
“ (takjub) Wow, c.. cantik ssekali..! “ puji Danang dan yang
lainnya.
“ Terima kasih. “ jawab Niken.
“ Ternyata bidadari penolong kita, adalah bidadari yang bener –
bener mempesona! “ puji Ryan dan Aris.
“ Makasih. “
jawab Niken.
Setelah itu,
Umam itupun segera menelepon kepada Danang untuk segera membawa Niken untuk
menemuinya. Karena ini permintaan dari kakaknya, jadi dia nggak bisa menolak.
Walaupun saat ini, dia masih kepengen ngelihat wajah Niken yang begitu
mempesona itu.
Sesampainya
mereka disana, Umam itupun terkejut tatkala melihat Niken keluar dari mobil
yang terlihat sangat cantik dan mempesona. Dia nggak menduga, kalau gadis
paling kuper dan cupu disekolah, merupakan gadis yang paling cantik yang pernah
dia temui.
“ (takjub) Ken, ini bener – bener lo..? “
“ Iya, Mam. Ini gue, Niken Maharani! “
“ G.. gue nggak menduga lo secantik ini, Ken! “
“ (tertawa) Haha.. dasar tukang ngegombal lo itu, Mam? “
“ Bener, Ken.
Lo itu benar – benar cantik! “
Setelah itu,
Umam itupun langsung mengatakan sesuatu ke Niken. Dia kepengen Niken untuk ikut
ajang modeling sekolah yang bakal dilaksanakan esok lusa. Niken sebenarnya
nggak tau maksut Umam mengajukan dirinya untuk mengikuti lomba itu. Sehingga
awalnya diapun menolak. Namun, karena Umam mengatakan kalau jikalau dia mau
ikut, utangnya di sekolah bakal dilunasi langsung, jadi diapun akhirnya setuju.
Keesokan
harinya, mereka berenam berangkat bareng kesekolah. Ketika Niken turun dari
mobil sport Umam, semua siswa dan siswi itupun langsung mengalihkan pandangan
mereka ke Niken. Mereka semua nggak menyangka kalau Niken, siswi yang paling
cupu, dan kuper itu, adalah siswi yang benar – benar cantik laksana sebuah
bulan yang menyinari kegelapan malam.
“ Kesini, ratuku..! “ The Fiveth memperlakukan Niken seraya seorang
Ratu.
“ Makasih. “ jawab Niken.
“ Wah, apa dia itu bener – bener Niken, gadis cupu itu? “ tanya
semua siswa kagum.
“ (kagum) Dia.. dia cantik sekali yah! “ puji Astrid, Shela, dan
Viona dari kejauhan.
“ Kalian semua, dengarkan! Mulai hari ini, Niken resmi jadi pacar
gue. “ ucap Umam.
“ (kaget) Apa..? “ para siswa itupun kaget.
“ B.. benarkan itu, kak? “ tanya Danang.
“ Iya. Aku
serius. “ jawab Umam.
Seketika itu
juga, Niken itupun mengajak Umam kesuatu tempat yang sunyi. Disana, dia
mengomel habis – habisan atas ucapan yang dikatakan Umam tadi dihadapan para
siswa dan siswi yang lainnya.
Ketika, Niken
hendak nampar Umam, sekali lagi, Umam itupun menghentikannya. Tak lama setelah
itu, Umam itupun langsung memeluknya. Ketika Niken merasakan pelukan Umam, dia
merasa hangat. Perasaan yang tertutup oleh kabut kebencian itupun akhirnya
muncul. Dan itulah yang namanya cinta.
“ (batin) Hangatnya..! “ ucap Niken.
“ Ken, sudah dari dulu, gue tau kalau dirimu itu menyimpan perasaan
padaku! “ ujar Umam.
“ Namun, karena beberapa waktu lalu, lo benci karena gue dan teman
– teman gue njahilin lo terus, kan? “ lanjut Umam.
“ U.. Umam? “ jawab Niken.
“ Namun, ketika gue nyuruh lo jadi pelayan gue, akhirnya gue itupun
merasa kalau gue dah jatuh cinta ke lo. “ ungkap Umam.
“ Jadi, meskipun lo selalu nyembunyiin kecantikan lo dibalik
kacamata lo, gue itupun tetap tau ko’. “ lanjut Umam.
“ Jadi, maukah lo jadi pacar gue? “ tanya Umam serius.
“ (gugup) A..
Aku.. aku mau! “ jawab Niken serius.
Dan kemudian,
Umam itupun memeluk Niken lagi. Perasaan deg – deg-an itupun kembali mendera
Niken. Dia nggak menduga kalau selama ini, dia juga dah jatuh cinta pada Umam,
ketua The Fiveth yang sering ngejahilin dirinya itu.
Setelah itu,
Umam itupun menggandeng tangan Niken dengan mesra dan kemudian mereka berdua
itupun menuju kekantor guru.
Disana, para
guru itu tercengang melihat Umam dan Niken yang tiap hari selalu ribut itu
ternyata dah jadian. Mereka semua berpikir kalau itu merupakan sebuah keajaiban
yang turun dari langit.
“ Pak Idris, kami berdua kepengen mencalonkan diri dalam lomba
modeling besok. Bisa? “ tanya Umam.
“ Lo serius, Mam. Kalau kalian berdua ini dah jadian? “ jawab Pak
Idris.
“ Sudah, pak. Barusaja! “ jawab Niken.
“ (tertawa) Hahaha.. bagus kalau gitu. Memang kalian berdua ini
merupakan pasangan yang cocok. “ ucap Pak Bus, Pak Mahali, dan Pak Mujab.
“ Okelah, bapak tulis dulu biodata kalian! “ kata Pak Idris.
“ (senang)
Yesss...! “ Umam dan Niken bersorak ria.
Melihat Umam
dan Niken keluar dari ruang guru pake gandengan tangan segala, Lisa dan Rihanna
itupun langsung terkejut. Mereka berdua langsung nglaporin hal ini kepada
Tiara.
Setelah mereka
berdua mencari Tiara kemana – mana, akhirnya mereka berhasil menemukan Tiara
yang lagi ngobrol dengan Desi, Marta, dan Aprilia, yang merupakan saingannya
dalam ajang modeling itu.
“ Hey, kalian. Apa kalian bertiga pikir kalau kalian akan menang
dalam ajang modeling besok! “ ledek Tiara.
“ Jangan sombong lo, Ra! Kami bertiga ini dah siap buat nyingkirin
lo dari gelarmu itu! “ jawab Desi.
“ (sombong) Hmph. Apa kalian pikir kalian mampu..? “ tanya Tiara.
“ Kita lihat
saja nanti! “ jawab Marta dan Aprilia.
Tak lama
kemudian, mereka bertiga itupun akhirnya pergi meninggalkan Tiara seorang diri.
Benar – benar Tiara itu merupakan gadis yang angkuh dan sombong. Meskipun
mereka tau, kalau Tiara itu merupakan adiknya Handy.
Setelah mereka
bertiga pergi, datanglah Lisa dan Rihanna yang langsung memberi kabar yang
buruk kepada Tiara. Ketika mendengar berita itu, Tiara itupun langsung geram
dan langsung mencekik Lisa dan Rihanna.
Dia nggak
menduga, kalau Umam yang masih dicintainya itu berpaling cinta pada Niken, yang
jelas – jelas siswi yang paling cupu disekolah. Lisa mencoba menjelaskan ke
Tiara supaya dia melupakan semuanya mengenai Umam itu, namun dia menolak.
Diapun kepengen ngasih pelajaran ke Niken itu.
“ (marah) Tidak berguna.. Tidak berguna!! “ bentak Tiara.
“ (marah) Kenapa kalian ngebiarin Niken bergandengan tangan dengan
Umam? Bodoh!! “ lanjut Tiara.
“ (takut) K.. kami m..mm..minta maaf, Ra! “ jawab Lisa dan Rihanna.
“ (marah) Dasar
kalian berdua nggak berguna!!! “ bentak Tiara yang semakin menjadi – jadi.
Dan karena
emosinya telah sampai batasnya, Tiara itupun akhirnya pingsan. Mungkin
amarahnya itu telah berakibat yang buruk pada jantungnya, sehingga diapun
pingsan.
Sadar – sadar,
Tiara itupun berada di UKS. Kedua temannya lah yang telah membawanya kesana.
Ketika sadar, bukannya Tiara berterima kasih kepada mereka berdua, malah mereka
berdua diusir oleh Tiara. Kasihan banget yah mereka berdua itu. Kesetiaannya
berteman dengan Tiara, malah berakibat buruk pada mereka berdua.
Sementara itu,
Umam dan Niken lagi happy – happy nya menikmati jadiannya mereka berdua. Dari
kejauhan, keluarlah seorang gadis dari mobil Mercedes BMW. Setelah ditelusuri,
dia itu adalah Melody yang barusaja kembali dalam perjalanan nya keliling
eropa.
“ Wah, kelihatannya sekolah ini masih sama seperti tiga bulan lalu.
“
“ Jadi kangen deh gue sama Danang! “
“ Gimana yah
kabarnya? I miss you, Danang! “
Ketika Melody
memasuki sekolah, kerumunan siswa dan siswi itupun langsung mengerumuni Melody.
Mereka kepengen minta tanda tangannya Melody, tak terkecuali teman – teman
Niken, yaitu Astrid, Shela, dan Viona.
“ Melody, minta tanda tangannya donk? “ pinta Astrid.
“ Astrid, lama nggak jumpa! Gimana keadaan kalian disini? “ tanya
Melody.
“ Kami baik – baik saja, ko’. “ jawab Astrid.
“ (menangis) Akhirnya.. akhirnya lo pulang juga, Mel! “ Viona
mendramatisir lagi.
“ (tertawa) Haha.. jangan cengeng, lo. Vi! “ ledek Melody.
“ Oh ya, dimana Danang sekarang ini? “ tanya Melody.
“ Dia, dia lagi
ngumpul tuh sama teman – temannya ditaman! “ jawab Shela.
Dan kemudian,
Melody itupun langsung menyusul mereka ke taman. Dia benar – benar kangen sama
genk The Fiveth itu, terlebih sama Danang, yang merupakan pacarnya itu.
Sesampainya dia
disana, diapun langsung disambut meriah oleh semua anggota The Fiveth.
Terkecuali Danang, yang masih terlihat murung itu.
Pandangan
Melody ke Danang teralih tatkala dia melihat seorang cewex yang cantik lagi
ngobrol empat mata dengan Umam. Setelah itu, Melody itupun mengajak buat
ngobrol empat mata dengan Danang. Hal itu tentu aja nggak ditolak oleh Danang.
“ Say, gimana kabarmu disini? “ tanya Melody ceria.
“ Mel, kenapa kamu pulang? Setelah kamu ninggalin gue selama tiga
bulan ini. Tanpa kabar pula? “ jawab Danang down.
“ Danang? “ ucap Melody.
“ Kenapa, Mel. Kenapa??! “ bentak Danang.
“ Karena, gue kangen sama lo! “ jawab Melody.
“ Hanya itu? “ tanya Danang.
“ Dua bulan lagi, gue mau pindah sekolah ke Jepang. Jadi, gue
kesini kepengen lo juga bisa ikut gue kesana! “ jawab Melody.
“ ... “ Danang masih membisu.
“ (mengalihkan pembicaraan) Say, siapakah gadis yang ngobrol dengan
kakak lo disana? “ tanya Melody.
“ Dia itu Niken Maharani, pacar baru kakakku! “ jawab Danang.
“ (kaget) Pacar? Lalu gimana dengan Tiara!? “ tanya Melody.
“ Beberapa hari lalu, Tiara mutusin Umam! “ jawab Danang singkat.
“ Astaga. “ ucap Melody.
“ Kalau menurutku, Niken itu jauh lebih baik ketimbang Tiara itu.
Setidaknya dia memiliki sikap dan sifat feminim seorang gadis ketimbang Tiara
itu! “ jawab Danang.
“ Lagipula, dia
itu orangnya baik. Dia dengan ikhlas menolong kami semua tatkala kami mengalami
sedikit insiden beberapa waktu lalu. “ lanjut Danang.
Balik lagi,
dimana Umam dan Niken lagi ngobrol. Tak disangka – sangka, datanglah Tiara yang
mencoba memperkeruh suasana saat itu.
Dia kepengen
Umam untuk balik lagi dengannya. Namun, Umam itupun menolak. Karena, disisinya
sudah ada sosok pengganti yang jauh lebih dari Tiara.
“ Umam..!! “ panggil Tiara.
“ Tiara. Sedang apa lo disini? “ tanya Umam.
“ Mam, gue kepengen balikan lagi denganmu. Gue serius. “ jawab
Tiara memelas.
“ ... “ Umam dan Niken cuman diam.
“ (memohon) Mam, gue mohon ke lo. Maukah lo baikan sama gue? “
tanya Tiara.
“ (menolak) Maaf, Ra. Gue nggak bisa! “ jawab Umam.
“ (menyalahkan) Kenapa. Karena gadis inikah? “ tanya Tiara.
“ Nggak. Ini bukan karena Niken! Tapi, ini karena gue dah nggak
cinta lagi padamu. “ jawab Umam.
“ (sedih) Umam,
lo jahat.. bener – bener jahat!! “ teriak Tiara.
Dan kemudian,
Tiara itupun pergi meninggalkan mereka berdua dengan perasaan hancur. Dia nggak
menduga kalau Niken itu sudah menggantikan posisinya didalam hati Umam.
Melihat Tiara
sesedih itu, Niken itupun merasa iba kepada Tiara. Dia kepengen sekali nolong
Tiara, apapun yang dia bisa. Tapi, jikalau dia melepaskan hubungannya dengan
Umam, maka Umam itupun juga bakalan kecewa padanya.
“ Mau kemana, Ken? “
“ Ada sesuatu yang perlu gue sampaikan ke Tiara. “
“ Apa itu? “
“ Rahasia. Ini urusan gue sama Tiara nanti! “
“ Ayolah, Say.
Katakan! “
Kemudian Niken
itupun pergi meninggalkan Umam untuk menyusul Tiara. Namun, sesampainya
ditengah jalan, bel masuk itupun akhirnya berbunyi. Sehingga, dia mengurungkan
niatnya buat menemui Tiara.
Keesokan
harinya, Niken itupun bersiap buat dandan untuk mengikuti kontes modeling
sekolah itu. Umam itupun setia menunggunya berdandan.
Setelah selesai
berdandan, Niken itupun akhirnya keluar dari kelas rias. Semua siswa itupun
tercengang melihat Niken. Dia laksana seorang puteri bulan yang turun dari syurga.
Begitu cantik wajahnya saat itu.
Setiap Niken
melangkah selangkah demi selangkah, para siswa itupun sedikit demi sedikit
membuntutinya dari belakang. Mereka semua nggak menduga, Niken semakin cantik
tatkala dia memakai baju model yang bertipe gaun pengantin itu.
“ (takjub) Waw, cantik sekali..! “
“ Terima kasih, Say! “
“ Ayo, biar aku antar kamu naik keatas panggung! “
“ Baik, Say! “
Ketika Niken
naik ke atas panggung, semua penonton dan para juri yang merupakan guru – guru
sekolah itu tercengang. Mereka semua nggak menduga kalau cewek yang dulunya
cupu itu bisa menjadi secantik ini.
Pada lomba
modeling tahap pertama, Niken itupun mendapat nilai 9 oleh para juri. Penilaian
itu dilihat dari segi pakaian yang dipakai Niken saat itu. Nilai ini sama yang
diperoleh oleh Tiara saat itu.
Kemudian, lomba
itu dilanjutkan ketahap yang kedua. Kali ini, para juri itu menyuruh para
kontestan itu untuk mengganti pakaian mereka make pakaian adat. Kali ini Niken,
Tiara, dan Desi itu bersaing dengan ketat, karena memakai pakaian adat itu
bukanlah hal yang mudah.
Dalam tahap
ini, Desi itupun akhirnya tersingkir. Dia nggak menduga konsentrasinya pecah
tadi, tatkala dia melihat Niken yang berdandan pake pakaian adat itu masih
begitu anggun.
“ Sial. Gue disingkirkan ama gadis cupu itu? “
“ Tapi,
setidaknya gue nggak disingkirin sama cewe’ songong macem Tiara ituh! “
Akhirnya
perlombaan itu sampai pada puncaknya juga. Dalam tahap ketiga ini, para juri
itupun membuat sebuah gebrakan baru. Yaitu, para kandidat model itupun harus menggandeng
pasangan – pasangan mereka.
Dan
dipanggilnya mereka semua untuk mendampingi pasangan – pasangan mereka diatas
panggung. Satu demi satupun, kandidat itupun tersisih, hingga menyisakan kedua
kandidat. Yaitu, Niken dengan Umam, dan Tiara dengan Wahyu.
Persaingan
mereka berdua dengan pasangan – pasangan mereka itupun sangat sengit. Bahkan,
para juri itupun bingung mau menentukan siapakah pemenangnya. Namun, keputusan
juri itupun akhirnya memutuskan Niken Maharani dengan Umam sebagai pemenangnya.
Para juri memutukan hal itu tatkala mereka berdua melihat resleting celana
Wahyu yang terbuka.
“ (mengumumkan) Baiklah, pemenangnya kali ini adalah... “ ucap Bu
Bita.
“ Pemenangnya adalah... “ lanjut Bu Bita membuat para kontestan deg
– degan.
“ Pemenangnya adalah.. Niken Maharani dengan Muh. Badrul Umam! “
ucap Bu Bita.
“ (memeluk) Yesss, kita berhasil. Say! “ ungkap Niken.
“ (tersenyum)
Selamat juga, Say! “ jawab Umam.
Kemudian, Bu
Bita, Pak Mahali, dan Bu Endah itupun menghampiri Niken diatas panggung dan memberikan
ucapan selamat atas kemenangannya hari ini.
Melihat
gelarnya direbut oleh Niken, membuat Tiara jadi nggak bisa ngontrol dirinya.
Diapun langsung mengeluarkan pisau yang dia bawa dari dalam tasnya, dan
kemudian menusukkan pisau itu kearah Niken. Dan akhirnya Niken itupun limbung,
setelah pisau itu berhasil mengenai perutnya.
“ Niken.. Niken!! “ Umam berteriak.
“ (geram) Apa yang lo lakuin pada Niken, Tiara!! “ lanjut Umam.
“ Apa yang lo lakuin padanya, Ra!! “ sahut Wahyu.
“ (menangis) G.. Gue.. gue nggak.. nggak tau! “ jawab Tiara.
“ Cepet, bu. Kita harus membawa Niken kerumah sakit. Yang lainnya,
kalian tangkap Tiara, dan bawa dia ke Abah Nadjib! “ suruh Pak Mahali.
“ Baik, pak. “
jawab Bu Bita, dan Bu Endah.
Setelah itu,
Umam itupun langsung menggendong Niken keluar dari ruang panggung, dan segera
membawanya kerumah sakit. Sementara itu, Pak Mahali, Bu Bita, dan Wahyu itupun
akhirnya menangkap Tiara kemudian segera membawanya kehadapan Abah Nadjib.
Sementara itu,
Umam yang membawa Niken kerumah sakit dengan menggunakan mobilnya, itu merasa
gelisah. Dia takut kalau bakal terjadi apa – apa pada Niken.
“ (panik) Sabarlah, Ken.. bersabarlah. Rumah sakit sudah dekat! “
“ (batin) Gue
nggak menduga Tiara sampai melakukan hal ini.. maafin gue, Ken! “
Sesampainya
Umam dirumah sakit, dokter Sutrisno itupun segera menghampiri Umam untuk
membawa Niken yang terluka itu keruang operasi. Sementara itu, Umam itupun
dengan cepat segera menghampiri kediaman Niken.
Kita tinggalkan
mereka untuk beberapa saat. Sekarang, sebaiknya kita bahas dahulu apa yang
terjadi disekolah, setelah insiden itu.
Setelah Tiara
dibawa keruang Abah Nadjib, para guru yang ada diruangan itu langsung tersentak
kaget. Mereka semua nggak menduga kalau Tiara tega melakukan hal itu ke Niken.
Oleh sebab itu, dengan terpaksa Abah Nadjib itupun mengeluarkan Tiara dari
sekolah.
“ (berat hati) Dengan ini, kuputuskan kalau kau, Tiara. Bapak
keluarkan dari sekolah ini, dengan tanpa penghormatan! “
“ (menangis) Abah, Tiara nggak sengaja melakukannya. Tolong, maafin
Tiara..! “
“ (para guru berbisik) Astaga. Kami nggak nyangka kalau Tiara bisa
tega melakukan semua itu.. “
“ Meskipun kau
adalah keponakan Abah, namun Abah nggak bisa membiarkan sekolah ini tercemar
atas perilaku yang kamu lakukan, Ra! “
Dan akhirnya
Tiara itupun keluar dari ruang kepala sekolah, dan segera meninggalkan sekolah
ini.
Ketika Tiara
sampai dihalaman sekolah, genk The Fiveth itupun langsung menghampiri Tiara.
Mereka berempat pada mencemooh atas apa yang telah dilakukan oleh Tiara.
“ (berteriak) Tiara..!! “ ucap Danang, dan Ryan.
“ (murung) Kalian..? “ jawab Tiara.
“ Apa yang sebenarnya lo lakuin, Ra. Kami semua nggak menduga lo
tega nglakuin ini pada Niken? “ tanya Aris.
“ Hmph. Apa urusannya dengan kalian! “ jawab Tiara.
“ Jelas aja ini urusan kami. Karena, Niken merupakan salah satu
teman terbaik kami. “ ucap Susilo.
“ Hmph. Sejak kapan kalian jadi sepeduli itu pada gadis cupu itu? “
tanya Tiara.
“ ... “ mereka berempat terdiam.
“ Bukankah kalian dulu selalu ngebuliin dia terus, he? “ lanjut
Tiara.
“ Sebaiknya,
kalian pikirkan dulu jawabannya. Bye! “ ucap Tiara.
Kemudian, Tiara
itupun meninggalkan sekolah itu. Entah, setelah kepergian Tiara, apa yang akan
terjadi kepada Trio Bawel itu. Karena, posisi Tiara dalam genk itu sangat strategis.
Balik lagi,
dimana Umam sekarang ini lagi mendatangi rumah Niken. Sesampainya dia disana,
betapa terkejutnya dia melihat rumah Niken yang begitu rusuh, dan reyot.
Dia nggak
menduga kalau Niken tinggal dirumah yang sangat miskin ini. Itu mungkin karena
dia nggak pernah datang kerumahnya kale. Hal yang lebih mengejutkannya lagi,
orangtua Niken itu masih bisa nyekolahin Niken disekolah elit itu.
“ Assalamu’alaikum. Permisi! “ ucap Umam.
“ Permisi, apa
ada orang..? “ lanjut Umam.
Tak lama
kemudian, seseorang itupun membukakan pintu. Ternyata dia adalah Vita, kakaknya
Niken.
“ Siapa yah? “ tanya Vita.
“ Saya Umam, temannya Niken! “ jawab Umam.
“ Ada apa yah? “ tanya Vita.
“ (murung) Saya kesini karena mau mengabarkan.. “ jawab Umam.
“ Mengabarkan apa? “ tanya Vita.
“ (sedih) N.. Niken, dia sekarang masuk kerumah sakit! “ jawab
Umam.
“ (kaget) Apa??
“ ucap Vita.
Tiba – tiba
dari dalam rumah datanglah ibu Susi. Diapun merasa terkejut tatkala mendengar
kalau puterinya yang paling dia sayangi itu masuk kerumah sakit.
Padahal dia
tau, kalau penghasilan mereka cuman pas – pasan.
“ (menghampiri) Ada apa, Vit? “ tanya Bu Susi.
“ (menangis) Bu.. N.. Niken, bu! “ jawab Vita.
“ Iya, adikmu kenapa. Vit? “ tanya Bu Susi.
“ Niken masuk rumah sakit, bu! “ jawab Vita.
“ Astaga. Ayo cepat kita segera kesana sekarang! “ ucap Bu Susi.
“ Biarkan saya mengantar kalian berdua! “ tawar Umam.
“ Siapa kau ini? “ tanya Bu Susi.
“ Saya Umam,
pacarnya Niken! “ jawab Umam.
Kemudian,
mereka berdua itupun pergi kerumah sakit dimana Niken sekarang ini dirawat inap
dengan diantar oleh Umam.
Didalam
perjalanan mereka, Umam itupun menceritakan semua yang terjadi disekolah
tatkala Niken sampai ditusuk oleh Tiara itu.
Bu Susi merasa
tidak terima atas perbuatan dari Tiara, dia kepengen menuntut Tiara keranah
hukum apabila terjadi sesuatu ke Niken nantinya.
Sesampainya
mereka dirumah sakit Kasih Bunda, mereka itupun segera menuju keruang operasi.
Disana, mereka hanya mendapati dokter Sutrisno yang baru saja keluar dari ruang
operasi.
“ Dok, gimana keadaan Niken? “ tanya Bu Susi.
“ Siapakah anda ini? “ sahut dokter Sutrisno.
“ Saya adalah ibunya, dok! “ jawab Bu Susi.
“ Keadaan pasien saat ini sudah mulai membaik. Berterima kasihlah
kepada Umam, yang dengan rela mengantarnya kerumah sakit dengan segera! “ ucap
dokter Sutrisno.
“ Meskipun begitu, kalian masih belum boleh menemuinya! “ lanjut
dokter Sutrisno.
“ Lalu, gimana soal adminitrasinya. Dok? “ tanya Vita.
“ Berterima kasihlah kepada Umam, dia sudah melunasi semua biaya
adminitrasinya! “ jawab dokter Sutrisno.
“ Permisi..! “ ucap dokter Sutrisno.
“ Terima kasih, nak! Kamu telah menolong Niken dan juga kami. “
jawab Bu Susi.
“ Sudahlah,
nggak apa – apa ko’. Lagian Niken itu adalah pacarku! “ jawab Umam.
Setelah mereka
bertiga menunggu, akhirnya Niken itupun sadar juga. Kemudian, dia langsung
memanggil – manggil nama Umam. Oleh sebab itulah, mereka bertiga itupun
memasuki ruang dimana Niken dirawat.
Melihat ibunya
dan kakaknya menjenguknya, membuat Niken sedikit merasa sedih. Karena, dia nggak
tega melihat keluarga kecilnya itu khawatir padanya.
“ Kalian berdua tau dari mana kalau aku dirawat disini? “ tanya
Niken.
“ Umam lah yang telah menceritakan semuanya, dan juga mengantar
kami berdua kesini! “ jawab Bu Susi.
“ Makasih, Say! “ ucap Niken.
“ Sama – sama. “ jawab Umam.
“ Gimana keadaanmu, Ken? “ tanya Vita.
“ Niken baik – baik saja, ko’. “ jawab Niken.
“ Maaf, bu. Bisakah kalian berdua keluar dulu, ada sesuatu yang
perlu saya bicarakan ke Niken? “ pinta Umam.
“ Baik, jaga dirinya. Nak! “ ucap Bu Susi.
“ Jaga adikku baik – baik! “ lanjut Vita.
“ Tentu saja. “
jawab Umam.
Akhirnya mereka
berdua itupun keluar dari ruang rawat Niken. Setelah mereka berdua keluar, Umam
dan Niken itu mulai bicara serius soal masalah tadi pagi. Selain itu, dia kepengen
ngomong ke Niken kalau utangnya atas uang kas sekolah itu sudah lunas.
“ Ken, gue kepengen ngomong sesuatu ke kamu! “
“ Apa itu, Say? “
“ Mulai hari ini, utang uang kas sekolah yang lo hilangin, dah gue
bayar penuh. Sekarang lo dah bisa lega. “
“ Baguslah, terus..? “
“ Soal kejadian tadi pagi, gue turut minta maaf atas kelakuan Tiara
ke lo! “
“ Sudahlah, Say. Gue dah ngiklasinnya ko’. Lagipula, wajar aja
kalau dia cemburu ke gue. “
“ Selain itu, soal kejadian kemaren. Sebenarnya apa yang mau kau diskusikan
dengan Tiara, Ken? “
“ Rahasia. Sekali rahasia, tetap rahasia. Say! “
“ (tertawa)
Hahaha.. bisa – bisa aja lo bercanda, Ken! “
Malam harinya,
para guru, teman – temannya, dan juga kelima anggota The Fiveth itupun datang
menjenguk Niken. Mereka semua kepengen tau soal kabar Niken sekarang ini yang
lagi dirawat dirumah sakit.
Namun, dibalik
semua itu, Tiara lagi mengintip mereka semua yang lagi bersuka ria itu. Tiara
kepengen membongkar semuanya tentang apa yang terjadi sehingga Niken berakhir
jadi pelayannya Umam beberapa hari lalu. Namun, sebelum itu. Dia mesti harus
menunggu dibalik layar sampai para guru, teman – temannya, dan kelima anggota
The Fiveth itu pulang.
“ Hmph. Kalian boleh tertawa dan bersuka ria untuk sementara ini.
Namun, jangan kira kalau gue bakalan diam saja. “
“ Tapi, untuk sementara itu gue mesti sembunyi dulu. Jangan sampai
mereka semua mengetahui keberadaanku. “
“ Kita lihat,
Umam. Apakah Niken masih bakal mencintaimu atau tidak ketika gue nyeritain soal
uang kas itu ke Niken? “
Sementara Tiara
masih bersembunyi dibalik bayang – bayang, Niken dan semuanya lagi bergurau ria
diruang rawat Niken.
Mereka saling
memberikan dukungan satu sama lain. Bahkan, mereka semua menceritakan kejadian
ketika Niken dan Umam masih belum pacaran.
Setelah lama
bergurau, Abah Nadjib itupun mengatakan ke Niken kalau sekarang ini dia nggak
perlu khawatir lagi dengan Tiara. Karena dia sekarang ini dah dikeluarin dari
sekolah. Mendengar hal itu, Niken itupun kaget. Dia nggak ingin kalau Tiara itu
dikeluarkan dari sekolah, dan karena alasan itu, dia memohon ke Abah Nadjib,
Pak Bus, Pak Idris itu untuk tidak mengeluarkan Tiara, dan mengajaknya untuk
sekolah lagi di SMAN 1 Jakarta.
Keputusan Niken
itu, banyak ditolak oleh teman – temannya, termasuk Astrid, Shela, dan Viona.
Dia nggak ingin jikalau Tiara masuk lagi kesekolah, dia bakal nyakitin Niken
lagi. Penolakan itu sama juga diajukan oleh para guru, dan anggota The Fiveth.
Mereka semua nggak kepengen kalau Niken itu bernasib sama lagi. Namun, Niken tetap
bersikeras untuk terus mendesak para guru untuk tidak mengeluarkan Tiara dari
sekolah secara tidak terhormat itu.
“ Pak, Niken kepengen kalau Tiara itu kembali bersekolah bersama
kami! “ ucap Niken.
“ (kaget) Apa..? “ semua orang terkejut.
“ Apa kamu serius, Ken? Meminta orang yang telah melukaimu untuk
kembali bersekolah bersama kita!? “ tanya Astrid dan Shela.
“ Gue bener – bener serius. Nggak enak tau, kalau sekolah tanpa
adanya celotehan ketua Trio Bawel ituh! “ jawab Niken.
“ Tapi, Ken. Dia itu dah ngelukain lo..? “ ucap Umam.
“ Iya. Gimana kalau nanti dia ngelukain lo lagi? “ lanjut Danang
dan Ryan.
“ Nggak bisa, Ken. Bapak dan para guru yang lainnya nggak kepengen
ngambil resiko lagi. “ jawab Abah Nadjib.
“ .. Iya, itu benar..! “ sahut semuanya.
“ ... Saya yang akan bertanggung jawab jikalau Tiara berbuat ulah
lagi disana! “ jawab Niken tiba – tiba.
“ Apa lo bener – bener serius akan hal itu, Ken? “ tanya Umam.
“ Gue serius. “
jawab Niken.
Karena
permintaan Niken, akhirnya dengan berat hati Abah Nadjib itupun memanggil
kembali Tiara. Abah menyuruhnya untuk besok kembali kesekolah.
Dua hari
kemudian, Tiara itupun kembali bersekolah sama seperti biasanya. Sementara itu,
Niken itupun dah diperbolehkan pulang.
Tiga hari
kemudian, Niken itupun akhirnya bisa bersekolah lagi. Seperti hari – hari
biasanya, dia selalu nongkrong sama temen – temennya.
“ Lo dah bener – bener sembuh, Ken? “ tanya Astrid.
“ Dah donk. Memangnya kalau belum, gue bisa berada disini? “ jawab
Niken.
“ Baguslah. Kami bener – bener khawatir padamu! “ ucap Shela.
“ (tertawa) Haha.. don’t worry, keles! “ jawab Niken.
“ (mendramatisir) Hikh.. Hikh. Akhirnya lo sembuh juga, Ken. G..
gue dan tem.. temen – temen lo sangat khawa.. khawatir loh padamu! “ ucap
Viona.
“ (tertawa)
Hahaha.. “ Niken, Shela, dan Astrid tertawa bareng.
Sementara itu,
anggota The Fiveth itupun mengadakan rapat antar anggota. Mereka mendiskusikan
mengenai sebuah insiden yang terjadi kemaren.
Seorang siswa
ditemukan terluka dijalan Merdeka no.4. Mereka menduga kalau ini merupakan ulah
genk Kozi yang mulai lagi memberontak. Namun, setelah ditelusuri itu bukan dari
genk Kozi. Memang bener – bener aneh kejadian – kejadian sekarang ini.
“ Apa kalian sudah menemukan siapa yang melakukannya? “ tanya Umam.
“ Kami belum tau. Kata siswa itu, dia dihajar oleh tiga orang
preman yang memakai topeng! “ jawab Danang.
“ Sebaiknya kita selidiki masalah ini nanti malam! “ ajak Umam.
“ Itu ide bagus. “ jawab Ryan.
“ Andaikan saja Handy masih ada disini! “ ucap Aris.
“ Lo jangan ngeluh gitu, Ris! “ jawab Susilo.
“ Iya, Handy sekarang ini masih dalam misi yang teramat penting. “
jawab Danang.
Lanjutan nya ada ga?
BalasHapuslanjut dong pliss
BalasHapus