Merinda, Cinta Sesosok Siluman Kucing Angora



Merinda
Cinta Sesosok Siluman Kucing Angora

Suatu hari, Raja Meow sang penguasa kerajaan kucing itu sedang menunggu kelahiran anak kandungnya. Dia dengan setia menemani istrinya yang bernama Pisky itu disaat persalinannya. Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya istrinya itu mengandung tiga orang putri kembar. Rencananya salah satunya akan diberi nama Angora dan yang satunya lagi akan diberi nama Ruby, dan yang satunya lagi akan diberi nama Cantika.
Sungguh benar – benar disayangkan, karena Pisky, ibunya mereka bertiga harus meninggal sebelum mereka beranjak usia tujuh tahun. Kematian Pisky sungguh sangat disesalkan oleh Raja Meow, dia seperti sudah kehilangan separoh dirinya. Bersamaan dengan itu, keadaan kerajaan semenjak kondisi itu malah semakin memburuk.
“Yah, ayo makan..!” ajak Angora.
“Ayah.. ayah tidak mau makan!” jawabnya
“Tapi, kalau ayah tidak mau makan, maka ayah akan sakit. Nanti siapa yang bakal ngurusin kerajaan kita jikalau raja mereka, yaitu ayah sendiri malah sakit dalam kondisi kerajaan yang sudah semakin memburuk hari demi hari seperti hari ini?” rayu Angora.
“Jikalau saja ibumu itu masih ada disini!” ujar Raja Meow mendung.
“Mhm.. jikalau ibu masih ada, pasti dia bakal kecewa sama ayah karena ayah tidak mau memperdulikan kondisi kesehatannya sehingga dia bakal marah lalu menampar ayah berulang – ulang kali.. hehe!” jawab Angora sembari tertawa untuk menghibur ayahnya yang lagi berduka itu.
“Haha.. kau memang persis seperti ibumu, Angora!” Raja Meow itu mulai menunjukkan tawa senyumnya itu ke Angora.
Tak lama setelah itu, pintu kamar Raja Meow itu didobrak..
Brakk..!
“Yang Mulia.. gawat.. benar – benar gawat!!” ucap salah satu pasukan itu terangah – angah.
“Ada apa?” tanya Raja Meow.
“Siluman Srigala.. dan para vampir pada bersatu menyerang kerajaan kita. Sekarang ini, mereka sudah berada tepat diluar wilayah kerajaan dan akan segera menuju kemari. Dan lebih buruknya lagi.. puteri Audy dan puteri Cantika itu menghilang!” jawab pasukan kucing itu yang masih terangah – angah.
“Apa?! Bagaimana hal ini bisa terjadi?” Raja Meow dan Angora itu terkejut mendengar penjelasan seorang pasukan itu.
Dengan cepat, Raja Meow itu menyuruh pasukannya yang berada diluar wilayah kerajaan, yang sedang melakukan invasi ke negeri rubah putih itu untuk segera kembali guna melindungi kerajaan. Namun sungguh disayangkan, jarak mereka terlampau jauh, sehingga mereka membutuhkan waktu setidaknya tiga hari untuk bisa kembali ke kerajaan.
Serangan dari luar kerajaan itu sudah membuat seluruh pasukan itu panik. Mereka sudah tidak kuat atau bisa lagi membendung serangan dari siluman serigala dan para vampir itu. Oleh karena itu, Raja Meow itupun memberikan separoh kekuatannya itu kepada puteri Angora, setelah itu diapun menyuruhnya untuk segera meninggalkan kerajaan.
“Aku sudah mentransfer separoh kekuatanku, jadi sebaiknya kau segera pergi dari sini, Angora. Sebelum kau berakhir disini bersama ayahmu ini!” ujar Raja Meow.
“Tidak. Angora tidak bisa meninggalkan ayahnya sendiri untuk bertarung melawan siluman serigala itu sendirian.. Angora benar – benar tidak bisa melakukannya!” jawab puteri Angora.
“Kau memang sangat baik, Angora. Sama seperti ibumu dulu, namun demi keutuhan keturunan kita, kau harus tetap dan terus bertahan hidup, supaya kau bisa melaksanakan wasiat dari ayah dan ibumu ini. Lagipula, kau juga harus segera mencari keberadaan puteri Audy dan puteri Cantika, kedua kakakmu itu memang terlalu keras kepala, jadi kau harus menemukannya, supaya kalian bisa bersatu untuk membalaskan dendam kita semua. Mengerti?”
“Tapi, bagaimana aku bisa berkeliaran bersama manusia. Yah? Mereka pastinya akan takut melihat wujudku yang seperti ini?”
“Oleh karena itulah, aku memberikanmu separoh kekuatanku itu. Dengan itu, kau pasti bisa merasuk kedalam raga seseorang. Namun ingatlah kalau kau hanya bisa melakukannya sekali dalam seumur hidup. Jadi pilihlah dengan bijak siapa yang layak kau jadikan sebagai wadah barumu!”
“Sekarang, pergilah wahai puteriku.. pergilah!”
“Tidak. Aku tidak akan meninggalkan ayah sendirian bertarung melawan para siluman – siluman itu!”
Karena Angora itu tetap keras kepala untuk tetap tidak mau meninggalkan ayahnya sendirian, maka dengan kekuatannya diapun langsung menidurkan Angora dan kemudian memanggil Nyi Ijah, pelayan setia Ratu Pisky untuk membawa Angora itu pergi.
“Baik, yang mulia. Aku akan membawa puteri Angora ketempat yang aman. Semoga baginda bisa aman – aman saja disini!”
“Terima kasih, Nyi Ijah. Pengabdianmu memang tidak perlu kuragukan lagi. Jagalah puteriku ini baik – baik yah!”
“Baik, yang mulia.”
Akhirnya mereka berdua itupun pergi meninggalkan kerajaan itu lewat sebuah pintu rahasia yang hanya Felix, kakek Angora saja yang tahu akan rahasia pintu itu. Dengan melewati pintu rahasia itu, akhirnya puteri Angora itu bisa selamat dari serangan para siluman serigala dan vampir itu.
“Gggrr..gggrr..!” para siluman serigala itu sudah sampai dihadapan Raja Meow.
“Siapa pemimpin kalian? Keluarlah kalau kau bukan pengecut!” ancam Raja Meow.
Setelah Raja Meow menyuruh pemimpin siluman serigala itu keluar, diapun terkejut melihat pimpinan mereka masing – masing. Raja Diego adalah pimpinan dari bangsa vampir, sedangkan Raja Hendry adalah pimpinan dari bangsa serigala. Mereka berdua merupakan sahabat baik dari Raja Meow ketika ia masih muda dulu.
“Kau.. Diego.. kau.. Hendry?” Raja Meow itu terkejut melihat mereka berdua.
“Lama tak berjumpa, Raja Meow?” sapa Diego dan Hendry dingin.
“Apa yang kalian berdua lakukan kepada kerajaanku. Bukankah kita bertiga pada tahu, kalau kita bertiga adalah teman baik. Yang selalu berjuang dan melakukan segalanya bersama – sama, tertawa bersama – sama, dan bersedih bersama – sama?”
“Maaf. Teman sudah bukan hal yang penting lagi buat kami. Yang terpenting sekarang ini buat kami adalah kami ingin menghancurkan seluruh negeri siluman yang tidak sejalan dengan kepimpinan kami, dan itu berarti kerajaanmu juga masuk dalam kriteria itu, Raja Meow!”
“Sebenarnya apa yang terjadi kepada kalian, sehingga kalian mau meruntuhkan kerajaanku. Kerajaan yang dulunya sering kalian jadikan tempat bermain kita bertiga, he?”
“Itu semua demi tuan kami dan dewa kami..!”
“Tuan? Dewa? Apa yang kalian maksud itu? Aku sama sekali tak mengerti tentang apa yang kalian bilang tadi!?”
“Ini demi Ki Sugeng, tuan kami. Dan demi END, dewa kami.”
“Apa?”
“Hentikan. Sekarang sudah saatnya buat kita untuk bertarung disini, hidup atau mati, Raja Meow. Ini semua demi kejayaan bangsa kita bertiga. Yang menang akan berjaya, dan yang mati akan jadi seorang pengecut!”
Dan mulai saat itu pertarungan hebat itu dimulai. Pertarungan hebat antara ketiga sahabat baik itu sudah mampu meluluh lantakkan kerajaan. Benar – benar hebat kekuatan yang ada pada diri mereka, sehingga pasukan serigala dan pasukan vampir itu tidak ada yang berani ikut campur dalam pertarungan mereka itu.
“Ajian Alasoka..!” ucap Raja Meow.
“Ajian Lokapaksa!” ucap Diego.
“Ajian Rorogeni!” ucap Hendry.
Dzzzzzzzarrrrrrrrrrr.... Buummmn!
Ledakan yang maha dahsyat yang muncul dari ajian mereka bertiga itu sudah menghancurkan istana. Namun disaat itu, Raja Meow lah pemenangnya. Ketika ia hendak membantu mereka berdua, tiba – tiba dari belakang, muncullah sinar leser berwarna biru kegelapan yang langsung menembus perut Raja Meow.
Tak salah lagi, dia adalah Ki Sugeng, dukun maha sakti yang ada di Jawa ini.
“Hahaha...!” Ki Sugeng itu tertawa terbahak – bahak.
“K.. Kau? Ki.. Sugeng!” Raja Meow itupun menoleh kearahnya.
“Iya. Itu benar. Aku adalah Ki Sugeng, dukun yang paling sakti seantero Jawa ini. Aku tak bisa menyangka kalau kau berhasil mengalahkan kedua murid – muridku, Raja Meow. Memang kekuatanmu sudah mencapai kekuatan yang maksimal!”
“Kenapa.. kenapa kau menyerang kerajaanku?”
“Kenapa? Jadi kedua muridku itu belum memberitahumu. Aku kesini karena ingin mendapatkan sesuatu yang teramat penting disini. Yaitu keris Nagageni milik istrimu itu!”
“Dan kelihatannya keris itu disembunyikan oleh istrimu itu kedalam tubuh salah satu anakmu. Namun setelah aku mencari ditubuh kedua puterimu, aku masih belum menemukannya. Dan kuyakin kalau puterimu yang bernama Angora itulah yang mempunyai keris itu sekarang.”
“Sudah kukatakan, aku tidak tahu dimana puteri Angora sekarang!”
Sementara dikerajaan terjadi perdebatan yang hebat antara Raja Meow dengan Ki Sugeng, Nyi Ijah itupun akhirnya berhasil membawa puteri Angora itu ketempat persembunyian yang aman, didaerah Blitar setelah melewati gerbang gaib Selotaro.
Dan inilah awal dari petualangan Puteri Angora menjejaki dunia manusia untuk mencari keberadaan kedua kakaknya, Puteri Audy dan Puteri Cantika.
*******************************************************************
1.
Mencari Wadah Baru

Petualangan dari puteri Angora itu dimulai dari sebuah rumah megah yang dibeli Nyi Ijah dari harta yang diberikan oleh Raja Meow itu padanya. Dengan uang itulah, Nyi Ijah tidak perlu khawatir akan kelangsungan hidupnya dan juga puteri Angora.
Dalam beberapa waktu ini, puteri Angora masih terlihat murung karena ia tidak menduga kalau harus meninggalkan ayahandanya untuk bertarung dengan kaum srigala dan juga kaum vampir itu sendirian.
“Yah, aku harap ayah baik – baik saja disana..!”
“Aku janji. Setelah aku menemukan kedua kakakku itu, aku akan segera kembali untuk berjuang bersama ayah mengusir para siluman keparat itu, supaya negeri kita bisa kembali aman dan tentram sama seperti beberapa tahun yang lalu, tatkala ibu masih hidup.”
“Untuk sekarang ini, aku harus segera mencari sesosok raga manusia yang bisa kujadikan sebagai wadah baruku, supaya para manusia itu tidak merasa takut pada rupaku ini.”
Memang, puteri Angora itu mempunyai rupa yang aneh, dia mempunyai rupa seperti rupa kucing angora yang berwarna putih mengkilat. Disekujur tubuhnya dipenuhi oleh bulu – bulu perak yang indah dan memikat.
Malam harinya, puteri Angora itu menyamar menjadi seekor kucing yang teramat cantik. Kucing berwarna putih itu benar – benar sangat menggoda bagi orang – orang yang melihatnya. Sehingga ketika puteri Angora itu berkeliling kota itu selama dua jam, diapun akhirnya tertangkap oleh orang yang berniat jahat padanya.
“Sial bener gue. Kenapa gue harus menyamar jadi seekor kucing, kalau itu bisa sangat membuat terpikat para manusia!?” batin puteri Angora mengomel.
“Sekarang, gue harus gimana nih? Gue kan dilarang oleh ayah untuk menyerang ataupun melukai manusia. Sebaiknya gue tunggu aja, mungkin dengan begini, aku bisa mengumpulkan informasi – informasi tentang manusia!” imbuhnya.
Dia tak menduga kalau orang yang menangkapnya itu adalah seorang penjual binatang peliharaan ilegal sehingga, diapun merasa miris nantinya tidak akan ada orang yang mau membelinya, dan membebaskannya dari kurungan sempit ini.
Berhari – hari dia menunggu, berminggu – minggu dia menunggu, namun belum ada seseorang yang baik yang mau membelinya dari penjual ilegal itu. Namun ketika ia hampir putus asa, datanglah seorang pemuda ganteng dan cool yang sangat tertarik dengannya.
“Kucing ini harganya berapa?” tanya pemuda ganteng itu.
“Mhm.. kalau kucing ini harganya terlampau mahal!” jawab penjual ilegal itu.
“Aku tanya sekali lagi, berapa harga kucing cantik ini?” tanya pemuda itu mulai tersulut emosinya.
“Jika anda tetap bersikeras, jadi aku akan memberitahukan harganya padamu. Harganya adalah 25 juta, dengan begitu anda juga mendapat tambahan sekarung makanan buatnya, dan juga tempat pemeliharaannya!” jawab penjual ilegal itu.
“Okelah, gue ambil!”
Mendengar kalau pemuda ganteng itu yang membelinya, membuat hati puteri Angora itu terenyuh. Dia nggak menduga kalau ia rela membayar mahal dia hanya supaya bisa memiliki dia.
“Wah, baik sekali dia. Aku penasaran betapa kayanya orang ini? Mau membeliku dengan harga yang mahal seperti itu. Aku harap untuk beberapa saat nanti, aku bisa tinggal bersamanya untuk sementara waktu dan mencari sebuah wadah yang cocok untukku!” batin puteri Angora.
Ketika pemuda itu keluar dari toko binatang ‘Luck pet’ itu, dia berpapasan dengan Merinda, gadis paling cantik disekolahnya. Karena selama ini, pemuda itu dengan Merinda selalu musuhan, jadi disana itupun mereka masih saja berantem, sama seperti biasanya.
“Mhm. Elu, Mam?” ucap Merinda sinis.
“Heh, gadis songong, mau apa elu kemari? Pastinya elu itu ngikutin gue, kan? Ngaku!” jawab Umam.
“Idiih, untuk apa aku ngikutin elu. Emangnya gue nggak ada kerjaan apa, mau mengikuti elu ketoko binatang peliharaan kayak gini. Sebaiknya elu menyingkir deh, gue lagi punya urusan mendadak untuk..” ujar Merinda yang terpotong karena pandangannya teralih ke kucing, Angora itu.
“Oo.. ini kucing baru elu, Mam? Cantiknya..! darimana elu dapatin kucing cantik dan manis ini, bukankah elu selalu mendapat kucing yang parasnya biasa – biasa aja!” tanya Merinda yang terlihat tertarik ke kucing yang baru dibeli Umam itu.
“Gimana, cantik kan?” ujar Umam berlagak.
Tak mau memperkeruh suasana, Umam itupun akhirnya segera meninggalkan Merinda seorang diri yang masih terlihat termangu dengan kucing yang baru dibeli Umam itu.
Sesampainya dirumah, Umam itupun akhirnya segera mengeluarkan kucing indah itu untuk segera dirawat. Puteri Angora melihat perhatiannya Umam ke kucing, yaitu puteri Angora sendiri itu membuatnya semakin terenyuh. Dia sangat merasa bahagia dikala ia bersama Umam, oleh karena itu, dia sempat lupa tentang tujuannya untuk beberapa saat.
“Wah, bahagianya hatiku ini, mempunyai majikan yang teramat ganteng dan baik ini?”
“Aku harap, aku bisa terus bersama dia untuk selama – lamanya..”
Malam harinya, ketika Umam itu selesai bermain dengan kucing Angora itu, diapun segera memandangi laptop kesayangannya itu sambil membuka sebuah album kenangan. Disana, dia mendapatkan sebuah foto kebersamaan antara Umam dan Niken.
Puteri Angora yang melihat Umam bersedih itu, merasa iba padanya. Dia kepengen tahu siapakah Niken itu sebenarnya, kenapa ia mampu membuat Umam menjadi sesedih itu. Setelah ditelusuri, akhirnya puteri Angora itu mendapat sebuah jawaban, tatkala ia mendengar Umam bicara pada foto kenangan itu.
“Niken, kenapa elu ninggalin gue secepat ini!?”
“Kenapa elu ninggalin gue secepat ini? Padahal gue akan menyatakan rasa cintaku ini padamu, Ken? Andaikan saja elu tak ikut bersama denganku malam itu, mungkin dengan itu, elu masih ada disini, didunia ini, dan mungkin gue sudah bisa milikin elu!”
“Kenapa takdir ini tidak begitu adil. Harus memisahkan aku denganmu, Ken. Kenapa?”
Dalam kesedihan Umam itu, membuat hati puteri Angora itu iba. Sehingga diapun segera beranjak ketempat Umam, untuk menghiburnya, layaknya seorang kucing yang manja sekali kepada tuannya.
“Meow..!” ucap Angora.
“Eh, Angora. Ada apa pushy?”
“Meoww..!” ucap Angora
“Kau lapar yah? Biar aku beri kau makan terlebih dahulu. Dan setelah itu, kau bisa tidur disini bersama denganku.”
Selesai makan, Umam itupun mengajak Angora itu untuk tidur bersamanya. Sementara itu, Umam masih belum bisa tidur, dan masih terus – terusan menangis, walaupun dia sudah ditemani oleh Angora, kucing kesayangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar