Dendam



Dendam
Suatu ketika, disebuah sekolah elit di Bandung, yaitu SMAN 2 Adijaya sedang mengadakan sebuah pesta atas kelulusan siswa dan siswinya ke-57. Perayaan itu dirayakan oleh seluruh pihak sekolah karena tahun ini, ada seorang siswi yang mendapat nilai IQ dan nilai UN- nya itu hampir mendekati sempurna, yaitu 3,7. Siswi itu bernama Astrid Siswandi.
Namun, ketika dalam acara wisuda itu namanya disebut, dia tak kunjung – kunjung datang juga. Sehingga para guru dan beberapa anggota OSIS itu mencarinya. Tapi mereka semua tidak berhasil menemukannya.
“Kau sudah menemukannya?”
“Belum. Kamu!?”
“Juga belum.”
“Ya tuhan, dimanakah sebenarnya gadis itu?”
Disaat pihak sekolah sedang mencarinya, disebuah toilet yang rusak, lima orang gadis itu sedang membekap tubuh Astrid. Mereka adalah Eren, Mela, Dewi, Lutfi, dan Nuhy. Mereka berlima itu adalah musuh besarnya Astrid, mereka membencinya karena Astrid itu dikenal dekat dengan seorang pemuda, adik kelasnya sendiri, yang bernama Umam.
“Heh, elu pikir kau bisa berteriak disini?” ancam Eren. “Disini adalah toilet yang angker itu. Jadi takkan ada yang bakal ataupun mau mencarimu kesini!”
“Eren, kenapa kalian semua lakuin ini padaku?” tanya Astrid.
“Kau tahu dengan siswa bernama Umam, kan? Bukankah gue sudah pernah ngomong ke elu berkali – kali untuk jauhin Umam. Kenapa elu tak menggubrisnya, he?” jawab Eren lagi.
“Elu sudah tahukan kalau gue putus dengan dia, itu gara – gara siapa, he? Itu semua gara – gara elu, Trid. Jikalau elu tak pernah ada dalam kehidupan Umam, mungkin gue dengannya pasti masih pacaran. Namun itu sudah kau rusak hubungan kami berdua!” imbuhnya.
“Jadi, ini semua karena dendam? Benar – benar keparat elu, Eren. Lalu, jadi elu juga jadi musuhin gue dulu cuman karena gue lagi deket sama Umam, gitu?” Astrid terlihat geram mendengar penjelasan dari Eren tadi. “Kalau gitu, kenapa dulu elu nggak bilang ke gue sih? Dengan begitu, gue nggak akan dekat – dekat sama dia!”
“Sungguh disayangkan, namun itu semua sudah terlambat. Sekarang, jikalau gue bisa membunuhmu disini, maka gue akan bisa jadian lagi dengan Umam, kan? Dan setelah itu, tidak akan ada penghalang lagi buatku untuk mendapatkan cintanya lagi. Iyakan?” ucap Eren.
“Lepaskan. Lepaskan gue, Ren..!” Astrid itu mulai memberontak – berontak.
“Guys, sebaiknya enaknya kita apain ini bocah?” tanya Eren.
“Kita bunuh disini aja, bos. Dengan begitu, dia tidak akan mengganggu hubunganmu dengan Umam nantinya. Lagipula, bukankah kita sudah pada benci dengan mantan sahabat kita ini?” sahut Nuhy dan Mela.
“Jangan pikir kalian bisa selamat dariku nantinya! Suatu saat nanti, aku pasti akan datang untuk membalas dendam ke kalian semua. Camkan itu..!” ancam Astrid.
“Haha.. emangnya elu bisa apa sekarang ini, he? Bahkan elu bergerak saja susah ko’. Ada – ada alasan elu buat balas dendam?” ledek Nuhy.
Kemudian, Eren dan kawan – kawannya itu langsung menusukkan pisau mereka masing – masing kearah perut Astrid, sehingga tak sampai lima menit, ia sudah menghembuskan napasnya untuk terakhir kalinya.
Setelah itu, mereka berlima itupun akhirnya memasukkan mayat Astrid yang sudah membiru itu kedalam sumur tua yang jaraknya tidak jauh dari toilet angker itu. Benar – benar kasihan Astrid, ia harus dibenci hanya karena cemburu.
“Dah, sebaiknya kita segera pergi dari sini, dan segera menyusul teman – teman diacara wisuda itu, supaya tidak ada orang yang curiga!” ujar Eren.
“Tapi, gimana soal Astrid nantinya? Bukankah elu semua tadi pada denger ucapan dia kalau ia bakal datang lagi buat nuntut balas, he?” sahut Lutfi.
“Udahlah, jangan terlalu dipikirin. Itu semua merupakan omong kosongnya saja. Mana mungkin ia bisa membalas dendam, sementara arwahnya sudah tidak bisa kemana – mana lagi, selain tersegel dialam barzah..!” jawab Nuhy.
Ketika mereka semua pergi, didalam sumur dimana mayat Astrid itu ditenggelamkan, tiba – tiba dari atas sumur muncullah sebuah cahaya merah pekat. Cahaya itu langsung mengangkat mayat Astrid tadi kepermukaan.
Cahaya itu kemudian langsung merasuk ketubuh Astrid dan membawa rohnya itu keluar dari tubuhnya. Benar – benar hal yang sangat aneh yang terjadi disana.
“Siapa kau?” tanya roh Astrid itu.
“Aku adalah penguasa disini, namaku adalah Jones!” jawab cahaya merah pekat itu. Yang kemudian menampakkan dirinya sebagai seorang hantu.
“Kenapa kau tadi menolongku? Padahal aku bukan siapa – siapa untukmu!?”
“Aku menolongmu karena aku kepengen membantumu untuk membalas dendam. Karena target kita berdua ini adalah orang yang sama. Mereka berlima dulu pernah membunuh cucuku ketika ia masih SMP, dan aku kepengen buat membalaskan dendam cucuku kala itu!”
“Mhm.. lalu, apa yang bisa aku lakukan supaya kita berdua bisa membalas dendam?”
“Kau cuman perlu buat merasuk kesalah satu raga siswi disini, Astrid. Dengan raganya lah kau akan bisa membalas dendam ke mereka berlima, tanpa perlu mengeluarkan daya yang kuat!”
“Buruknya, padahal hari ini merupakan acara wisudaku. Apalagi setelah ini, gue akan segera melakukan pertunangan!”
Setelah setuju, mereka berdua itupun akhirnya pergi. Untuk sementara waktu ini, mereka berdua menghilang dari kehidupan mereka semua, sampai mereka menemukan raga yang dinilai cocok untuk dirasuki oleh roh Astrid itu.
Sementara itu, Umam dan para guru lain itu mulai putus asa dalam mencari Astrid. Mereka semua pada bersedih, karena Astrid merupakan siswi terpandai dan juga teman terbaik bagi mereka semua.
Tak lama setelah itu, muncullah Eren dan teman – temannya. Kehadiran mereka berlima menimbulkan kecurigaan Umam dan para guru lainnya. Pasalnya mereka berlima itu juga turut menghilang tatkala Umam dan para guru yang lainnya sedang mencari keberadaan Astrid.
“Darimana saja kalian berlima, he?” tanya Pak Bus sinis. “Kenapa kalian tadi tidak ada dalam acara wisuda itu!?” imbuhnya.
“Kami.. kami cuman baru saja berkeliling saja ko’. Lagipula tadi kami berlima itu haus, jadi kami berlima keluar sebentar untuk membeli minuman. Ehh.. tak disangka kami berlima malah asyik ngobrol, sehingga kami lupa untuk kembali kesekolah.” jawab Dewi.
“Benar begitu, Ren!?” tanya Umam yang menatap mata Eren dengan tatapan yang panjang.
“Benar, kami berlima tadi keasyikan ngobrol sehingga kami tak menduga kalau sudah dua jam lebih kami ngobrol!” jawab Eren seraya memunculkan raut muka yang meyakinkan.
“Ya udah. Kalau begitu, apakah kalian tahu keberadaan Astrid sekarang ini? Tadi ketika acara wisuda, Astrid tiba – tiba menghilang begitu saja. Kami semua sudah mencarinya kemana – mana, namun tidak dapat menemukannya?” tanya Pak Mujab.
“Hmh.. benarkah kalau dia menghilang, pak? Bukankah tadi kami lihat dia sudah datang kesekolah buat menghadiri acara wisuda itu? Ko’ dia bisa menghilang begitu aja!?” jawab Nuhy seraya memunculkan muka tidak tahu.
“Iya. Ketika tadi kami hendak mengumumkan kandidat sepuluh besar, tiba – tiba dia menghilang. Padahal katanya tadi, dia hendak menemui seseorang dulu, sebelum dia menghilang!” jawab Pak Mahali.
“Okelah, pak. Kami berlima bakal bantu bapak buat nyari Astrid. Lagipula Astrid itukan merupakan salah satu teman terbaik kami, jadi dengan senang hati kami berlima bakal ikut nyari dia!” ujar Eren.
“Mhm.. mencurigakan. Bukankah dalam kurun waktu tiga bulan ini, mereka berlima itu pada musuhin Astrid. Kenapa ia masih menyebut Astrid sebagai teman terbaiknya segala? Benar – benar mencurigakan!” batin Umam yang terus – terusan curiga atas keinginan Eren dan kawan – kawannya.
Tak mau mengungkit – ungkit lagi, Umam dan para guru lainnya itu akhirnya meninggalkan Eren dan teman – temannya itu untuk melanjutkan pencariannya untuk menemukan Astrid sekarang ini.
Setelah mereka mencari seharian, mereka itupun akhirnya putus asa. Mereka sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan Astrid sekarang ini. Dan yang paling sedih kala itu adalah Umam, karena seperti yang kalian tahu, kalau mereka ini sudah bertunangan.
“Astrid, dimanakah sebenarnya dirimu ini?”
“Apa kau tak tahu betapa sedih dan gelisahnya diriku tidak bisa menemukanmu? Atau kamu sudah tidak perduli lagi denganku atau dengan cinta kita yang sudah setahun ini kita jalani!?”
Setahun semenjak menghilangnya Astrid, hidup Umam masih dipenuhi oleh kegelisahan. Sehingga ketika ia menginjak ke kelas 3, dia sama sekali tak menginginkan pacaran lagi. Meskipun banyak gadis yang mencoba buat deketin dia, termasuk Eren itu.
“Maaf, Ren. Aku belum bisa menerima cintamu!”
“Kenapa?”
“Aku. Aku masih terlalu cinta ke Astrid. Mungkin sekarang ini, dia memang sudah tiada, namun cintanya itu masih begitu melekat dihatiku. Jadi, untuk sementara waktu ini, aku tidak bisa menerima cintamu!”
Begitu mendengar jawaban Umam tadi, membuat Eren kesal dan langsung cabut meninggalkan Umam dikantin sekolah yang sedang merenung itu.
“Astrid, dimanakah engkau sebenarnya? Aku benar – benar kangen dan rindu padamu. Aku harap kau akan segera kembali untuk melihat seberapa teguhnya diriku untuk tetap bertahan demi kamu dan cinta kita.”
Dua bulan kemudian, ketika awal tahun ajaran baru, dikelas X IPS 4, ada empat orang siswi baru yang terkenal akan kecantikannya. Mereka adalah; Vivi, Merinda, Niken, dan Siti. Mereka berempat merupakan teman baik semenjak SD. Sehingga mereka sudah sangat akrab sedari dulu.
Diantara keempat itu, yang paling cantik adalah Niken, dan yang paling sexy adalah Vivi, yang paling mempesona adalah Merinda, dan yang terakhir, yang paling centil adalah Siti. Mereka berempat membentuk suatu komoditas yang diberi nama ‘The Umbrella’ yang berarti payung. Payung yang setiap hari selalu meneduhi semuanya.
Hari ini merupakan hari terbaik buat mereka, karena hari ini yang membimbing mereka setelah MOS adalah Umam, yang merupakan ketua OSIS. Sekali mereka melihat rupa Umam yang menawan, mereka berempat langsung terpesona. Terlebih Niken, dan Siti. Namun bagi Vivi dan Merinda, Umam itu biasa – biasa aja.
“Hai adik – adik. Selamat pagi!” Umam itu menyapa semua siswa dan siswi yang ada dikelas tatkala ia memasuki ruangan.
“Pagi, kak!” sahut semua siswa dan siswi.
“Hari ini, berhubung ini merupakan hari pertama masuk setelah MOS, jadi kakak yang akan mengajar disini untuk beberapa hari, menggantikan guru – guru yang sedang berlibur!” ujar Umam.
“Oke, kita mulai saja. Apakah kalian ingin saling berkenalan dengan teman – teman yang lain? Jika iya, kalian semua boleh ko’ mengangkat tangan ke atas, dan menuju kedepan kelas untuk berkenalan.” Imbuhnya.
Akhirnya mereka semua itu satu demi satu itupun pada berkenalan dengan teman – teman yang lainnya. Begitu melihat Vivi dan teman – temannya, hatinya itu mulai bergejolak. Dia tidak menduga kalau luka yang masih berbekas dihati Umam itu bisa luluh dengan melihat Vivi.
“Kenapa ini. Kenapa hatiku langsung bergejolak seperti ini tatkala gue ngelihat Vivi? Sebenarnya siapakah dia sebenarnya!?” batin Umam yang tidak bisa menyangka kalau Vivi itu sudah berhasil meluluhkan hatinya.
Ketika jam istirahat berbunyi, Umam itu berjalan – jalan mengelilingi sekolah. Tak disangka ketika ia melewati kantin, dia mendapati Vivi sedang makan sendirian disana. Oleh karena itu, Umam kepengen buat mengenal Vivi lebih jauh lagi.
“Sendirian yah?” sapa Umam yang benar – benar mengejutkan Vivi kala itu.
“Eh.. kak Umam. Ada apa?” tanya Vivi manis.
“Kenapa kau sendirian disini, nggak main sama teman – teman atau kawan – kawanmu itu? Malah makan disini. Sendirian pula!” jawab Umam.
“Hari ini, mereka bertiga lagi ke perpustakaan, kak. Jadi daripada mereka kuganggu, ya aku makan disini aja sendiri. Lagipula aku cukup enjoy ko’ saat aku menyendiri seperti ini!?”
“Mhm.. ya udah kalau gitu. Gue pergi dulu yah. Ada kerjaan yang perlu aku selesaikan saat ini. Gue harap, kita bisa berteman lebih jauh lagi, Vi!”
Umam itupun akhirnya meninggalkan Vivi yang masih termangu dengan kata – kata yang diucapkan Umam tadi. Dia tidak menduga kalau Umam bisa mengatakan hal – hal itu.
“Gue harap, kita juga bisa berteman lebih jauh lagi, kak Umam!” ucap Vivi seraya memunculkan senyuman manisnya itu.
Dua jam itupun berlalu. Dan sekarang sudah tiba saatnya buat para siswa dan siswi itu pulang. Sementara itu, diruang OSIS, Umam itupun senyum – senyum sendiri ketika ia membayang – bayangkan muka Vivi yang begitu anggun itu.
Eren dan Nuhy yang melihatnya itupun merasa curiga. Perasaan mereka berdua mengatakan kalau Umam mulai suka sama seorang cewek. Jadi untuk memastikannya, merekapun langsung bertanya langsung padanya.
“Mam, kenapa elu senyum – senyum gitu?” tanya Nuhy yang seperti biasanya, sinis banget.
“Kalian? Kenapa kalian berdua masih disini. Bukankah kalian berdua sudah pada pulang bersama dengan kawan – kawan kalian yang lain?” Umam tertangkap basah disaat melamun itu.
“Apa elu udah mulai menyukai cewek lain, Mam? Berani – berani banget cewek itu menggodamu hingga elu bisa suka padanya seperti ini? Tidak bisa dimaafkan.. ini tidak bisa dimaafkan!” Eren terlihat geram ketika ia melihat Umam masih terus kebayang – kebayang muka gadis itu.
“Tsk..!” Eren itu langsung meninggalkan ruang OSIS karena ia sama sekali tidak diperhatiin oleh Umam saat ia ngomong tadi.
“Ada apa sih dengannya itu?” Umam masih berlagak seolah tidak tahu apa – apa.
“Eren.. tunggu!” teriak Nuhy dari dalam ruang OSIS.
Sementara itu, dilain pihak. Roh Astrid itupun setelah bermeditasi selama setahun lebih, akhirnya iapun selesai mengakhiri meditasinya itu. Dengan berhasilnya meditasinya itu, dia seperti mendapat sebuah kekuatan yang teramat besar, sehingga mampu melakukan apapun yang ia sukai.
Jones mengingatkan kalau raga yang sudah ditunggu – tunggu oleh Astrid itu sudah muncul. Oleh karena itu, ia segera menyuruh Astrid untuk merasuk keraga itu, dan segera membalas dendam.
“Akhirnya aku berhasil juga dalam bermeditasi!” ujar roh Astrid kala itu yang merasa kalau ia sudah mendapatkan sebuah kekuatan yang teramat besar yang mengalir didalam dirinya.
“Bagus, Astrid. Ternyata kau benar – benar hebat. Padahal banyak hantu yang melakukan meditasi itu, namun hanya kaulah orang yang pertama berhasil melakukannya, sedangkan yang lainnya pada musnah!” puji Jones.
“Sekarang, akhirnya sudah setahun ini aku akan bisa membalas dendam kepada Eren dan kawan – kawannya itu. Apakah raga yang kau maksud itu sudah muncul atau belum?” tanya Astrid.
“Sudah, Astrid. Dengan menggunakan raganya, maka kau pasti dapat membalaskan dendam kamu dan dendam aku yang selama ini kita tahan.” jawab Jones seraya menunjukkan senyum liciknya pada Astrid.
“Baiklah, untuk sekarang ini, aku akan melihat calon raga baruku itu. Mudah – mudahan dia merupakan seorang yang cantik dan anggun, sehingga mampu menarik aura bersetubuhnya Eren dan kawan – kawannya!”
“Maksudmu, apakah Eren dan kawan – kawannya itu lesbi?”
“Iya, Jones. Mereka semua adalah lesbi. Mereka dapat sembuh dari trauma itu karena Umam lah yang telah memberikan sebuah harapan padanya, sehingga mereka semua berhasil mengekang sifat kelesbiannya itu. Namun tak lama lagi semua siswa dan siswi pada tau, siapakah Eren dan kawan – kawannya itu!”
Keesokan harinya, sama seperti biasa Vivi, dan ketiga teman – temannya itu berangkat kesekolah bersama – sama. Ketika mereka hampir sampai kesekolah dan melewati toilet angker itu, perasaan Vivi dan yang lainnya mulai aneh. Mereka berempat merasa kalau mereka sedang diperhatikan oleh sesosok bayangan hitam dan putih dari arah toilet angker itu.
Oleh karena itu, Vivi, Niken, dan Siti itu langsung cabut dari sana, terkecuali Merinda yang terlihat seperti terpengaruh oleh suara – suara yang muncul dari arah toilet angker itu.
“Merinda.. Merinda!” terdengar suara yang memanggil – manggil nama Merinda dari dalam toilet angker itu.
“.....” Merinda itupun langsung berjalan mendekati arah suara panggilan itu.
“Merinda.. Merinda...!” terdengar suara itu lagi yang terus – terus memanggil – manggil nama Merinda.
Ketika Merinda itu sampai didalam toilet angker itu dan bertemu dengan roh Astrid, tiba – tiba ia tahu sesuatu. Yaitu Astrid, kakak kandungnya itu sudah meninggal dunia.
“Kakak..!” seru Merinda.
“Kau, apakah kau Merinda adikku itu?” hantu Astrid terkejut tatkala mengetahui kalau Merinda yang ia panggil – panggil itu adalah Merinda adiknya.
“Kakak.. kenapa kakak berada disini? Apa yang terjadi padamu, kak? Sehingga kakak harus menjadi arwah penasaran kaya’ gini!?” tanya Merinda yang tidak menduga kalau kakaknya itu benar – benar sudah tiada lagi.
“Maafkan kakak, Merinda..! kakak masih belum bisa tenang karena kakak masih mempunyai dendam dengan beberapa siswi disekolahmu itu.” jawab hantu Astrid.
“Siapakah mereka itu, kak? Ko’ mereka semua tega untuk membunuh kakak secara sadis seperti itu? Apa dia adalah Umam, yang merupakan pacar kakak dulu!” ujar Merinda yang mulai meneteskan airmatanya.
“Bukan, adikku. Bukan dia. Umam itu adalah orang yang baik, sehingga mana mungkin ia mau dan tega melakukan semua ini pada kakak. Apalagi sebentar lagi kami akan melangsungkan pertunangan. Jadi mana mungkin ia tega melakukan hal itu!”
“Lalu, siapakah orang yang tega melakukan hal ini padamu, kak? Jika aku menemukannya, maka tidak akan ada lagi kata maaf untuk mereka, terkecuali mereka harus mati tepat dihadapan kakak sendiri!”
“Eren dan kawan – kawannya. Mereka lah yang telah membunuh kakak ditempat ini. Untunglah setelah kakak tiada, ada sesosok cahaya merah yang menolong kakak. Namanya adalah Jones!”
“Jones? Apa kakak sudah bersekutu dengan dia selama setahun ini?
“Iya. Dia merupakan hantu yang baik, adikku. Aku bisa menampakkan wujudku dan mendapat kekuatan yang besar itu merupakan hasil dari kebaikannya pada kakak!”
“Gawat. Kak, jangan sampai kakak bersekutu dengan Jones. Dia itu merupakan iblis jahat, kak. Dia pastinya setelah kakak berhasil membalas dendam, dia akan meminta sesuatu yang bakal menyulitkan kakak sendiri...!”
“Sudah banyak ko’ contoh hantu yang terjebak oleh permainan iblis Jones itu. Aku dalam kurun enam bulan ini selalu melihat hantu – hantu aneh, yang setiap kali mereka selalu menderita karena persekutuannya dengan iblis Jones hanya untuk membalas dendam!”
“Tapi, katanya ia akan membantuku untuk membalas dendam, karena cucunya telah dibunuh oleh Eren dan kawan – kawannya?”
“Ayolah, kak. C’mon. Iblis Jones itu hanya membohongi kakak. Cucu dari iblis Jones itu sudah mati lebih dari 1200 tahun lalu, kak. Mana mungkin kalau ia dibunuh oleh Eren dan kawan – kawannya yang sama sekali tidak percaya sama hantu?”
“Untuk sementara ini kakak kepengen balas dendam. Jadi meskipun Jones itu menipu dan membohongi kakak, kakak akan tetap bersekutu dengannya. Titik.”
“Terserah kakak saja!!”
Mendengar kalau hantu Astrid itu tetap keras kepala, akhirnya membuat Merinda itu kesal dan segera cabut dari toilet angker itu.
Pikiran – pikiran aneh yang muncul setelah ia tahu kalau Jones itu merupakan iblis jahat, membuat hatinya semakin gundah. Dia kepengen untuk melepaskan diri dari persekutuan dengan Jones, namun disisi lain, ia masih perlu bantuannya Jones. Jadi dengan terpaksa, ia masih harus bersekutu dulu dengan iblis jahat Jones itu.
“Maafkan kakak, adikku. Namun kakak tidak punya cara lain untuk membalas dendam selain bersekutu dengan iblis Jones itu. Aku harap, engkau suatu hari nanti bisa mengerti tentang situasi yang sedang kakak hadapi ini.”
“Sekarang, sebaiknya aku segera melakukan pemantauan kesekolah Adijaya itu. Mungkin kata Jones itu benar, kalau raga baruku sudah muncul disekolah itu!”
Sementara itu, Merinda tiba dikelas dengan perasaan gundah, bahkan dia itupun sampai meneteskan air mata. Ketiga temannya yang melihat kalau Merinda menangis, akhirnya mereka segera datang untuk menghibur Merinda kala itu.
“Ada apa, Mer?” tanya Vivi prihatin.
“Nggak. Nggak ada apa – apa ko’.” Jawab Merinda sembari mengusap pipinya yang sudah penuh dengan air mata itu.
“Ayolah, ceritakan saja. Kita inikan teman baik, jadi elu bisa curhatin semua keluh kesah elu ke kita semua. Kalau kita bisa bantu, pasti kami akan membantumu ko’!” rayu Siti.
“Thank yah. Tapi memang, gue nggak bisa ceritakan sesuatu apapun mengenai ini. Karena gue tidak bisa menceritakannya. Maaf ya teman – teman!” jawab Merinda yang masih berusaha menutup – nutupi masalahnya itu ke kawan – kawannya.
“Ya udah. Tapi kalau kau sudah bisa ataupun mau menceritakannya, elu bisa manggil kami lagi ko’. Pasti kami bertiga akan setia untuk membantumu!” ujar Niken yang menunjukkan senyumnya itu ke Merinda.
“Makasih, yah!”
“Sama – sama.”
Dan akhirnya mereka berempat itupun berpelukan. Sungguh ikatan persahabatan diantara mereka memang sangat kuat, jadi apapun yang terjadi kepada salah satu diantara mereka, yang lain pasti ikut membantu ataupun mensupport yang lain.
Tak lama kemudian, dari luar datanglah Andre, Anton, Erga yang mencoba mendekati Vivi. Mereka bertiga merupakan siswa yang dikenal oleh para siswi lainnya sebagai seorang playboy. Korban – korban PHP mereka itu sudah banyak, bahkan sudah menggunung.
“Hei, Vivi!” sapa Andre mesra.
“Hi, juga.” balas Vivi.
“Hari ini, elu kelihatan semakin cantik saja, Vi. Nanti elu bisa kan ikut kami nanti malam? Ada sesuatu yang perlu kami katakan ke kamu, Vi!” tanya Anton yang menatap Vivi itu dengan tatapan yang sangat tajam.
“Mhm.. maaf. Kayaknya gue nggak bisa nih. Karena aku lagi ada urusan sama teman – teman gue. So, beat it!” jawab Vivi yang menolak ajakan mereka dengan halus.
“Kalian sudah dengarkan? Jadi beat it!” kata Niken dan Merinda yang mengusir mereka bertiga dari hadapan Vivi kala itu.
“Dasar cewe’ songong!” ledek Erga lirih.
Setelah keluarnya mereka bertiga dari kelas, jam masukpun akhirnya berbunyi. Kali ini, kelas Vivi akan diajar oleh kak Yulian.
“Siang, adik – adik!” sapa Yulian.
“Siang, kak.” balas semua siswa dan siswi serentak.
“Hari ini, kita mau ngapain. Pelajaran atau hiburan?” tanya Yulian yang menyuruh mereka buat memilih jam hari ini digunakan untuk apa.
“Hiburan aja dulu, kak. Karena dalam beberapa hari ini, kami merasa bosan dengan tugas – tugas yang ada. Selain itu, kami juga merasa bosan karena para guru belum ada yang pulang dari liburannya, sehingga banyak jam pelajaran yang kosong!” jawab Fino.
“Oke. Kalau gitu, kita akan bersenang – senang untuk hari ini, karena besok kalian sudah pada diajar oleh guru kalian masing – masing!” jawab Yulian.
Dari ruang kelas, Umam yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum sedikit. Dia nggak menduga kalau keceriaan dan kehebohan yang dilakukan oleh adik – adik kelasnya itu mampu mengobati sedikit demi sedikit lukanya.
Tak mau ketinggalan, dia itupun langsung masuk kedalam kelas dan ikut bermain bersama mereka semua. Keikut sertaan Umam dalam acara itu, tentu sangat disambut baik oleh para siswa dan siswi lainnya. Karena seperti yang kalian ketahui, kalau banyak diantara mereka yang sangat ngefans sama Umam itu.
“Vi, nanti elu maukan ikut jalan – jalan denganku?” tanya Umam tiba – tiba.
“Kemana loh!?”
“Sudahlah. Yang jadi pertanyaannya itu adalah kau mau atau nggak?”
“Mhm. Okelah!”
Sepulang mereka sekolah, Umam itupun langsung menjemput Vivi didepan gerbang sekolah. Sementara itu, Niken yang melihat kejadian ini, merasa cemburu banget ke Vivi. Karena, sesungguhnya ia sudah menyukai Umam terlebih dulu, namun malah Umam lebih memilih Vivi ketimbang dirinya.
“Sialan tuh, Vivi. Dulu katanya ia nggak suka maupun cinta sama Umam, tapi sekarang malah dia kepencut sama Umam juga. Benar – benar jahat elu, Vi. Beraninya nusuk gue dari belakang!” kata Niken geram.
“Lihat saja esok hari, gue bakal bikin perhitungan sama kamu!” imbuhnya.
Sementara itu, Umam yang lagi asyik romantis – romantisan dengan Vivi disebuah restoran itu, terkejut ketika mereka berdua melihat bayangan hitam yang melintas dengan cepat kemudian menghilang.
Umam yang terbiasa melihat kejadian – kejadian itu cuman bisa menghibur Vivi yang sudah ketakutan itu. Dia menduga kalau akan ada hal yang buruk yang bakal terjadi ke mereka berdua, sehingga mereka berdua itupun langsung cabut dari sana.
“Umam, apa elu mau ngehianatin gue dan cinta kita? Apa elu pikir kalau gue bakal membiarkannya begitu saja? Hmpf, nggak. Gue nggak akan biarin siapapun milikin elu, Mam!” ujar hantu Astrid.
“Tapi, tubuh Vivi itu lumayan juga yah. Pastinya dengan raganya, gue bakal bisa lebih dekat lagi dengan Umam, dan bisa membalas dendam ke Eren dan yang lainnya itu.” imbuhnya.
“Namun, untuk sementara waktu ini, gue lagi punya urusan lain yang perlu segera kulakukan. Tunggulah aku Vivi, pasti gue akan merasuk kedalam tubuhmu yang indah dan seksi itu nanti!”
Dan kemudian hantu Astrid itupun akhirnya menghilang.
Keesokan harinya, seluruh sekolah pada heran dengan kehadiran Vivi hari ini. You know what? Karena hari ini Vivi itu diantar kesekolah dengan menggunakan mobil sport yang keren milik Umam itu.
Mereka semua menduga kalau Umam dan Vivi itu sudah jadian. Dan setelah mereka ditanya sama Yulian dan Manfaat, mereka berdua itupun menjawab kalau mereka berdua itu sudah jadian.
“Iya, memang benar. Kita berdua ini memang sudah jadian. Hal itu dimulai kemaren sore, direstoran Sukaria!” ujar Umam seraya merangkul Vivi itu dengan mesra.
“Benarkan cyang?” tanya Umam.
“Tentu saja donk!” jawab Vivi.
Dari kejauhan Eren dan kawan – kawannya dan juga Niken yang mendengar akan jadiannya mereka, membuat mereka geram. Mereka itupun mengepalkan tangan mereka erat – erat. Mereka pada mau untuk membalas dendam ke Vivi.
“Vivi.. lihat saja nanti, gue pasti bakal balas perbuatanmu ini padaku dengan sepuluh kali lipat jauh menderita dari apa yang kurasakan sekarang!” batin Niken geram.
“Dasar cewek sok genit itu. Awas saja!” ancam Eren.
Sementara itu ditoilet, Siti yang memasuki salah satu toilet sekolah itu merasa aneh. Perasaannya mengatakan kalau saat dia memasuki toilet itu, ada sesosok bayangan hitam yang terus mengikutinya.
Untunglah, saat itu datanglah Merinda yang langsung membawa Siti keluar dari toilet angker itu. Merinda tahu kalau ketika ia melihat Siti memasuki toilet angker itu, dari belakangnya muncullah bayangan hitam yang mengikutinya masuk kedalam toilet itu. Untunglah, Merinda itu mempunyai sixth sense, jadi ia pasti bisa melihat makhluk – makhluk gaib yang berada disekitarnya.
“Ada apa, Mer? Kenapa elu ngajak gue untuk keluar dari toilet itu sih? Malu tau!” ujar Siti kesal melihat Merinda melakukan hal itu padanya.
“Ihh, ko’ sewot sih. Harusnya elu itu bersyukur ke gue, karena gue baru saja nyelamatin dirimu dari kejaran makhluk gaib yang berbayangan hitam itu.” jawab Merinda.
“Ahh, elu jangan bercanda, Mer. Elu kan tau kalau gue ini takut sama yang namanya hantu atau apalah itu. By the way, bayangan siapa yang ngikutin gue tadi, Mer? Gue pengen tahu!” tanya Siti penasaran.
“Entahlah, bayangan itu masih menyembunyikan rupa aslinya. Sehingga yang bisa kulihat itu hanya bayangannya saja!” jawab Merinda.
“Pokoknya, elu jangan sekali – kali kemari, atau ketika elu mendengar sebuah bisikan yang muncul dari toilet angker ini, sebaiknya elu kasih tahu gue, sehingga gue bisa pastiin kalau elu akan selamat dari bisikan gaib itu!” imbuhnya.
Dan akhirnya mereka berdua itupun pergi meninggalkan toilet angker itu. Setelah mereka berdua pergi, dari dalam toilet itu keluarlah bayangan kegelapan yang memancarkan sinar kemerah – merahan. Tidak salah lagi, dia adalah iblis Jones itu.
“Merinda? Hebat juga dia, bisa mengetahui kedatanganku. Mungkin dialah orang yang tepat untuk menjadi raga baruku!” ujar iblis Jones seraya memunculkan senyum liciknya itu.
“Padahal, aku tadi berencana buat menggunakan raga Siti itu, namun ketika kulihat Merinda tadi, aku jadi tidak bernafsu lagi buat merasuk keraga Siti.” imbuhnya.
Ketika jam istirahat, Vivi itu mengumpulkan teman – temannya dikantin. Mereka semua pada antusias ke Vivi karena ia sudah jadian dengan Umam. Namun, Niken waktu itu hanya cemberut saja.
Melihat tingkah Niken ini, membuat Vivi merasa penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi pada Niken sekarang ini?
“Ken, kenapa elu cuman diam aja?” tanya Siti.
“Nggak ada apa – apa ko’.” jawab Niken sepele.
“Ken, ayo sini ngobrol sama gue dan teman – teman yang lainnya, daripada murung disitu, kesambet setan nanti elu!” rayu Vivi.
“Bodo amat!” jawab Niken sinis.
“Sebenarnya elu itu kenapa sih, Ken? Ko’ elu ditanya malah sewotnya minta ampun gitu!?” tanya Merinda.
“....” Niken itu tidak mau bicara apa – apa, dan akhirnya iapun pergi.
Melihat tingkah Niken yang aneh hari ini, membuat Vivi dan teman – temannya yang lainnya merasa curiga. Dalam benak mereka, terselip sesuatu kalau Niken selama ini menyembunyikan sesuatu dari mereka. Oleh karena itu, Vivi itupun menyuruh Merinda dan Siti untuk menyelidikinya.
Tak lama setelah ia pergi, datanglah Eren dan kawan – kawannya yang langsung kepengen buat mem-bully Vivi. Eren merasa cemburu tatkala ia melihat Umam mengajak Vivi itu untuk makan bersama direstoran Sukaria yang megah itu.
“Heh gadis sok cengir!” ledek Eren.
“Siapa kau ini yah?” tanya Vivi.
“Gue Eren, kekasihnya Umam. Dan elu itu dah mulai mengacaukan hubungan kami berdua, tau? Mendingan sekarang elu jauhi Umam, atau elu bisa pastikan kalau elu takkan bisa merasa tenang lagi berada disekolah ini!” ancam Eren.
“Haha..” Vivi cuman tertawa mendengar ancaman Eren tadi.
“Kekasih? Nggak salah tuh. Aku sudah tahu semuanya tentangmu ko’. Elu itu cuman mantan pacarnya Umam, kekasih gue saat ini. Harusnya elu itu malu menyebut pacar gue sebagai kekasihmu saat ini, Eren. Seharusnya elu itu sudah mengerti akan hal itu!” ujar Vivi.
“Kau..?” Eren terlihat semakin geram itu.
“Umam itu sudah mengatakan semuanya tentangmu, Eren. Dan kau itu bukan apa – apanya lagi, jadi sebaiknya elu menjauh dari gue deh, atau elu bakal dibully sama gue dan teman – teman gue!” Vivi balik mengancam Eren.
“Sekarang gimana nih, Eren?” tanya Nuhy.
“Ayo pergi!” jawab Eren.
Akhirnya mereka berdua itupun pergi.
Waktu berlalu begitu cepat, sehingga tak disangka sebulan itupun akhirnya berlalu. Hubungan Umam dengan Vivi semakin lama semakin membaik, sehingga membuat Eren dan Niken itu cemburu abiss.
Hingga suatu ketika, mereka berdua pada sepakat buat nyingkirin Vivi.
“Ternyata elu juga ngincar Umam juga yah?” tanya Eren, yang melihat kearah Niken itu dengan senyuman licik.
“Sama denganmu!” jawab Niken dingin.
“Kalau gitu, ayo mari kita buat sebuah kesepakatan bersama. Kesepakatan buat nyingkirin Vivi, teman elu itu supaya dia tak lagi mengganggu hubungan kita dengan Umam itu, gimana?” tanya Eren.
“Hmpf. Boleh juga idemu. Sebenarnya gue juga sudah muak nglihat Vivi berduaan dengan Umam itu. Gue sudah kepengen buat nyingkirin dia, lebih baiknya untuk selamanya. Dengan begitu, gue bisa bersama dengan Umam..!” jawab Niken sinis.
Setelah mereka berdua sepakat, akhirnya mereka itu menyiapkan sebuah jebakan untuk Vivi nantinya. Mereka berdua merencanakan sebuah jebakan yang mereka taroh ditoilet yang sama seperti saat Eren hendak menghabisi nyawa Astrid setahun lalu.
“Apa elu yakin, kalau Vivi bisa kita bujuk untuk kemari? Vivi itu terkenal sebagai orang yang keras, ulet, dan tidak mudah percaya sama orang lain begitu saja!?” tanya Niken yang tidak yakin dengan rencana Eren itu.
“Sudahlah. Gue yakin kalau Vivi bakal masuk kedalam perangkap kita. Karena yang bakal memancingnya untuk kemari adalah kau, teman terdekatnya, Ken!” jawab Eren seraya menunjuk kearah Niken saat ini.
“Gue? Kenapa mesti gue yang memancingnya kemari? Jikalau teman – teman gue pada tahu mengenai masalah ini, maka pastinya mereka bakal membunuh gue nantinya!” ujar Niken.
“Kau tak perlu khawatir akan hal itu. Kedua teman – temanmu yang lainnya itu sudah berhasil gue atasi sebelumnya. Nuhy, Lutfi, Mela, dan Dewi sudah berhasil menculik mereka. Hanya tinggal masalah waktu, mereka akan sampai kemari!” jawab Eren.
Setelah mereka berdua menyelesaikan jebakan mereka, Mela, dan Nuhy itupun datang ketempat Eren dan Niken saat ini. Ternyata mereka sudah berhasil menangkap Siti dan Merinda, kedua sahabat baik Vivi.
“Niken, jadi ini semua merupakan ulah elu? Gue nggak menyangka kalau elu tega buat nglakuin ini semua. Kenapa Niken.. kenapa elu jadi seperti ini? Bukankah kita adalah teman dekat?” ujar Siti dan Merinda yang terkejut melihat Niken yang ternyata bersekongkol dengan Eren.
“Kenapa, he? Ini semua karena Vivi. Jadi jikalau kalian ingin menyalahkan, maka salahkan Vivi itu terlebih dahulu!” jawab Niken sinis.
“Apa maksudmu itu, Ken? Kita berdua nggak ngerti!?” tanya Siti.
“Elu berdua tahukan, dalam waktu sebulan ini gue selalu ngejar – ngejar Umam, he? Ketika dia hendak nyatain cinta ke gue, tiba – tiba datanglah Vivi yang langsung merebut dia dari gue. Bukankah itu sakit rasanya, melihat sahabat baiknya sendiri itu nusuk elu dari belakang?” jawab Niken yang sudah kehilangan dirinya sendiri itu.
“Dan sekarang, gue takkan memikirkan apa – apa lagi, selain gue harus habisin itu Vivi. Jadi jikalau elu mencoba berteriak sedikit saja, maka gue nggak segan – segan buat membunuh kalian berdua juga.” ancam Niken yang sudah menggila itu.
“Niken, elu dah benar – benar gila!?” bentak Siti dan Merinda keras.
“Oh ya? Kenapa.. kenapa kalian berdua ada disini? Apa yang kalian berdua lakukan disini!?” tanya Niken yang mencoba merubah memorinya kembali.
“Niken benar – benar sudah gila, kan? Itu semua berkat obat yang gue minumkan ke dia sebulan yang lalu!” ujar Eren tiba – tiba.
“Obat? Obat apa maksudmu!?” tanya Siti.
“Obat pembangkit tingkah kegilaannya, Niken. Kalian semua belum tahukan kalau selama ini Niken itu memiliki sifat psychopath. Hingga saat ini, Niken itu masih bisa mengendalikan sifatnya itu, karena ia masih memiliki Vivi dan kalian yang terus menjaganya, sehingga ia sendiri bisa mengekang sifatnya itu, namun ketika gue mencampur obat ini ke minumannya sebulan yang lalu, sifat dan sikapnya itu mulai tak bisa terkendali lagi. Apalagi ketika ia melihat Vivi jadian sama Umam, itu semakin membuat sifatnya itu muncul. Hahaha...!” jawab Eren.
“Eren, elu benar – benar sudah tak bisa dimaafkan lagi. Elu dah membuat teman – teman kami menderita, pastinya elu akan membayar untuk semua yang sudah kau lakuin ini!” ujar Siti dan Merinda geram.
“Hmph, memangnya bisa apa kalian sekarang ini? Niken, cepat laporkan hal ini ke Vivi, supaya ia datang kemari seorang diri. Dengan begitu gue bisa menjebaknya lalu gue bisa bunuh dia ditempat ini!” perintah Eren ke Niken.
“Baik, teman..!” jawab Niken patuh.
“Eren, sebenarnya obat apa yang kau berikan ke Niken, sehingga ia jadi patuh banget ke lo. Padahal selama ini, Niken itu hanya patuhnya pada kami, teman – teman baiknya sendiri, he?” tanya Merinda geram.
“Kalian ternyata masih penasaran yah? Okelah kalau begitu, gue akan kasih tahu kalian, supaya kalian mati dengan tidak penasaran lagi. Obat yang kukasih ke Niken sebulan lalu ialah Opium!”  jawab Eren sinis.
“Benar – benar bajingan elu itu, Ren!” kata Siti dan Merinda yang benar – benar geram atas ulah Eren ke Niken selama ini.
Sementara itu, Niken yang saat ini sudah tidak bisa mengendalikan emosinya itu, segera menghampiri Vivi yang sekarang ini lagi berada dikantin untuk memberitahukan kalau Siti dan Merinda itu sedang diculik oleh Eren.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar