Drakula land
Rising of Umam
Dahulu kala, disebuah pulau yang bernama pulau
Drakula, hiduplah seorang Raja drakula yang arif bijaksana. Dia adalah Raja
Umam. Dibawah kepemimpinannya, kerajaan drakula kala itu berhasil mengatasi
semua masalah yang melibatkan kerajaan – kerajaan lain, seperti; Kerajaan
bangsa Srigala, kerajaan bangsa iblis, kerajaan bangsa Ular, kerajaan bangsa
Rubah Putih, dan kerajaan bangsa Macan. Dengan kekuatan yang dimilikinya, Raja
Umam berhasil menyatukan kerajaan – kerajaan itu dibawah kepemimpinannya.
Namun, beberapa tahun kemudian, Raja Umam itu
dikabarkan menghilang. Dia menghilang setelah Raja Umam mengetahui sebuah plot
untuk menggulingkan kerajaan drakula, oleh karena itu, Raja Arshen, sepupu dari
Raja Umam itu berniat untuk mencarinya, namun ketika ia sampai pada sebuah
dalang dari kejadian itu, ia ditemukan tewas.
“Astaga, bukankah ini adalah Raja Arshen,
sepupu dari Raja Umam itu? Kenapa ia sampai mati ditempat ini, apakah ia sudah
mengetahui akan penyebab ataupun dalang dari menghilangnya Raja Umam?” tanya
Danang, adik kandung Raja Umam.
“Kurasa juga begitu. Raja Arshen itu pastinya
mengetahui akan siapa dalang sebenarnya dibalik menghilangnya Raja Umam.
Sehingga dia dibunuh secara keji ditempat ini,” jawab panglima Ryan.
“Jikalau ia dibunuh ditempat yang sepi, seperti
terowongan ini, pastinya markas dari dalang itu pastinya ada ditempat ini
dulunya. Sebaiknya kita berdua segera cek apa yang ada didalam, sebelum kita
pergi dari sini!” ujar Pangeran Danang, seraya berjalan memasuki gua itu.
Ketika mereka berdua memeriksa didalam gua itu,
mereka berdua melihat segerombolan manusia srigala dan manusia iblis yang habis
dibantai oleh seseorang. Mereka berdua menduga kalau orang yang membantai
mereka itu adalah orang yang sama yang menyebabkan Raja Arshen itu meninggal.
“Tidak bisa diduga. Kenapa banyak manusia
srigala dan manusia iblis mati secara mengenaskan ditempat ini. Kalau kerajaan
Srigala dan kerajaan Iblis mengetahui akan hal ini, pastinya mereka semua bakal
menuntut balas kepada bangsa Drakula,” ujar Pangeran Danang yang tidak menduga
kalau didalam gua itu terdapat banyak sekali mayat manusia Srigala dan manusia
Iblis.
“Sekarang kita harus gimana, pangeran?” tanya
panglima Ryan yang terlihat resah itu.
“Sebaiknya kita segera pergi dari sini dan
melapor kepada kerajaan, supaya mereka semua pada menginvestigasi tentang semua
kejadian ini!” jawab pangeran Danang.
Saat mereka mencoba keluar dari gua itu, tiba –
tiba dari luar terdengar suara raungan bangsa Srigala. Dan seketika itu juga,
batu – batu yang bergetar ketika mendengar raungan srigala itu tiba – tiba
jatuh menutupi jalan keluar goa itu, sehingga mereka berdua terjebak didalam
gua.
“Hahaha... Rasakan itu, Pangeran dan panglima.
Itu semua merupakan balasan buat kalian berdua yang telah menghabisi seluruh
anak buah kami, yang ada didalam gua itu!” ujar panglima Khozin seraya tertawa.
Sementara itu, jauh dilain pihak, Raja Umam
yang kala itu sedang sekarat akibat serangan dari bangsa drakula penghianat,
sedang mengamati salah seorang gadis di sekolah SMAN 3 Merdeka. Disana, ia
mendapati seorang gadis yang mempunyai aura putih dan hitam yang besar sekali.
“Siapa gadis itu, kenapa ia mempunyai aura
mistis hitam dan putih sebesar itu? Apakah mungkin kalau dia adalah orang yang
disebutkan oleh kitab Septo Tapo itu, kalau suatu saat nanti, akan ada
seseorang gadis yang bakal menyelamatkan seluruh pulau drakula?” batin Umam
yang terus – terus penasaran ketika melihat gadis itu.
“Dah, sebaiknya aku awasi dia terus. Sampai aku
benar – benar yakin kalau ia adalah gadis yang disebutkan dalam ramalan kitab
itu!” imbuhnya.
Untuk mendekati gadis itu lebih jauh lagi, Umam
itupun akhirnya menyamar menjadi seorang pemuda yang tampan, dan keren. Dengan
begitu, Umam itupun akhirnya bisa masuk kedalam sekolah itu.
“Bagus. Dengan menyamar menjadi seorang siswa
sekolah seperti ini, pastinya aku akan bisa mendekat dengan gadis cantik tadi.
Aku yakin kalau dia sebenarnya ialah gadis yang dimaksudkan didalam kitab Septo
Tapo itu!” ujar Umam lirih.
Umam waktu itu menyewa sepasang kekasih yang
baru saja menikah untuk disuruh menjadi kedua orangtuanya. Sebenarnya sepasang
kekasih itu setuju – setuju aja, meskipun tidak dibayar, karena mereka berdua
tahu kalau Umam itu merupakan seorang drakula yang bakal membawa perubahan yang
baik bagi kedua dunia, dunia manusia dan dunia gaib.
Setelah semua rencananya itu tersusun rapi,
akhirnya keesokan harinya, Umam itupun akhirnya mendaftarkan dirinya disekolah
SMAN 3 Merdeka, yaitu sekolah dimana Vivi Rubiyanti bersekolah.
“Kenalkan, namaku adalah Umam Steven. Aku
merupakan siswa pindahan dari sekolah London’s High School. Aku pindah
kesekolah ini karena kedua orangtuaku lagi melakukan dinas kerja dinegeri ini,”
kata Umam memperkenalkan diri.
“Wah hebat yah, sekolah kita dimasuki oleh
siswa pindahan dari kota London, Inggris itu. Ditambah lagi dia benar – benar
tampan dan keren. Pastinya keluarganya itu merupakan orang yang benar – benar
tajir!” bisik Niken kepada Nuhy.
“Tentu saja donk.” Jawab Nuhy.
“Okelah Umam, sekarang ini kau boleh duduk
dibangku yang paling depan, bersebelahan dengan bangku Vivi. Aku harap kau akan
segera akrab dikelas ini, Mam. Karena disini siswa – siswinya banyak yang
usil!” kata Pak Dodo.
“Baik, pak. Aku mengerti. Jikalau mereka ada
yang usil, saya pastikan kalau saya akan kasih mereka pelajaran. Lagipula saya
ini merupakan salah seorang karatedo dinegeri saya, di Inggris.” Jawab Umam.
“Bagus, kalau begitu sekarang silahkan duduk
sana!”
“Baik”
Sesampainya ia ditempat duduk, diapun langsung
mengajak kenalan Vivi, gadis yang mempunyai aura hitam dan putih yang sangat
besar itu. Setelah ia mengobrol dengannya untuk beberapa saat, akhirnya Umam
itu menyadari kalau Vivi itu orangnya asyik, jadi dia takkan bosan jikalau ia
ngobrol dengannya nanti.
“Hei..!” sapa Umam.
“Hei juga, Umam. Ada apa?” balas Vivi manis.
“Ngomong – ngomong, sebenarnya nama kamu itu
siapa sih? Aku ko’ jadi penasaran gitu kepengen tahu namamu itu, he?” tanya
Umam.
“Namaku Vivi, gue merupakan anak yatim piatu
ko’, Mam. Jadi gue tidak punya siapa – siapa lagi, terkecuali nenekku itu satu
– satunya,” jawab Vivi memulai pembicaraan yang langsung menyedihkan.
“Astaga. Memangnya kedua orangtua kamu itu
kenapa sampai dia meninggal begitu cepat dengan meninggalkan gadis cantik dan
manis seperti kamu ini, Vi?” tanya Umam iba.
“Entahlah, nenek aku itu tidak pernah ngomong
sesuatu ke aku mengenai hal itu. Selama dua tahun ini aku mencoba mencari –
cari tahu mengenai masalah ini, namun aku tidak menemukan apa – apa yang bisa
kujadikan petunjuk untuk memecahkan penyebab kedua orangtuaku itu meninggal!”
jawab Vivi.
Begitu melihat rupa dan tubuh Vivi yang cantik
dan seksi, hampir – hampir saja Umam itu lepas kendali. Dia kepengen untuk
segera milikin tuh Vivi, namun karena demi kebaikan seluruh dunia, jadi ia
urungkan niatnya itu.
Meskipun ia tahu kalau dia hanya bisa bertahan
selama setahun dalam wujud penyamarannya itu, namun dia harus tetap bertahan
untuk menunggu waktu yang tepat buat merasuk ketubuh Vivi, dan segera kembali
kedunia gaib, dimana kerajaan drakula sudah menunggu kedatangannya untuk
mengembalikan kejayaan dan kedamaian didunia gaib sana.
Disaat jam istirahat tiba, Niken, Nuhy, dan
Merinda itupun akhirnya segera menggoda Umam yang sekarang ini lagi duduk
dikantin sekolah sembari menyantap makanan bakso Pak Ujang itu.
“Hai, Umam. Sedang apa kau disini, he?” sapa
ketiga cewek itu mesra.
“Sedang apa, he? Bukankah kalian bertiga bisa
melihat sendiri, sedang apa aku sekarang ini. Jadi sebaiknya kalian bertiga
menyingkir deh, daripada hal yang buruk bakal terjadi pada kalian bertiga!”
jawab Umam yang mengancam itu.
“Idiih, apa – apaan sih kamu itu, Mam. Kita kan
nanya soal baik – baik. Kenapa elu jawab sapaan kami itu dengan jutek sih.”
Omel mereka bertiga.
“Apakah ini adalah sifat gadis itu yah. Kalau
iya, sebaiknya aku pelajari hal ini lebih jauh lagi, supaya aku tidak dicap
sebagai manusia yang aneh,” batin Umam berfikir.
Sepulangnya Umam kerumah barunya, ditengah
jalan ia itupun dihadang oleh tiga orang bangsa Iblis. Mereka bertiga merasakan
kedatangan Umam yang merupakan Raja dari kerajaan drakula yang mereka musuhi
itu.
“Ada apa, kenapa kalian bertiga menghalangi
jalanku. Setahuku bangsa drakula tidak bermusuhan dengan bangsa iblis. Jadi
kenapa kalian bertiga mencegatku disini, didunia manusia ini, he?” tanya Umam
sinis.
“Sepertinya kau belum tahu apa yang terjadi di
pulau drakula sana, drakula. Sekarang ini Raja Drakule telah membunyikan
genderang perang melawan seluruh bangsa siluman. Dan kami bertiga diperintahkan
oleh Raja kami untuk menghabisi seluruh drakula yang ada!” jawab ketiga iblis
itu tegas.
Dan mulai saat itu, perkelahian diantara mereka
tidak bisa dielakkan kembali. Mereka berempat bertarung sangat sengit, sehingga
gerak – gerik mereka tidak bisa terlihat.
Karena kondisi Umam yang lemah, akhirnya ia
terus paksakan buat menyerang balik mereka bertiga. Untunglah kekuatan yang
dimiliki oleh Umam itu besar, jadi dengan payah iapun masih bisa mengalahkan
mereka bertiga.
“Sial, siapakah kau ini sebenarnya? Kenapa kau
dengan kondisi kamu yang seperti itu bisa mengalahkan kami bertiga, yang
merupakan salah satu panglima bangsa iblis, he?” tanya salah seorang iblis itu.
“Identitas diriku yang asli tidak akan
kubocorkan kepada kalian. Sekarang sebaiknya kalian bertiga pergi menjauh dari
sini, atau kalian bertiga akan tewas dihadapanku!” ancam Umam bersungguh –
sungguh.
Dan akhirnya ketiga iblis itu akhirnya pergi.
Ketika mereka bertiga pergi, Umam itupun akhirnya tersungkur juga. Kekuatannya
kala itu sudah terkuras habis untuk menghadapi mereka bertiga dengan kondisi
yang kurang baik itu.
“Sial. Tenagaku sudah habis terkuras semua.
Kalau begini terus, maka lukaku ini tidak akan pulih. Sebaiknya aku segera
pulang, sebelum mereka datang kembali dengan pasukan yang lebih banyak lagi,”
batin Umam yang terasa panas, karena luka yang ia terima dulu.
“Drakule, jadi kau berani membunyikan genderang
perang dengan seluruh kerajaan siluman, yah? Awas saja kalau aku sudah kembali
nanti, aku buat kau menderita untuk selama – lamanya.” Imbuhnya.
Keesokan harinya, tepat dihari minggu, karena
sekolah hari ini libur, Umam itupun akhirnya memutuskan untuk jalan – jalan
keluar sebentar. Sesampainya di mall, diapun tak disangka – sangka bisa bertemu
dengan Vivi disana, yang sedang sendirian terpaku melihat – lihat Hpnya yang
masih kosong itu.
“Vivi, apa kabar? Sedang apa kau disini, lagi
belanja sesuatu yah!?” tanya Umam menyapa.
“Umam. Kau mengapa ada disini, he?” tanya Vivi
balik, seolah – olah dia tidak kepengen Umam buat mengetahui alasannya untuk
datang kemari.
“Aku? Aku kesini karena aku cuman menghilangkan
penatku dirumah. Sambil belanja – belanja kebutuhan buat esok hari.” Jawab Umam
santai menanggapi omongan Vivi.
“Oo gitu toh,” ucap Vivi yang mulai beranjak
dari tempat duduknya.
Ketika melihat Vivi pergi, membuat Umam itu
merasa sedikit gelisah. Sebelum Vivi itu berlalu dari pandangannya, Umam itupun
langsung memegang tangannya erat – erat.
“Vi, ayo kita nonton yuk. Aku disini itu
merupakan warga baru, jadi aku disini kurang mengerti akan kondisi dan aturan –
aturan dinegara ini. Namun kalau kita nonton bioskop, maka hal itu mengingatkan
aku kepada masa – masaku ketika dilondon dulu!” Umam itupun mengajak Vivi untuk
nonton bareng.
“Mhm.. okelah. Lagipula gue juga nggak punya
kerjaan hari ini, Mam!” jawabnya.
Ketika mereka berdua asyik pergi menonton
bioskop dilokasi yang nggak jauh dari mall, Niken, teman baik Vivi sudah tidak
tidak sabaran buat nunggu jemputan dari Vivi itu.
“Aduuh, dimana sih Vivi itu. Kenapa dia sampai
telat jemput gue yah? Apa ada yang terjadi dengan Vivi saat ini, aduuh aku lagi
diburu jam show nih,” ujar Niken yang sudah tidak sabar menanti Vivi buat
jemput dia.
“Sebaiknya gue segera susul dia aja deh,
mungkin dengan begitu gue bisa tahu apa yang sedang ia kerjakan saat ini. Aku
harap dia tidak mencoba menghianati janjinya ke gue.” Imbuhnya.
Niken itupun segera menyusul ketempat dimana
Vivi berada, namun kata pelayan mall, dia pergi kesuatu tempat dengan seorang
pria yang tampan dan keren. Niken itupun penasaran, siapa yang mengajak Vivi
itu. Oleh karena itu, Niken itupun meminta sedikit petunjuk mengenai
kepergiannya. Dan akhirnya iapun berhasil menebak, mereka sedang berada dimana.
“Terima kasih banyak,” ucap Niken seraya
berterima kasih ke pelayan gadis muda itu.
“Sama – sama!” jawab pelayan itu seraya berlalu
dari pandangan Niken.
“Kalau menurut pelayan tadi, mereka berdua
pergi kearah bioskop. Sebaiknya aku segera hampiri dia sekarang, takutnya ia
diapa – apain sama pemuda yang nggak jelas itu!” batin Niken dan kemudian
diapun segera cabut dan pergi menuju ke bioskop terdekat.
Sementara itu, ketika menonton bioskop,
pandangan Umam tidak pernah bisa teralih dari Vivi. Itu bisa terlihat ketika ia
terus – terusan buat mandangi muka Vivi yang cantik itu. Mulai saat itu, diapun
akhirnya menyadari kalau ia sudah jatuh hati kepada Vivi.
Namun disisi lain, Umam itupun menyadari kalau
mereka berdua tidakkan pernah bisa bersatu, karena seperti yang kalian ketahui
kalau Umam merupakan drakula sedangkan Vivi merupakan manusia biasa.
“Perasaan apa ini, kenapa setiap kali aku
menatap Vivi lebih jauh lagi, perasaan ingin memilikinya itu semakin kuat dan
kuat lagi. Apakah ini yang namanya cinta yang sering bangsaku dan bangsa
manusia itu bicarakan?” batin Umam.
“Namun gimana gue bisa memilikinya, bangsa kita
berdua aja berbeda. Lagipula seharusnya aku itu menganggapnya itu sebagai wadah
baruku, yang pastinya kalau gue sudah lemah gemulai, aku akan memerlukan
raganya untuk kujadikan raga baruku!” imbuhnya didalam hati.
“Umam, kenapa kau menatapku sampai seperti itu,
he?” tanya Vivi yang mengarahkan pandangannya ke Umam.
“Nggak, nggak kenapa – napa ko’.” Jawab Umam
gelagepan.
Disaat mereka lagi ngobrol bareng, Vivi itupun
langsung ngajak Umam bicara serius mengenai sesuatu yang teramat penting. Dia
kepengen membicarakan soal Niken ke Umam.
“Mam, gue kepengen bicara empat mata denganmu.
Ini mengenai soal perasaan temanku kepadamu,” ujar Vivi tiba – tiba.
“Teman, siapa temanmu itu yang pengen kau
bicarakan itu, Vi?” tanya Umam heran.
“Aku kepengen bicara soal Niken, Mam. Kau
tahukan kalau Niken itu ketika ia melihatmu, ia bener – bener tertarik
denganmu.” Kata Vivi menjelaskan.
“Iya, terus?”
“Gue kepengen elu untuk sedikit memahami
perasaannya kepadamu itu, Mam. Kurasa dia tlah benar – benar jatuh cinta
kepadamu, Mam. Jadi apakah kau mau buat menerima perasaan cintanya itu padamu?”
tanya Vivi sedikit ragu.
Belum sempat Vivi itu menyelesaikan pembicaraannya,
Niken itupun langsung datang ke bioskop dimana Umam dan Vivi lagi berduaan.
Ketika ia mengetahui kalau Vivi jalan dengan pria idamannya itu, Niken itupun
langsung marah besar. Dan tanpa ia sadari, diapun langsung nampar Vivi sekeras
– kerasnya.
Plakk... Plakk..!
Niken benar – benar tak bisa percaya kalau
sahabat baiknya sendiri tega menusuknya dari belakang dengan mencoba mendekati
Umam yang jelas – jelas pria idamannya Niken. Niken benar – benar tidak
memperdulikan penjelasan Vivi, setelah ia nampar Vivi sebanyak dua kali, diapun
langsung cabut dari sana.
“Jadi ini yah kerjaan elu selama ini? Benar –
benar tega yah kau itu menusuk gua dari belakang seperti ini, Vi. Kau pernah
ngomong kalau elu itu nggak suka sama Umam, tapi apa kenyataannya, he? Elu
malah mencoba deketin Umam, kan? Ngaku!” kata Niken yang benar – benar marah
itu ke Vivi.
“Ken, dengerin dulu penjelasanku..” sahut Vivi.
“Udah deh, semuanya sudah jelas sekarang.
Pantesan aja yah elu gue hubungin berkali – kali tadi, nggak elu angkat. ternyata
elu lagi asyik disini, pacaran sama Umam, pria yang gue sukai itu kan?” bentak
Niken.
Umam yang mendengar cek cok diantara mereka
berdua hanya bisa diam. Dia belum mengerti sepenuhnya mengenai perasaan seorang
wanita itu. Hal itu membuat Vivi heran, karena ia tak mau menjelaskan ataupun
mengatakan apa – apa untuk menjelaskan apa yang terjadi diantara mereka berdua.
Ketika Niken cabut dari sana, Vivi itu marah ke
Umam, karena ia hanya bisa diam disaat mereka berdua lagi berantem serius
seperti itu.
“Umam, kenapa elu nggak ngomong apa – apa sih?
Padahal jikalau elu ngomong tadi, gue mungkin akan bisa sedikit meredakan emosi
Niken yang meledak – ledak seperti itu tadi!” ujar Vivi kesal.
“M.. Maaf, aku tidak mengerti permasalahan
mengenai kalian berdua, jadi yang bisa kulakukan hanyalah diam. Supaya kalian
berdua tidak semakin tersulut akan emosinya,” jawab Umam.
“Sudahlah, sebaiknya kita berdua segera susul
tuh Niken, dan kita jelaskan semuanya, apa yang terjadi diantara kita berdua!”
ajak Vivi.
“Okelah”
Sesampainya mereka diluar untuk mencari Niken,
mereka berdua itupun dikejutkan dengan kedatangan dua orang misterius yang
mencoba menculik Niken. Oleh karena itu, Umam itupun segera menyuruh Vivi untuk
sembunyi sedangkan ia segera bergegas buat nolong Niken.
Dan disaat itulah, Niken itu tahu kalau Umam
itu bukanlah manusia, namun adalah drakula. Meskipun begitu, rasa cintanya
terhadap Umam lah yang merubah rasa benci dan marahnya kepada Umam.
“Kau nggak kenapa – napa, Niken?” tanya Umam
yang benar – benar khawatir itu.
“Umam, jadi kau itu.. drakula? Mengapa kau
tidak memberitahuku mengenai hal ini, Mam?” jawab Niken terpaku.
“Banyak alasan yang perlu kau ketahui, Ken.
Namun suatu saat nanti elu pasti juga akan mengerti akan hal ini. Tapi sekarang
sebaiknya elu ikut gue, karena nyawamu itu sedang diincar oleh kaum Srigala!”
kata Umam yang langsung menarik tangan Niken.
Setelah Umam menolong Niken, Umam itupun
langsung membawa Niken menuju dimana Vivi berada sekarang ini. Sebelum itu,
Umam itupun menyuruh Niken buat ngerahasiain identitas sebenarnya ke Vivi.
Karena ia takut kalau jika Vivi mengetahui identitas aslinya Umam yang
merupakan seorang drakula, maka Vivi tidak mau berteman lagi dengannya.
Niken itupun menyetujui ucapan Umam tadi, namun
Niken itu memberikan sebuah syarat ke Umam.
“Oke, gue bakal ngerahasiain rahasia ini, namun
hanya dengan sebuah syarat. Syarat itu nggak sulit – sulit amat ko’. Elu cuman
perlu jadi kekasih gue, maukan?” pinta Niken mengajukan sebuah syarat ke Umam.
“Mhm. Gimana yah?” Umam masih belum bisa
menjawabnya sekarang.
“Kau tidak perlu untuk menjawabnya sekarang,
karena lagipula masih ada Vivi disekelilingmu. Namun aku menunggu jawabanmu itu
paling lama dalam setahun ini, oke?” sahut Niken.
“Baiklah, dalam waktu setahun ini gue bakal
renungin permintaan elu tadi, Ken. Namun yang terpenting sekarang ini ialah elu
bisa menjaga rahasia ini, supaya tiada seorangpun yang mengetahui identitas
asliku!” jawab Umam yang akhirnya sepakat dengan syarat yang diajukan Niken
tadi.
Dua hari kemudian, kedua orangtua angkat Umam
itu yang bernama Pak Handy dan Bu Ayu itu memutuskan untuk pergi keluar kota.
Mereka menyuruh Umam untuk menjaga – jaga rumah sementara mereka pergi nanti.
“Umam, karena kami berdua akan pergi keluar
kota selamat tiga hingga empat hari, jadi kami minta kau bisa menjaga rumah ini
baik – baik yah!” pinta Bu Ayu yang sangat cantik itu.
“Baik, bu!” jawab Umam seraya tersenyum.
“Kalau ada apa – apa, segera hubungi kami yah!
Kami berdua tidak mau terjadi masalah apapun ketika kami berdua kembali nanti.
Ingat yah, kalau pria sejati itu tidak pernah menarik kata – katanya sendiri,”
ujar Pak Handy sambil berlagak sok keren.
“Okelah, Pa!” jawab Umam.
Setelah mereka berdua pergi, Umam itupun
akhirnya memanggil ketiga temannya, yaitu Vivi, Niken, dan Nuhy. Umam kala itu
tidak banyak memiliki teman pria jadi dia hanya mengundang teman – teman
gadisnya saja.
Sesampainya mereka bertiga disana, mereka
itupun langsung buat rame sehingga banyak tetangga – tetangga yang memprotes
Umam mengenai hal ini. Namun sayangnya protesan dari para tetangga –
tetangganya itu tidak digubris sama sekali oleh Umam.
“Ayo, kita ramekan pesta yang meriah ini,
walaupun yang lain koar – koar, kabilah tetap berlalu jua!”
“Yai..”
Mereka berpesta pora selama kurang lebih tiga
jam. Selesainya mereka berpesta, mereka itupun langsung cabut dari rumah Umam
yang megah itu. Sementara Umam harus meminta maaf atas semua kelakuannya kepada
tetangga – tetangganya sendiri.
Keesokan harinya, disaat hujan turun dengan
derasnya, Umam tidak bisa kemana – mana meninggalkan rumahnya. Bahkan ia tidak
bisa bersekolah disaat kondisi cuaca yang buruk itu. Oleh karena itu, ia hanya
termangu meratapi kesunyian dipagi hari itu.
“Sekarang gimana nasib dari Danang, adik gue
itu yah? Kenapa ia malah membiarkan Raja Drakule itu berkuasa, bukan malah
dirinya sendiri?” kata Umam.
“Apakah ada sesuatu yang terjadi padanya
sehingga ia tidak bisa menghentikan Raja Drakule itu. Pasti telah terjadi
sesuatu didunia drakula sana. Namun sekarang aku tidak bisa berbuat apa – apa
sebelum gue berganti raga keraga Vivi,” imbuhnya.
Tak lama setelah itu, Umam itupun ditelepon
oleh Vivi yang mengatakan kalau sekarang ini Niken sedang masuk kerumah sakit.
Mendengar hal ini, Umam itupun langsung keluar dari rumah dan segera menuju
kerumah sakit yang dimaksud oleh Vivi tadi.
Sesampainya dia disana, ia hanya mendapati
kalau Niken sudah tersungkur lemas diruang UGD. Vivi enggan buat cerita
mengenai penyakit yang diderita oleh Niken itu ke Umam, karena itu merupakan pesan
dari Niken. Namun setelah didesak berulang – ulang kali oleh Umam, Vivi itupun
akhirnya memberitahu sesuatu mengenai penyakitnya itu ke Umam.
“Vi, aku tahu kau mencoba buat ngerahasiain
penyakit yang diderita Niken saat ini, namun yang perlu kau tahu ialah aku
merupakan salah satu dari teman kalian. Jadi aku harus tahu penyakit apa yang
diderita Niken saat ini, sehingga ia masuk ke UGD!” Umam itupun memaksa Vivi
untuk membeberkan semuanya.
“Niken itu... Niken itu memiliki kangker
Jantung, Mam. Kata dokter yang menanganinya, ia hanya sanggup bertahan selama
setahun ini!” jawab Vivi.
Betapa terkejutnya ia ketika Vivi membeberkan
soal penyakit yang diderita Niken saat itu. Namun bagaimana lagi, itu semua
merupakan kenyataan pahit yang harus dialami oleh Niken.
“Jadi kau hanya bisa hidup sampai kau mendengar
jawabanku mengenai pertanyaanmu yang kau tanyakan padaku itu, Ken?” batin Umam.
“Jikalau begitu, sebaiknya aku ngomong ke dia
sekarang juga. Namun aku sudah berjanji untuk mengatakan padanya setahun lagi.
Kalau gue katakan padanya sekarang, pastinya ia bakal jengkel ke gua. Jadi
sebaiknya gue katakan padanya setahun lagi!” imbuhnya.
“Maafkan gue, Vi. Sebenarnya gue itu suka dan
cintanya sama elu, bukan sama Niken. Namun karena ini merupakan kesepakatan kami
berdua, jadi aku tidak bisa berbuat apa – apa lagi, untuk menjadikan Niken
sebagai pacar gue,” sambungnya.
Umam dan Vivi itupun akhirnya menunggu diluar
ruang UGD dengan sabar menanti keluarnya seorang dokter yang menangani Niken
didalam itu. Hingga tak lama kemudian, Nuhy itupun datang menghampiri kami
berdua.
“Kalian, sedang apa kalian berdua ada disini?
Oh ya, sekarang gimana kondisi Niken, he? Apa dia baik – baik saja, begitu aku
mendapat kabar ini dari kalian, aku segera bergegas menuju kemari secepat
mungkin,” ujar Nuhy yang ngos – ngosan itu karena panik.
“Tenanglah, Nuhy. Niken saat ini sedang dirawat
oleh dokter Sutrisno. Jadi yang perlu kita lakukan hanyalah menunggu dan berdoa
supaya Niken itu segera sembuh dari penyakit yang dideritanya itu!” kata Umam.
“Benar itu, sebaiknya kita doakan dia supaya
dia cepat sembuh!” imbuh Vivi.
“Okelah.” Jawab Nuhy.
Dua puluh menit kemudian, dokter Sutrisno yang
menangani pasien bernama Niken itu keluar juga. Perasaan was – was mendera
mereka bertiga, berharap kalau dokter Sutrisno itu akan mengatakan berita yang
bagus mengenai Niken.
Ketika jantung mereka bertiga hampir copot
karena menunggu kejelasan dari dokter Sutrisno mengenai kondisi Niken saat ini,
tiba – tiba dokter Sutrisno itu tersenyum dan mengatakan kalau Niken saat ini
baik – baik saja.
“Syukurlah, akhirnya Tuhan menjawab doa kita
semua!” ujar Vivi lega.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar