The Dead Swap



The Dead Swap
Dendam yang belum Terbalaskan

Lima tahun lalu, kejadian yang mengerikan terjadi kepadaku. Aku bahkan tak sanggup untuk menulisnya kedalam buku harian cintaku. Aku mendapati kalau pacar yang kusuka, dia telah pergi dengan wanita lain. Disaat itu, hatiku hancur. Aku mencoba untuk memastikan semua ini dengan menanyakan hal ini ke pacarku, namun aku malah diputusin.
Dendam... dendam aku padanya, pada lelaki yang sudah menjadi pacarku selama tiga tahun ini. Dendam aku dibuatnya.
Aku bersumpah, kalau suatu saat nanti, aku akan membalas semua perlakuannya kepadaku ini. Semua perbuatan yang membuat diriku jadi hancur berkeping – keping seperti ini. Aku bersumpah..!
Keesokan harinya, Astrid itu ditemukan tewas bunuh diri. Semua orang terkejut mendengar kalau Astrid yang merupakan siswi berprestasi itu nekad untuk melakukan hal itu.
Umam, yang merupakan teman baik dari Astrid, yang dulunya pernah nembak Astrid, namun ditolaknya itu percaya kalau ini semua karena perbuatan dari Andre, pacar Astrid yang tega mutusin dia tiga hari lalu. Oleh karena itulah, Umam itupun langsung berlari keluar kelas, dan langsung nemuin Andre yang lagi asyik berduaan dengan Sasha.
“Ndre, kurang ngajar lo..!!” ucap Umam yang langsung mukul Andre.
“Apa – apaan sih lo itu?” tanya Andre yang terlihat masih tidak merasa bersalah.
“Ndre, kenapa lo mutusin Astrid gitu aja, he? Padahal dia sangat mencintai lo?” jawab Umam geram.
“Lalu, hubungannya dengan lo itu apa, he?” kata Andre yang tidak merasa bersalah.
“Ndre, lo tau tidak kalau hari ini Astrid kemana, he!?” bentak Umam yang masih menyimpan kebencian kepada Andre.
“Palingan dia lagi dikamar, tidur – tiduran sambil menangis aja kale.” jawab Andre meremehkan.
“Ndre. Astrid bunuh diri. Dan itu semua karena lo mutusin dia tiga hari lalu!” kata Umam geram.
Betapa terkejutnya Andre dan Sasha ketika mengetahui kalau Astrid telah tiada. Mereka berdua merasa sangat bersalah, karena mereka merupakan kawan baik Astrid. Terlebih Andre, yang merupakan mantannya.
Diapun langsung berlari.. berlari menuju kerumah Astrid saat ini. Berharap kalau mayat Astrid belum dikuburkan. Namun penantiannya itupun akhirnya sia – sia saja. Astrid sudah dimakamkan.
Menurut kepercayaan warga setempat, seseorang yang mati bunuh diri, dan penyebab ia bunuh diri tidak datang dalam acara pemakamannya, maka orang itu akan dihantui untuk selama – lamanya.
“Trid, maafin gue. Kalau saja gue nggak egois, mungkin kau takkan mungkin bunuh diri seperti ini.” batin Andre menyesali perbuatannya.
“Aku harap, kau tenang dialam sana!” imbuhnya.
Empat puluh hari setelah kematiannya, suasana Andre sudah membaik. Dia sudah sama cerianya sama seperti dulu. Dan inilah yang merupakan kehancuran buat si Andre.
Sesuai dengan ramalan Ki Sugeng, Andre akan dihantui oleh arwah Astrid setelah 40 hari kematiannya. Oleh karena itu, dia menyuruh Yusuf, Imron, dan Rohmat untuk mencari Ki Sugeng, dan meminta bantuan darinya.
“Ki, kami minta tolong supaya aki membebaskan kami dari terror arwah Astrid setelah 40 hari kematiannya nanti!” ujar Andre.
“Tidak. Arwah Astrid tidak akan bisa dihalangi untuk menuntut balas kepada kalian. Aku tidak bisa menghalangi roh yang mempunyai aura membunuh karena dendam seperti itu!” jawab Ki Sugeng lantang.
“Aku tidak akan sanggup untuk membantu kalian, anak muda. Pergilah!” imbuhnya.
“Ayolah, Ki. Tolong hamba ini..!” sahut Andre dan Yusuf memohon.
“Bukankah yang mendapat terror itu Andre, kenapa kalian juga minta pertolongan padaku, he?” tanya Ki Sugeng heran.
“Kamilah yang menyatukan antara Andre dan Sasha, sehingga Astrid merasa cemburu, Ki. Jadi tolonglah kami berempat!” jawab Imron cemas.
“Ya udah. Aku akan menolong kalian. Sebaiknya kalian panggil Ki Susilo kepadaku besok. Semoga dengan bantuannya, kita mampu untuk mengusir kutukan arwah Astrid yang begitu kuat itu dari diri kalian.” kata Ki Sugeng.
“Baik, Ki. Permisi..!”
Keesokan harinya, tepat disaat malam jum’at kliwon, Ki Sugeng, Ki Susilo, dan Ki Ujek melakukan sebuah ritual khusus tepat dimakam Astrid, tepat 40 hari kematiannya. Mereka berharap bisa menghilangkan kutukan dendam Astrid yang begitu kuat itu. Dan dengan bantuan dari Ki Susilo dan Ki Ujek, upacara itupun akhirnya berhasil. Kutukan Astrid itupun berhasil dilenyapkan dari diri mereka masing – masing dengan menghapus ingatan arwah Astrid.
Namun semua itu tak berjalan sesuai rencana. Karena Ryan, seorang dukun sakti itu mencabut mantra dari Ki Sugeng dan yang lainnya. Dia mau melakukannya karena dia mempunyai dendam pribadi dengan Ki Sugeng, Ki Susilo, dan Ki Ujek. Oleh karena itulah, dia kepengen arwah Astrid nantinya untuk membalaskan dendamnya.
“Hmph. Dengan ini, tujuh hari kemudian, arwah Astrid akan bangkit kembali. Dengan begitu, dia akan menggila untuk membalaskan dendamnya juga dendamku,” ujar Ryan.
“Kalian takkan pernah bisa untuk mengalahkan hantu Astrid nantinya, Ki Sugeng, Ki Susilo, dan Ki Ujek. Karena dalam dirinya memancar aura dendam yang teramat besar, yang mampu menenggelamkan dunia ini dalam kekacauan besar nantinya!” imbuhnya.
Keesokan harinya, sekolah SMKN 2 Smart, Blitar, kedatangan siswi baru. Namanya ialah Anggun Vivi Rubiyanti. Kedatangannya itu membuat suasana seluruh sekolah SMKN 2 Smart berubah drastis. Karena selain Vivi cantik, diapun mungil dan manis. Itulah penyebabnya ia menjadi dambaan baru sekolah itu.
“Kenalin, namaku Anggun Vivi Rubiyanti. Aku pindahan dari SMK Pemuda 2 Solo. Aku pindah kemari karena orangtuaku pindah kesini.” ujar Vivi yang tersipu malu saat memperkenalkan diri.
“Waw, cantik banget kamu!” sahut para siswa memuji.
“Ah, terima kasih.” jawab Vivi.
Disana, Vivi itupun dengan mudah mendapatkan teman yang baik. Karena pesonanya yang besar, akhirnya Umam itupun juga terpincut padanya.
Perasaan Umam pada Vivi ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, karena Vivi juga sangat suka sekali sama pemuda yang berkacamata itu. Dan hal itulah yang menyebabkan Andre dan ketiga temannya jealous padanya.
“Sialan tuh Umam. Berani – beraninya ia menggoda Vivi. Bukankah seharusnya gue yang dapetin cintanya Vivi, bukan dirinya,” kata Andre.
“Tapi, bos. Bukankah kau sudah punya Sasha?” tanya Rohmat.
“Sasha itu tak sebanding dengan Vivi tau. Lihat aja body Vivi yang seksi dan mempesona itu. Sasha, lewat jauh deh!” jawab Andre.
“Lalu gimana kita ini, bos? Kita ini juga sama – sama naksir sama Vivi. Haruskah kita bersaing dengan bos kita sendiri sih?” bawel Imron dan Yusuf.
“Jangan macem – macem kalian. Vivi itu inceran gue. Sebaiknya kalian cari wanita lain sana deh, daripada kalian berurusan denganku nantinya. Dan sudah dapat dipastikan kalau kalian nanti akan menderita!” ancam Andre.
Mendengar ancaman dari Andre, ketiga kawannya itu hanya bisa terpaku, terdiam. Mereka bertiga tahu kalau mereka sampai berurusan sama Andre, mereka takkan bisa hidup, keesokan harinya. Entahlah mengapa Astrid dulunya bisa kepencut sama Andre yang notabennya sebagai seorang yang kasar dan jahat seperti itu.
“Vi, kian hari lo semakin cantik deh!” rayu Umam.
“Ah, masa sih? Kau lagi ngegombalin aku yah!?” tanya Vivi tersipu malu.
“Nggak ko’. Gue serius. Dua rius malah!” jawab Umam yang masih terus merayu Vivi itu.
Sepulang sekolah, Umam itupun dicegat sama empat orang preman yang menutupi muka mereka, seperti maling aja. Mereka itupun langsung nyulik Umam. Sesampainya disana, Umam itupun dipukuli sampai babak belur oleh ketiga preman tersebut. Kemudian tak lama kemudian, datanglah Andre, dan ketiga kawannya.
“Wah.. wah. Ternyata kalian bertiga hebat juga, mampu untuk menangkap cowok brengsek ini!” ujar Andre.
“Andre? Jadi ini semua ulah lo!?” tanya Umam yang sudah sekarat itu.
“Iya. Ini semua ulah gue.” jawab Andre.
“Kenapa kau lakukan ini semua padaku, he?” tanya Umam.
“Kenapa, he? Itu semua karena kau telah merebut Vivi. Lo tahukan kalau gue juga suka sama Vivi. Jadi gue ngerencanain ini semua untuk nyingkirin elu!” jawab Andre.
“Bener – bener bajingan lo itu, Ndre!!” bentak Umam.
“Hahaha.. guys, sebaiknya kalian habisi dia, supaya dia tidak menimbulkan sebuah masalah besar nantinya. Dengan menghilangnya Umam, gue pasti bisa untuk deketin Vivi itu!” suruh Andre.
Akhirnya anak buah yang Andre sewa itupun akhirnya membunuh Umam. Dan inilah sebuah petaka yang besar, yang akan menimpa Andre dan teman – temannya itu.
Setelah mereka membunuh Umam, mayatnya ia masukkan kedalam sebuah karung, dan kemudian mereka buang ke sungai.
“Dengan ini, lo takkan ikut campur lagi mengenai urusanku, Umam. Dengan matinya dirimu, aku akan bisa untuk mendekati Vivi,” ujar Andre berpuas hati.
Ketika mereka semua pergi, datanglah seorang gadis yang menarik mayat Umam itu kembali kepinggir sungai. Gadis itu bernama Merinda Antristia, gadis yang pernah menjadi pacar dari Umam itu.
Ia tak rela kalau kematian Umam ini tak dibalaskan, oleh karena itu, diapun segera membawa mayat Umam itu kerumahnya dengan mobilnya.
“Umam, aku tahu kalau dirimu tidak pernah menganggapku dulu. Setelah Astrid tiada, aku berpikir bisa kembali lagi menjadi seorang yang spesial untukmu. Namun aku salah. Begitu Vivi datang kesekolah kita, dan masuk ke kelas kita, cinta yang kau curahkan untuk Astrid, sekarang malah kau curahkan ke Vivi. Padahal sudah sekian lama aku menantimu untuk kembali padaku,” ujar Merinda meratapi masa lalu.
“Sekarang ini, hanya ada satu hal yang bisa kulakukan untukmu, Umam. Yaitu aku harus membangkitkan dirimu lagi, dan kemudian menyerahkan ragaku supaya kau bisa membalas dendam ke Andre dan teman – temannya.” imbuhnya.
Tak sampai dua jam, Merinda itupun akhirnya sampai dirumah yang dia huni sendiri. Memang sejak empat tahun lalu, Merinda hidup sendiri. Dia sudah kehilangan keluarga, dan sanak saudara tatkala kampung halamannya terkena bencana gempa bumi.
Keturunan Merinda itu merupakan salah satu keturunan yang sangat mempercayai hal – hal gaib. Bahkan, mereka percaya kalau mereka bisa menghidupkan roh orang yang sudah mati. Namun, itu semua ada pengorbanannya. Yaitu dengan mengorbankan raganya sendiri untuk dijadikan wadah baru dari arwah itu, untuk selama – lamanya.
Karena cintanya yang begitu dalam pada Umam, Merinda itupun rela dirinya sendiri untuk dijadikan wadah baru untuk kebangkitan Umam, pujaan hatinya itu.
“Sekarang sudah saatnya untukku melakukan upacara Ramuraga ini. Aku harap dengan melakukan hal ini, dendammu, dendamku, dan dendam Astrid bisa kau balaskan, Umam. Dengan begitu, aku bisa istirahat dialam sana dengan tenang,” ujar Merinda.
“Semoga saja upacara yang kulakukan ini akan berhasil, karena jikalau sampai upacara ini tidak berhasil, maka aku sendirilah yang akan mati.” imbuhnya.
Perlu diketahui kalau upacara Ramuraga itu merupakan upacara tingkat tinggi. Jikalau ikatan yang melakukan upacara itu tidak begitu kuat dengan roh yang ingin dipanggilnya, maka upacara itu hanya menyia – nyiakan nyawanya saja. Oleh karena itu, disaat upacara itu berlangsung, Merinda harus terus dan tetap berkonsentrasi dan membayangkan rasa cintanya itu.
Sementara itu, dilain pihak. Roh Astrid yang merasakan kalau Umam sudah mati terbunuh, semakin membuat gelombang dendam kesumatnya semakin kuat. Dengan mudah, diapun berhasil lolos dari segel yang mengikat dirinya dialam kubur.
“Andre, kurang ngajar kau!!” bentak roh Astrid dari dalam kubur.
“Kau sudah berani – beraninya untuk menghabisi sahabat baikku. Sekarang, aku akan menuntut balas kepadamu, Andre!!!” imbuhnya.
Sebuah getaran dan goncangan hebat muncul dari makam Astrid. Sedikit demi sedikit makam Astrid itupun terbongkar. Dan tak lama kemudian, sebuah asap keluar dari makamnya. Sudah dapat dipastikan kalau roh Astrid itupun keluar dari alam kuburnya.
Dia kembali karena ingin membalas dendam. Dendam kepada seseorang yang telah melukai hatinya, dan menghabisi sahabat baiknya. Dan sudah dapat dipastikan, kalau orang itu ialah Andre dan teman – temannya.
Ryan yang melihat pemandangan ini, hanya bisa tersenyum tipis. Diapun dengan kekuatan gaibnya, langsung menangkap roh Astrid itu. Dia kepengen untuk berbicara sesuatu dengan Astrid. Berbicara mengenai dendamnya itu.
“Astrid..!” ucap Ryan.
“Siapa kau?” tanya roh Astrid.
“Aku Ryan, aku adalah seseorang yang mempunyai tujuan sama denganmu. Yaitu menghabisi Andre dan teman – temannya. Juga, ketiga dukun sakti yang sekarang ini ada dipihaknya,” jawab Ryan.
“Dukun sakti?” Astrid terlihat heran.
“Masa kau belum tahu? Andre dan teman – temannya itu meminta bantuan ketiga dukun sakti untuk membentengi mereka dari segala bentuk godaan dan gangguan darimu nantinya, Trid. Mereka berempat tahu kalau setelah empat puluh hari kematianmu, maka kau akan bangkit kembali untuk membalas dendam. Jadi, untuk itu mereka itupun menyewa ketiga dukun sakti itu untuk melindungi mereka!” jawab Ryan datar.
“Siapa dukun itu?” tanya roh Astrid.
“Mereka ialah Ki Sugeng, Ki Susilo, dan Ki Ujek. Mereka adalah ketiga dukun sakti yang namanya sudah terkenal dimana – mana. Oleh sebab itulah, sampai saat ini, aku masih belum berhasil untuk membunuh Andre dan kawan – kawannya.” jawab Ryan.
“Sebenarnya, apa sih urusanmu dengan Andre dan kawan – kawannya itu, sehingga kau kepengen untuk balas dendam ke mereka?” tanya roh Astrid.
“Mereka telah memperkosa adik keponakanku, Delima. Dan setelah mereka memperkosanya, mereka langsung membunuhnya, dan mayatnya mereka buang begitu saja tepat dibelakang kebun rumahku!” jawab Ryan yang mulai memunculkan muka garangnya.
“Benar – benar biadab kau itu, Ndre. Aku bersumpah untuk membunuhmu malam ini juga..!!” ucap roh Astrid geram.
“Tak semudah itu, Trid. Andre dan kawan – kawannya itu telah dilindungi oleh jimat pelindung dari segala bentuk gangguan gaib. Itu membuatmu mustakhil untuk membunuhnya. Jadi, aku punya sebuah rencana untukmu!” jawab Ryan.
“Apa?” tanya roh Astrid.
“Dalam beberapa hari ini, aku merasakan kehadiran seorang siswi yang mempunyai aura putih dan hitam yang besar sekali. Kelihatannya siswi itu bersekolah disekolahmu dulu, Trid.” jawab Ryan.
“Lalu, apa urusanku dengannya?” tanya roh Astrid sedikit jengkel.
“Gunakanlah raganya. Dengan begitu, kau akan mampu untuk menghancurkan jimat yang dipasang dalam diri Andre dan kawan – kawannya. Namun, yang perlu kau ingat ialah, gadis itu hanya bisa dirasuki sekali. Dan setelah kau berhasil merasukinya, maka gadis itu akan.. mati!” jawab Ryan.
Sementara Astrid lagi merenungkan akan hal itu, mari kita lihat Merinda yang saat ini sedang melakukan upacara Ramuraga.
“Tanapama.. Raragona.. Ramuraga..!!” jerit Merinda membaca mantera.
Dan sekejap itupun roh Umam itupun keluar dari jasadnya, dan kemudian dengan cepat, roh Umam itupun langsung merasuk keraga Merinda.
“Akkkhhh... Sakiiiiiiiiiitttttttttt....!!!” Merinda menjerit kesakitan saat roh Umam itu merasuki raganya.
Akhirnya roh Umam itupun berhasil menyatu dengan raga Merinda. Dengan ini, yang tersisa hanyalah roh Astrid. Dia harus segera mencari raga gadis yang cocok untuk dirasukinya.
“Siapa aku sebenarnya?” tanya Merinda yang terlihat pusing itu.
“Oh ya, namaku adalah Umam. Bukankah aku sudah mati kemaren, kenapa aku bisa ada disini?” imbuhnya.
Umam itupun terkejut ketika mendapati dirinya sudah merasuk kedalam raga Merinda. Terlebih lagi, ketika melihat sepucuk surat yang ditulis oleh Merinda sebelum ia melakukan upacara Ramuraga itu.

“Umam, kuserahkan ragaku ini padamu. Aku tahu kalau selama tiga tahun ini, aku selalu mengikutimu, selalu menolongmu dari berbagai masalah yang kau dapati. Dan selama itupula aku telah jatuh cinta padamu.”
“Namun saat dirimu menyatakan perasaanmu ke Astrid, hatiku hancur berkeping – keping. Aku tak kuasa menahan air mata yang sudah mulai membasahi mukaku. Saat kutahu kalau Astrid menolakmu, perasaanku yang pernah hancur itu akhirnya pulih kembali. Ingin aku mendekat denganmu, dan mengobrol untuk mengutarakan semua perasaanku padamu, namun aku selalu tidak bisa melakukannya.”
“Disaat ku mendengar kalau Astrid tiada, jauh dilubuk hatiku, aku merasa lega. Namun disisi lain, aku juga merasa sedih. Karena seperti yang kau tahu, kalau Astrid adalah teman terbaikku.”
“47 hari kematiannya, aku berpikir kalau dirimu sudah tidak punya pengganti dari Astrid lagi. Namun, gadis itu tiba – tiba datang. Vivi namanya. Dirinya dengan mudahnya merebut hatimu. Hatiku sekali lagi, harus merasakan hancur melihatmu semakin mesra dengannya. Namun, aku tak bisa melakukan apapun untuk mencegahmu. Setelah kutahu kalau Andre juga suka ma Vivi, aku merasa kalau sebentar lagi akan ada masalah yang menimpamu. Oleh karena itu, dalam kurun waktu seminggu ini, aku selalu mengikutimu. Namun aku terlambat. Aku menemukanmu setelah kulihat kau telah dihabisi oleh Andre dan teman – temannya.”
“Oleh karena itulah, aku merasa dendam ke Andre. Dan karena itulah, aku melakukan upacara Ramuraga, yaitu upacara memanggil roh orang mati, dan memasukkannya kedalam raga seseorang. Upacara itu merupakan adat dari keluargaku, keluarga Antristia. Untuk mencapai ambisi untuk membalas dendam ke Andre, akupun merelakan ragaku untuk menjadi wadahmu yang baru. Untuk selama – lamanya.”
“Aku berharap kalau kau bisa membalaskan dendammu dan juga dendamku ke Andre dengan menggunakan ragaku ini!”
                                          Wish you Well, Umam

                                          Merinda Antristia.

Setelah membaca surat itu, roh Umam yang ada pada tubuh Merinda itupun akhirnya menangis. Dia merasa tidak berguna, karena selama ini dia tidak tahu kalau ada seseorang gadis yang menyukainya.
“Merinda, ternyata kau sudah menyukaiku sejak dulu. Kenapa kau tidak temui aku saat itu. Disaat aku belum jadian sama Vivi? Aku ini benar – benar bodoh. Tidak bisa melihat orang yang begitu mencintaiku, yang selalu datang untuk menolongku.” ujar Merinda meneteskan air mata penyesalan.
“Merinda, aku janji. Dengan ragamu ini, aku pastikan kalau dendam kita pada Andre dan teman – temannya aku terbalaskan. Dengan begitu, kau akan tenang dialam sana. Terima kasih, Merinda. Kau telah memberikan ragamu untukku!” imbuhnya.
Setelah itu, Merinda itupun langsung mengubur jenazah Umam, tepat dibelakang rumah Merinda. Dan kemudian, diapun merubah penampilannya, menjadi seperti gadis yang teramat feminim, cantik, dan seksi. Karena seperti yang diketahui, kalau Andre dan kawan – kawannya itu menyukai tipe wanita yang seperti itu.
“Hmph. Sudah. Ternyata kau cantik juga, Merinda. Mengapa kau tidak berpenampilan seperti ini saja dulu. Dengan begitu, tiada pandangan seorang lelakipun yang mampu berpaling dari kecantikan dirimu.” batin Merinda memuji dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, Merinda itupun berangkat ke sekolah. Sesampainya dia disana, betapa mengejutkannya ia. Tidak ada seorang lelakipun yang mampu berpaling muka darinya.
Merinda keluar dari mobil layaknya seperti seorang gadis yang teramat anggun. Ia langsung mendapat perhatian yang khusus dari teman – teman Andre. Merinda yang sekarang ini berhasil untuk menjaring teman – teman Andre untuk jatuh dalam pelukannya.
“Waw, gila banget tuh Merinda. Dulunya dia kuper banget, sekarang dia jadi begitu cantik dan anggun. Sama seperti Vivi yah!” sahut para siswa yang terpaku melihat penampilan Merinda yang anggun dan seksi itu. Merinda itupun langsung datang ke mereka semua.
“Permisi. Apa kalian lihat Vivi yah?” tanya Merinda menggoda.
“T.. tidak.” jawab para siswa itu terpaku.
“Oh, terima kasih kalau gitu!” jawab Merinda masih dengan nada mesra.
Sementara Merinda sedang mencari keberadaan Vivi, kita simak dulu Vivi yang lagi termangu, menanti datangnya Umam yang biasanya menyapanya hari ini.
Dalam hati Vivi, dia merasa cemas karena sedari kemaren malam, dia merasakan perasaan yang kurang enak. Pikirannya tertuju pada Umam. Dia benar – benar khawatir.
“Umam, dimanakah dirimu ini, sayang? Aku benar – benar khawatir padamu. Aku harap kau tidak kenapa – napa,” batin Vivi cemas.
Tak lama kemudian, Andre itupun langsung menghampiri Vivi yang lagi termangu itu. Tentu saja kalau Vivi itu kaget. Karena kedatangan Andre yang begitu mengejutkan.
“Dar..!” kejut Andre.
“Astaga, Andre. Kaget tau!” ujar Vivi kaget.
“Vi, sedang apa kau disini? Ko’ elu melamun seperti itu?” tanya Andre mencoba mendekati Vivi itu.
“Nggak. Gue cuman menunggu Umam. Aku merasa prihatin padanya akhir – akhir ini. Aku harap, dia baik – baik saja!” jawab Vivi.
“Sial. Ngapain sih Vivi ngungkit – ngungkit soal Umam. Padahal Umam itukan sudah.. mati kemaren malam, Vi.” batin Andre kesal.
“Memangnya kenapa, Vi?” tanya Andre.
“Tadi pagi dia tidak masuk sekolah. Padahalkan dia sudah janji untuk mengajakku berkencan hari ini. Eh, malah dia nggak nongol disekolah. Apakah lo tahu dimana dia saat ini?” jawab Vivi.
“Nggak tuh. Dalam kurun waktu beberapa hari ini, aku tidak pernah berhubungan ataupun bercakap – cakap dengan Umam deh. Kurasa dia tidak masuk karena dia ada tugas mendadak dari guru!” ujar Andre meyakinkan.
“Ya udah, Vi. Gue cabut dulu yah!” imbuhnya sambil berlalu.
Ketika Merinda sudah menemukan Vivi, tiba – tiba bel masuk itupun berbunyi. Jadi, Merinda tidak jadi untuk menghampiri Vivi, karena sekarang merupakan jam pelajaran Arkeologi, yang diajarkan oleh Pak Samsul, guru paling galak disekolah.
Begitu melihat tubuh Vivi yang bergairah hari ini, membuat roh Umam yang ada didalam  tubuh Merinda itu ngiler.
“Waw, ternyata kau bergairah hari ini, Vi. Aku ingin sekali bersetubuh denganmu hari ini. Namun, sebaiknya kutunda dulu sampai nanti. Karena saat ini, masih jamnya sekolah,” batin Merinda sambil menjulurkan lidahnya.
“Sekarang sebaiknya aku segera masuk ke kelas, sebelum Pak Samsul datang!” imbuhnya.
Siang harinya, ketika Merinda akan menjalankan rencananya untuk bersetubuh dengan Vivi, rencananya itu harus gagal karena ia melihat Andre dan ketiga kawannya datang menghampiri Vivi. Ternyata mereka kepengen nganter Vivi untuk pulang.
“Sial. Andre dan teman – temannya. Apa sih yang mereka inginkan dari Vivi itu? Ko’ sampai mereka begitu bersikeras untuk mendapatkannya?” batin Merinda.
“Oh iya, aku lupa. Mereka pernah ngomong kalau mereka jatuh cinta padanya. Mereka mengatakannya sebelum mereka membunuhku. Kurasa, Vivilah orang yang tepat untuk membalas dendam!” imbuhnya.
“Hmm... apa itu? Bayangan apa yang barusan melintas dan menuju gudang? Sebaiknya aku kesana untuk mengeceknya!” batinnya.
Ketika Merinda melihat sebuah bayangan hitam yang masuk kegudang, diapun segera menghampirinya. Betapa terkejutnya ia ketika dia melihat siapakah bayangan itu yang sebenarnya.
“Siapa itu?” tanya Merinda yang memasuki gudang tua itu.
“Ayo tunjukkanlah rupamu. Aku tidak akan mengusikmu ko’!” imbuhnya.
“Merinda?” tanya roh Astrid yang muncul dari belakang Merinda.
“Kenapa kau bisa kesini? Dan bagaimana kau bisa melihat rupaku!?” imbuhnya.
“Merinda? Tubuhnya ini hanyalah wadah. Aku adalah Umam!” jawab Merinda.
“Apa? Bukankah Umam sudah mati. Mana mungkin dia itu kau!?” roh Astrid masih belum percaya akan jawaban Merinda tadi.
“Hmph. Keluarga Merinda adalah satu – satunya keturunan yang mampu membangkitkan orang mati. Namun hal itu dengan sebuah pengorbanan. Yaitu mereka harus mengorbankan raga mereka untuk dijadikan wadah dari orang yang dibangkitkannya tadi.” jawab Merinda sambil mengeluarkan mata putih.
“Umam? Apakah benar kalau dirimu mati dibunuh oleh Andre dan teman – temannya?” tanya roh Astrid.
“Iya, itu benar. Aku dihabisi oleh mereka hanya karena mereka cemburu padaku saat diriku jadian dengan Vivi,” jawab Merinda.
“Vivi?” roh Astrid terkejut.
“Iya, Vivi. Gadis tercantik dan terseksi diseluruh sekolah. Juga yang paling bergairah!” jawab Merinda.
“Itu dia..” sahut roh Astrid tiba – tiba.
“Apa maksudmu, Trid?!” tanya Merinda.
“Hanya dengan raganyalah, aku akan dapat membalas dendam,” jawab roh Astrid.
“Maksudmu?” tanya Merinda lagi.
“Hanya jikalau aku dan Vivi bersatu, kita akan bisa menghancurkan jimat yang dipasangkan oleh ketiga dukun sakti itu pada diri Andre dan teman – temannya. Dengan begitu, kita akan semakin mudah untuk membalas dendam!” jawab roh Astrid.
“Tapi, Trid. Seperti yang kau tahu kalau diri Vivi itu mempunyai sebuah aura yang sangat besar. Yang mampu memancingku untuk segera bersetubuh dengannya,” kata Merinda.
“Itulah caranya. Pelindung pada Vivi itu akan lenyap jikalau kau bersetubuh dengannya, Umam. Hanya dengan raganyalah kita akan mampu untuk membalas dendam. Ingat itu!” jawab roh Astrid.
“Baiklah, Astrid. Ini demi dendam kita berdua. Aku janji, setelah aku menyetubuhinya maka aku akan membawa dirinya padamu,” kata Merinda lesu.
Akhirnya, Merinda itupun pulang kerumahnya. Sesampainya dirumah, diapun segera memandangi cermin sambil berbicara sendiri pada cermin itu.
“Merinda..” ucap Merinda.
“Terima kasih kau telah memberiku ragamu ini untuk aku, supaya kita bisa membalas dendam. Aku janji, suatu saat nanti aku akan menghabisi nyawa Andre dan teman – temannya itu!” imbuhnya seraya memunculkan mata putihnya.
“Besok, aku akan menyetubuhi Vivi. Dengan begitu, roh Astrid akan mampu untuk memanfaatkan raga Vivi untuk ikut membalas dendam kepada Andre dan kawan – kawannya,” batin Merinda sambil tersenyum licik.
“Vivi... aku sungguh minta maaf padamu. Karena aku terpaksa akan menyetubuhimu esok. Karena ini semua kulakukan supaya kita berdua bisa membalas dendam ke Andre dan kawan – kawannya. Dan menghancurkan racun yang mengakar didalam sekolah kita!” imbuhnya.
Keesokan paginya, ketika Vivi hendak berangkat kesekolah, diapun tak menyangka kalau Merinda sudah menunggunya sejak tadi. Untuk memancing kepercayaan Vivi, Merinda itupun mengajak Vivi untuk ngobrol bareng dulu.
“Vi, gimana pelajaran lo hari ini? Apakah lo dah menyelesaikannya?” tanya Merinda.
“Udah. Syukurnya kemaren malam aku begadang, jadi saat ini tinggal ngumpulin aja ke guru!” jawab Vivi biasa.
“Vivi, dengarkanlah. Mulai sekarang kau akan menuruti semua kata – kataku, dan perintahku!” ujar Merinda mencoba menghipnotis Vivi.
“Saat ini, kau ada didalam kendaliku. Apapun yang kuperintahkan, maka kau akan melakukannya!” imbuhnya.
“Baik, tuan!” jawab Vivi terhipnotis.
“Untuk membuktikan kesetiaanmu padaku, maka tugas pertama untukmu ialah kau harus menghabisi seluruh keluargamu yang sekarang ini ada dirumah. Karena setelah kau bunuh mereka, maka rumah kamulah yang akan dijadikan markas untukku dan untuk arwah Astrid!” perintah Merinda.
“Baik, tuan..” jawab Vivi patuh.
Seketika itupula, Vivi itupun langsung kembali kerumah dan segera menuju kedapur. Disana, ia mengambil sebilah golok panjang. Keluar dari dapur, iapun langsung menghabisi seluruh keluarganya, saudara – saudaranya, dan juga pembantu – pembantunya, sehingga tidak ada yang tersisa disana.
Mengetahui kalau semuanya sudah tewas, Merinda yang menunggu tepat didepan rumah Vivi itupun langsung masuk kedalam rumah. Dia menyuruh Vivi untuk memakan jantung tiap – tiap orang yang ia bunuh. Setelah itu, Vivi dan Merinda itupun segera mengubur jenazah semua keluarga Vivi itu tepat dibelakang rumah.
“Bagus, Vi. Kau telah melakukannya dengan baik. Sekarang, tidak akan ada yang bisa menghalangi kita berdua untuk bersetubuh hari ini,” ujar Merinda.
“Iya, tuan..” jawab Vivi.
Setelah itu, mereka berdua itupun masuk kedalam kamar Vivi. Dan disanalah, Merinda dan Vivi itu bersetubuh. Vivi kala itu membuka bajunya. Betapa terkejutnya Merinda melihat tubuh Vivi yang benar – benar bergairah dan seksi itu.
Merinda itupun mulai meraba – raba bagian dada Vivi yang besar itu, kemudian dia meremas – remasnya. Sementara itu, Vivi itupun juga meraba – raba bagian dada Merinda.
“Uhh.. lagi, Vi... lagi!” ujar Merinda yang menemukan kenikmatan berlayar seksual dengan Vivi.
“Iya, oooh.. bagus... bagus!” imbuhnya yang masih terasa nikmat sedaap itu.
Kemudian jari – jari Merinda itupun langsung merogoh kebagian bawah tubuh Vivi. Dan kemudian, dia menggosok – gosok bagian kelamin Vivi dengan jari – jarinya itu.
“Uuh.. aah!” ucap Vivi.
“Lagi, Vi. Lagi!” sahut Merinda.
Tak lama kemudian, Merinda itupun langsung kembali meraba dada Vivi dan meremasnya kembali. Kemudian, dia mencium dada Vivi yang besar dan seksi itu. Berlanjut mereka itupun langsung berciuman, dan selesailah mereka bersetubuh.
Selesai bersetubuh, tubuh Vivi masih terlihat bergairah itu, langsung mengeluarkan seperti cahaya emas. Cahaya emas itu kian lama kian pudar.
“Bagus, Vi. Akhirnya pelindung dirimu itu sudah lenyap. Dengan begitu, roh Astrid akan mampu untuk memanfaatkan ragamu untuk membalas dendam ke Andre dan kawan – kawannya,” ujar Merinda.
“Lain kali, aku kepengen dirimu untuk memuaskan nafsuku lagi, Vi. Karena dirimu adalah satu – satunya gadis yang mampu memuaskanku!” imbuhnya.
Tak lama kemudian, roh Astrid itupun datang. Betapa terkejutnya ia melihat tubuh Vivi yang begitu seksi dan bergairah itu. Dia sudah tidak sabar lagi untuk merasukinya, namun dia harus menunggu sampai datangnya bulan purnama supaya dia bisa merasukinya.
“Tubuhnya... Waw, sungguh... sungguh menggoda dan seksi. Aku kepengen untuk segera merasuki gadis ini.. segera!” ujar roh Astrid tak sabaran.
“Tenang, Astrid. Kau hanya bisa merasuki tubuhnya jikalau sudah datang bulan purnama tepat pada malam jum’at kliwon. Dan itu akan terjadi sebulan lagi,” jawab Merinda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar