THE
WHITE FOX GIRL
(CURIOUSLY
GIRL)
******************A REAL
NIGHTMARES***************
1.
Gadis
Siluman Rubah Putih
Bandung, September 2015 ...
Hari ini adalah sebuah hari yang istimewa bagiku.. hari
dimana gue bisa ketemu sama dia, pujaan hatiku. Hari yang dimulai tatkala gue
baru pindah ke sekolah ini. SMAN 2 Merdeka, Bandung.
Meskipun gue makhluk yang berbeda darinya, namun sampai saat
ini dia masih mau berteman denganku. Itulah hal yang bisa membuatku semakin
bahagia.
sambil menuliskan sesuatu di diarynya, gadis yang teramat
manis itupun langsung segera menulis keseluruhan pengalaman yang dia dapat dari
pria itu. “Dear diary, hari ini gue seneng banget. Karena hari ini gue bisa
mengenal orang itu, orang yang membuatku bersemangat menjalani hidup gue, walaupun
gue dengannya itu berbeda.”
Pintu dibalik punggungnya berderit pelan.
“Ken, Niken. Jangan tidur malam – malam. Karena
dirimu barusaja mendapat raga baru itu.”
Niken tersenyum tipis, karena dengan raga seseorang yang
dipakainya kemaren lusa, dia bisa dekat dengan orang itu dan teman – teman yang
lain.
Niken tahu kalau sebagai siluman rubah putih yang baru saja
merasuk keraga baru, dia ngga boleh terlalu lama melihat cahaya bulan. Usut
punya usut sih, itu karena cahaya bulan bisa membuatnya menjadi liar.
Seketika itu juga, Niken itupun menutup jendela kamarnya,
dan kemudian tidur.
Saat tidur, Niken itupun memimpikan sesuatu yang teramat
aneh. Sesuatu yang bakal datang untuk menghancurkan dirinya dan semua
impiannya. Dia bermimpi kalau suatu saat nanti, orang itu bakal membunuh
kekasih manusianya itu. Kenapa ini? Kenapa hal ini bisa terjadi! Hingga tak
disangka – sangka, ketika Niken itu bangun, matahari itupun sudah terbit dari
ufuk timur.
“Mimpi apa gue semalem itu?”
“Gue merasakan akan terjadi sesuatu yang benar – benar
mengerikan sebentar lagi.”
Setelah dia beres – beres dan kemudian mandi, diapun segera
turun kelantai bawah untuk mencicipi hidangan buatan ibunya itu. “Eeih..
makanan ini lagi, Ma?” tanya Niken yang terlihat sudah bosan dengan makanan
siluman rubah itu. “Jangan mengeluh ah, cepet makan!” jawab ibunya. Mendengar
jawaban dari ibunya tersebut, semakin membuat Niken nggak nafsu makan. “Niken
kepengen makan makanan selain daging, Ma!” wajarlah, setiap hari kelurga
siluman rubah itu selalu makan daging. Melihat anak kesayangannya itu nggak
nafsu makan, akhirnya meluluhkan hati ibunya lagi. “Jadi, Niken mau makan apa?”
tanya ibunya dengan halus itu. “Niken kepengen makan sayur, Ma!” sahut Niken.
Mendengar putrinya ngomong seperti itu, ibunya Niken itupun langsung tercenang,
bahkan dia sampai menjatuhkan sendok makannya. Namun, ketika ditanya sama
Niken, ibunya itu cuman diam.
Selesai makan, diapun langsung dianter sama ibunya ke
sekolah favoritnya. Setiap kali Niken masuk kehalaman sekolah, pasti banyak
siswa yang mencoba mendekatinya. Termasuk Rado, Dodi, dan Alex.
“Ken, tiap hari lo kelihatan semakin cantik aja.” Puji Rado.
Dengan mengalemkan suaranya, Niken itupun njawab. “Terima kasih, Rado!” Alex
itupun langsung memunculkan senyum kecilnya itu, “Ken, gimana kalau kau nanti
malam ikut kita jalan – jalan?”, “Iya nih, Ken. Nanti malam kan udah malam
minggu, biasanya sebagai anak muda, kita layak buat keluar malam ini.” Sahut
Dodi. Tanpa mengurangi ketenangan dan emosinya itu, Niken itupun tetap aja menolak
ajakan mereka, “Maaf yah, gue ngga bisa!”
Dengan sedikit tipu daya, akhirnya Niken bisa melarikan diri
dari ketiga cowox playboy tadi. “Hosh.. hosh..!” Niken itu kelelahan habis lari
dari mereka bertiga tatkala mereka pada lengah. Tak jauh dari sana, Umam yang
merupakan cowok idaman Niken yang sering dia tulis di buku diarinya itupun
datang menghampirinya, “Ken, kenapa lo ngos – ngosan kaya’ gitu?” tanya Umam
yang dengan coolnya itu memperlihatkan kecareannya. “Umam.. ini
dia idaman gue itu..!” batin Niken yang membuatnya termangu melihat rupa Umam
yang begitu tampan dan cool itu. “Ken.. Niken.” Umam mencoba buat
nyadarin Niken dari lamunannya itu. Saat tersadar dari lamunannya itu, Niken
mendapati kalau tangan Umam itu telah berada dipundaknya, sehingga membuat muka
Niken kala itu memerah, dan seketika itu diapun lari.
Sementara itu, Umam yang menyaksikan kejadian itu, hanya
bisa mengelus – elus kepalanya karena bingung.
“Ada apa sih dengan Niken itu?”
“Bener – bener gadis yang aneh!”
Dilain pihak, ditempat dimana Niken biasa sembunyi, diapun
langsung tak kuasa menahan detak jantungnya yang sudah berdebar – debar itu.
Dia nggak menduga kalau sentuhan dari Umam, bisa membuatnya jadi gadis yang salting
seperti ini. Gila, pangeran idamanku itu mampu membuat jantungku berdebar –
debar seperti ini? Sebaiknya lain kali, gue harus bisa menjaga sedikit jarak
dengannya.
Dari ruang kantor, terdengarlah suara bel yang menandakan
kalau pelajaran pertama bakal segera dimulai.
“Teng..tengg..tenggg...!”
“Ini dah jam masuk, sebaiknya gue segera masuk!”
Sementara itu, dirumah. Ibunya Niken yang bernama bu Sarah
itu masih tetap termangu mendengar ucapan Niken tadi yang kepengen untuk
meninggalkan makanan biasanya, yaitu daging. “Ada apa denganmu, Ken? Sudah jadi
kodrat kita sebagai siluman rubah putih buat memakan makanan yang berjenis
daging!”
“Apakah dirimu itu masih belum bisa kembali kejiwa silumanmu
secara sempurna?”
“Atau kau..”
“Atau kau... jangan – jangan sudah mulai menyukai manusia?”
“Gawat nih.. kalau ayahnya ataupun sang ratu Vivi tau akan
masalah ini, bisa – bisa seluruh keturunanku bakal kena bencana besar!”
“Sebaiknya, aku bicarakan soal ini dengan Niken nanti!”
Memanglah, dalam aturan para siluman, itu jelas melarang
adanya hubungan antara manusia dengan siluman. Dan itu sudah merupakan sebuah
kodrat dari Tuhan yang Maha Esa. Sehingga, tatkala Niken mulai menyukai Umam,
Niken itupun mulai melakukan sebuah kesalahan fatal.
Balik lagi kekelas, dimana Niken itu lagi berjuang mati –
matian buat menyelesaikan sebuah tugas yang diberikan oleh Pak Bus kepadanya.
“Gimana, Ken? Apa kamu sudah menyelesaikannya!” tanya Pak Bus. “Belum nih,
pak!” jawab Niken datar.
Dari sisi bangku lain, Rado dan kedua temannya itu mencoba
mendekati Niken lagi dengan membantunya mengerjakan soal yang dikasih Pak Bus.
“Sini, Ken. Biar kubantu!” ucap Rado manis.
“Iya, sini.. biar kami bantu!” sambung Dodi dan Alex
serentak.
“Kalian bertiga. Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Pak
Bus yang terus mengawasi mereka.
“Kami cuman kepengen bantu Niken doank!” jawab mereka
bertiga serentak.
“Nggak usah. Nanti malah ngrepotin kalian!” jawab Niken
menolak pertolongan mereka bertiga dengan halus.
“Kalian sudah denger, kan? Cepat kembali kebangku kalian
masing – masing!” suruh Pak Bus dengan tegas.
“Baik, pak.”
Dalam kebingungannya Niken ngerjain tugas yang dikasih Pak
Bus itu, mengalami klimaks (puncaknya) tatkala dia stagnan dipertengahan soal.
Datanglah Umam yang langsung membantunya buat nyelesain tugasnya.
“Sini, biar aku bantu!” ucap Umam datar.
“Ini dia...My Prince!” batin Niken yang sangat berbunga –
bunga itu.
“Umam, apa kau bisa membantunya?” tanya Pak Bus.
“Bisa ko’.” Jawab Umam.
Dengan bantuan dari Umam, tugas Niken yang telah memakan
waktu lama itupun bisa selesai. Melihat kalau pujaan hatinya itu didekati oleh
Umam, Rado dan kedua temannya itupun panas. Mereka bertiga jealous ke
Umam karena telah merebut pujaan hatinya itu. Hingga mereka bertiga
merencanakan sesuatu yang buruk buat nyingkirin Umam untuk sementara ini, kalau
perlu selamanya.
Namun, sampai waktu sekolah selesai itupun, mereka bertiga
masih belum melancarkan rencananya itu.
Sesampainya Niken dirumah, Niken itupun langsung mendapat
sebuah tamparan dari ibunya. Niken nggak tau mengapa dia sampai ditampar
sekeras itu.
“Ada apa sih, Ma. Kenapa Niken ditampar sekeras ini?” tanya
Niken sambil terlihat sudah memegangi pipi chibby nya. Masih dalam
amarahnya, ibunya itupun menampar Niken sekali lagi, “Ibu nanya sesuatu ke
kamu!”, “Apa benar kau mulai menyukai seorang manusia? Jawab!!” ibunya Niken
masih membentak. “Sakitt... Niken benci Mama.. benci!” Niken tanpa menjawab apa
– apa, langsung berlari naik kelantai atas dan kemudian masuk ke kamarnya.
“Astaga, apa yang sebenarnya kulakukan?”
“Kenapa aku harus sampai sekeras itu padanya?!”
“Sebaiknya aku tunggu sampai dia tenang dulu.”
Di dalam kamarnya, Niken itu menangis tanpa henti. Sampai –
sampai, bulan purnama pun merasa iba melihatnya. Disisi lain, ibunya Niken
hanya bisa menantikan puterinya itu kembali seperti sedia kala. Tak lama
kemudian, Pak Edi yang merupakan ayah Niken itu pulang.
Entah mengapa ayah Niken itu pulang secepat ini, karena ayah
Niken itu semestinya pulang dua atau tiga minggu lagi. Ternyata, ayah Niken itu
membawa surat undangan dari ratu Vivi buat Niken dan keluarganya untuk
menghadiri perayaan ulang tahun puteri dari ratu Vivi yang ke- 100. “Ayah..
kenapa ayah pulang secepat ini?” tanya bu Sarah yang terkejut akan
kedatangannya yang secara tiba – tiba. “Ayah membawa sebuah undangan dari ratu
Vivi, bahwa besok kita diundangnya kesana untuk menghadiri acara ulang tahun
puteri Wike.” jawab pak Edi datar. “Hmmm... baiklah. Kuyakin kita bisa kesana
bertiga esok malam.” Bu Sarah mengangguk – angguk.
Sementara itu, dikamarnya Niken. Tatkala dia sudah tertidur
pulas, sehabis berdebat dengan ibunya sore tadi. Niken itu tetap memimpikan
sesuatu yang sama lagi, a Nightmare.
“Kau harus segera lari dari sini, puteriku!”
Ujar kedua orangtuanya yang sudah sekarat itu.
“Tapi, Pa.. Ma?”
Niken masih tidak mau meninggalkan mereka berdua.
Sebelum Niken bisa melanjutkan mimpinya itu, diapun akhirnya
dibangunkan oleh ayahnya untuk segera bersiap – siap untuk menghadiri pesta
ulang tahun putri Wike. Karena jarak dari istana dengan rumah Niken jauh, jadi
mereka harus pergi pagi – pagi sekali supaya mereka sampai disana tepat waktu.
Ternyata kemarahan Niken kepada ibunya itu masih belum
mereda. Buktinya dalam perjalanan, mereka berdua tidak mau saling bicara satu
sama lainnya. Ayah Niken yang melihat kejadian ini, hanya bisa menggelengkan
kepala. “Ada apa dengan mereka berdua ini?” batin pak Edi yang terus penasaran
melihat mereka berdua layaknya sedang berantem.
12 jam itupun berlalu, akhirnya mereka bertiga itupun tiba
di istana siluman rubah yang sangat tersembunyi itu. Katanya sih, hanya kaum
siluman rubah saja yang bisa melihat istana itu. Disana, mereka bertiga itupun
langsung disambut baik oleh ratu Vivi sendiri.
“Selamat datang, tuan Edi!” sambut ratu Vivi.
“Terima kasih atas sambutannya.” jawab pak Edi.
“..hmm, kau ini Astrid yah?” tanya ratu Vivi.
“Sekarang panggil aku dengan sebutan Niken, yang mulia!”
jawab Niken datar.
“..oke.. oke. Raga yang kau pakai sungguh sempurna sekali,
Trid!” ratu Vivi itu setuju dengan omongan Niken.
“Panggil aku Niken, bukan Astrid!” Niken itu mulai tersulut
emosinya.
“Iya.. ya, maaf.. maaf.” Ratu Vivi masih enjoy tertawa.
Keluarga Niken itu sedari dulu selalu dihormati diseluruh
wilayah kerajaan. Karena kakek dari Niken, adalah merupakan satu – satunya
orang yang berhasil melindungi tahta dari raja Aris, kakeknya Vivi. Namun itu
sudah 300 tahun yang lalu.
Sebenarnya Niken itu sangat malas melihat puteri Wike lagi.
Karena sejak dulu hingga sekarang ini, mereka berdua selalu saingan. Saingan
dalam mendapatkan sesosok pria yang bisa membuat mereka layaknya seperti ratu.
Puteri Wike belum tau kalau Niken itu sendiri sudah
menemukan pria yang bagaikan seorang prince buatnya. Oleh karena itu, dia
mencoba menyembunyikan identitasnya dari Wike.
“Hallo, Trid!” sapa Wike licik.
“Sekarang gue ini Niken, bukan Astrid lagi.” jawab Niken
sebel pada puteri Wike itu.
“Wow, kau sekarang memiliki tubuh yang indah, bolehkah kau
keluar dari raga ini dulu, supaya gue bisa mencobanya!” ujar Wike yang terlihat
tertarik dengan raga Niken itu.
“Nggak akan!” jawab Niken membentak.
Tak lama kemudian, acara ulang tahun puteri Wike itu
dimulai. Pesta itu berlangsung secara meriah, sehingga seluruh kerajaan takkan
pernah melupakan acara megah itu. Namun, dilain sisi muncullah seseorang dengan
jubah putih. Dia terus mengawasi acara tersebut. Namun, tatkala para penjaga
hendak menghampirinya, pemuda itu kabur.
Disana, juga datang para siluman rubah putih yang namanya
sudah terkenal dimana – mana. Yaitu The Fang. The Fang ini merupakan
sebuah organisasi yang dibentuk oleh ratu Vivi yang beranggotakan dua belas
orang. Dengan kemampuan yang sangat luar biasa.
“Cruis, apa kau merasakan ada sebuah aura aneh diistana
ini?” tanya Lena ke ketua The Fang, Cruise.
“Ya, aku dapat merasakannya.”
“Sepertinya, ada sedikit aura manusia, disalah satu siluman
rubah putih ini.”
“Tapi, apakah kau tau siapa yang mempunyai aura itu?”
“Tidak. Aura ini sepertinya hidup!”
“Apa maksudmu?”
“Iya, aura ini mampu muncul dan menyembunyikan keberadaannya
sesuai dengan kehendaknya sendiri.”
“Apa yang mempunyainya adalah Astrid, siluman rubah 12 ekor
itu?”
“Aku tidak tau.”
Tiga jam kemudian, pesta ulang tahun puteri Wike itupun
akhirnya berakhir juga. Dan seluruh undangan itupun pulang. Namun, ketika
seluruh istana mencari keberadaan puteri Wike, mereka ngga menemukannya. Puteri
Wike itu telah menghilang. Setelah diperiksa dikamarnya, ratu Vivi itu
menemukan sebuah surat yang ditulis oleh puteri Wike sendiri kalau dia kepengen
ikut Niken pulang kerumahnya.
Untuk itulah, ratu Vivi itu nggak cemas tentang kondisi puterinya
itu. “Dasar kau, Ke. Sukanya bikin mama khawatir saja!” ujar ratu Vivi sambil
sedikit meneteskan air mata. “Cruis, Lena!” panggil ratu Vivi dengan lantang.
”Ada apa, ratu?” tanya mereka berdua sambil mendekat kearah ratu Vivi. ”Aku
perintahkan kalian berdua buat membuntuti puteri Wike kemanapun dia pergi!”
perintah langsung dari ratu Vivi ke mereka berdua. “Jangan biarkan apapun
terjadi padanya.” lanjut ratu Vivi. “Baik.” Jawab mereka berdua.
Sementara itu, puteri Wike itu sedang menyelinap ke kereta
kencana yang dinaiki keluarga Niken.
“Hi, Niken!” kejut Wike yang tanpa diduga muncul dari
belakang kereta.
“Kau.. puteri Wike?” sahut Pak Edi dan Bu Sarah terkejut.
“Iya. Saya kesini karena kepengen menginap di rumah kalian.
Boleh?” tanya Wike ramah.
“Ngga boleh.” jawab Niken kesal.
“Hust. Ngga boleh tau menolak titah dari puteri!” tegas Pak
Edi ke Niken yang menolak kalau puteri Wike tidur dirumahnya.
“D.. dengan senang hati, puteri!” jawab Pak Edi atas
keinginan puteri Wike tadi.
Mereka berempat itupun sampai dirumah Niken itu pukul dua
belas siang. Sedari tadi, Niken dan Wike itu saling tatap sinis satu sama lain.
Sebenarnya, Niken itu sudah nggak suka sama puteri Wike itu sejak dulu. Eh..
malah sekarang dia harus berbagi kamar dengan saingannya tersebut.
Puteri Wike disana benar – benar seperti cewek yang tomboy,
dia kerap menggoda pria – pria tetangganya Niken. Dan hampir semua pria itu
tertarik dengan rupa Wike yang cantik dan mempesona itu. Niken itu terus –
terusan berharap supaya Wike itu ngga ikut bersekolah dengannya. Sehingga,
setahun itupun berlalu juga..
2.
Wike,
Gadis yang Selalu Ingin Tahu
Dalam setahun ini, hubungan Umam dengan Niken semakin baik.
Mereka berdua jadi sering bersama kemana – mana. Sementara itu, dari kejauhan.
Puteri Wike itupun merasa jealous. Dia merasa kalau Niken itu telah
mengalahkannya dalam hal mencari cinta. Oleh sebab itu, Wike itupun memutuskan
untuk bersekolah disekolah yang sama dengan Niken, SMAN 2 Merdeka.
“Gue putusin buat sekolah sama lo!” ujar Wike tiba – tiba.
“Apa?” Niken kaget mendengar ucapan Wike tadi.
“Kenapa lo sampai kaget gitu?” tanya Wike.
“Nggak. Gue nggak setuju!” jawab Niken.
Niken tahu kalau tujuan Wike masuk ke sekolah itu cuman buat
merebut pria idaman Niken. Oleh karena itulah, dia nggak setuju kalau Wike ikut
sekolah bersamanya.
Namun, keputusan Niken itu ditentang oleh ibunya. Karena
Wike adalah puteri dari ratu Vivi, jadi dia nggak kepengen memperburuk nama
keluarga didepan ratu Vivi. Sehingga mau tidak mau, dia harus mengajak puteri
Wike untuk sekolah bersamanya.
Keesokan harinya, Niken itupun mengajak Wike itu ke sekolah
bersamanya. Didalam perjalanan, Wike itu benar – benar membuat Niken merasa
seperti orang bodoh. Pasalnya, didalam mobil, Wike itu ngga bisa menutup
mulutnya, bahkan hanya untuk sedetik. “Ken, rasanya sekolah itu kaya’ gimana
sih?”, “Trus, ketemu sama manusia itu gimana sih?” Wike langsung memberondongi
pikiran Niken dengan pertanyaan – pertanyaan bodoh itu. “Ko’ ngga njawab sih?
Ken!” lanjut Wike yang sebel tatkala Niken cuman diam saja. “Terserah.” jawab
Niken serentak. “Ihh, ko’ lo marah sih!” sahut Wike yang terlihat sebel itu.
Dua puluh menit kemudian, mereka berdua itupun sampai
disekolah. Sesampainya disana, Wike itu semakin buat ulah. Ketika dia melihat
seorang manusia untuk pertama kali. Wah, manusia ini makhluk yang sempurna juga
yah! Wike melihat manusia yang hari ini pada sekolah dimana – mana. Jujur, ini
adalah pengalaman pertama buat Wike untuk melihat secara jelas manusia itu.
“Wike, jangan seperti itu. Malu tau..”
“Kenapa lo harus malu, Ken?”
“Dunia manusia ini penuh dengan keanehan tau!”
“... Juga penuh dengan bahaya.”
“Ayolah, Ken.. gue kesini kan kepengen kenal ama manusia –
manusia itu.”
“Jangan ngaco, ah. Boleh kenalan, tapi harus sama manusia
yang dengan hati yang baik tentunya.”
Tanpa mengindahkan ucapan dari Niken, Wike itupun maksa
untuk tetap menarik dan merayu mereka. Niken yang melihat hal ini cuman bisa
diam. Dan segera masuk kedalam sekolah, meninggalkan Wike sendiri diluar
sekolah.
Tak lama, Niken itupun mulai teringat pesan – pesan dari
ibunya untuk terus menjaga Wike. Oleh sebab itu, Niken langsung berlari keluar
sekolah untuk mencarinya. Namun dia tidak menemukannya. “Aduuh, dimana sih
gadis tomboy itu?”, “Bisanya nyusahin aja tuh anak..” Niken yang masih
kebingungan mencari keberadaan puteri Wike, yang sebenarnya sudah dia anggap
sebagai adiknya sendiri.
Niken mencari ke kantin, dia nggak menemukannya. Di kantor
guru, berharap dia sudah ada disana untuk mendaftar, juga dia nggak
menemukannya. Ternyata setelah dicari – cari, dia lagi ngumpet dibalik toilet
sekolah. Katanya sih, dia digodain sama tiga orang preman, tatkala dia mencoba
ngajak kenalan mereka bertiga.
“Makanya, jangan sok kecentilan!” Niken itupun memarahi Wike
itu karena perduli padanya.
“Maaf. Ini karena rasa keingintahuanku kepada manusia..”
jawab Wike memelas.
“Lalu, siapa yang ngusir preman itu?” tanya Niken penasaran.
“..Dia.. aku nggak tau namanya.” jawab Wike.
“Ya udah, sekarang ikut aku keruang guru!” ajak Niken.
“Baik!”
Selesai mendaftar, Niken itupun mengajak Wike untuk masuk ke
kelasnya. Disanalah, dia bertemu dengan seseorang yang nolong Wike tadi. Dia
itu orangnya tampan, keren, dan segalanya deh.
Ternyata setelah diselidik, orang yang telah menolong puteri
Wike tadi adalah Umam. Pemuda yang menjadi dambaan Niken sejak dulu.
“Itu, orang yang nolong Wike!” tunjuk Wike.
“What? Itu kan, Umam!” batin Niken berteriak kencang.
“Apa benar orang itu yang telah nolong lo tadi?” tanya
Niken.
“Iya. Ganteng kan orangnya!” jawab Wike berbunga – bunga.
Melihat Wike yang ternyata juga tertarik dengan pemuda yang
bernama Umam itu, membuat Niken itupun mengobarkan bendera perang antara Niken
dengan Wike. mereka nggak kepengen kalau salah satu dari mereka berhasil
mendapatkan cintanya Umam. Namun, perjuangan Wike ini sedikit sia – sia.
Dalam setahun ini, hubungan Umam dengan Niken semakin baik.
Mereka berdua jadi sering bersama kemana – mana. Sementara itu, dari kejauhan.
Puteri Wike itupun merasa jealous. Dia merasa kalau Niken itu telah
mengalahkannya dalam hal mencari cinta.
Bandung,
September 2016 ...
Sementara itu, jauh dilain pihak. Mimpi buruk yang selama
ini dialami Niken itupun sudah mulai mendekat selangkah demi selangkah. “Sudah
waktunya...!” ujar seorang yang misterius. “Sudah waktunya buat kita untuk
membangkitkan siluman rubah putih berekor dua belas itu!” lanjut seseorang yang
misterius itu. “Tuan Raymon, persiapan sudah selesai dilakukan!” sahut siluman
rubah putih Ana. “Hmm.. kita akan bertemu lagi, Astrid. Adikku!” ujar Shela
sembari sedikit tersenyum licik. “Kak Astrid..” sahut Viona dingin.
Balik lagi dimana sekarang ini Niken dan Wike lagi bersaing
untuk mendapatkan hati Umam. Dalam mendapatkan cintanya, cara mereka berdua
sangatlah berbeda. Niken yang terkenal pemalu kalau didepannya itu, cuman bisa
bersaing dari jauh. Sementara itu, Wike yang terkenal sebagai gadis tomboy,
tanpa rasa malu maupun takut, mendekati Umam secara langsung.
“Mam, nanti jalan yuk!” ajak Wike.
“E.. kemana?” tanya Umam agak sedikit salting.
“Kemana aja. Yang penting kita bisa berduaan!” jawab Wike
yang tersipu itu.
“Lalu, gimana soal Niken?” tanya Umam tiba – tiba.
“Ko’ bahas Niken sih. Yang gue pengen, lo ikut aja!” jawab
Wike sebel tatkala Umam nanya soal Niken.
Dari kejauhan, Niken itu cuman bisa ngelihat Umam dan Wike
berduaan. Dia sebenarnya kepengen mendekat sambil ngobrol dengan Umam, namun karena
perasaannya yang nggak kuasa melihat Umam yang super cool itu jadi dia
nggak kuasa buat mendekat.
“Umam..!”
“Andaikan gue bisa mendekat disisi lo..”
Malam harinya, Wike itu bersiap – siap buat jalan bareng
sama Umam ke bioskop terdekat. Karena khawatir, ketika Wike itu dah berangkat,
Niken itu secara diam – diam membuntuti mereka berdua.
Sesampainya disana, Niken itu merasakan sebuah aura
pembunuh. Tidak salah lagi, itu adalah aura siluman srigala yang telah memata –
matai puteri Wike dari rumah tadi. Oleh karena itu, Niken itupun mencoba
memancing siluman itu menuju kesemak – semak.
“Siapa kau?” tanya siluman srigala itu.
“Aku, aku adalah teman dari puteri Wike..” jawab Niken.
“Jadi, kau itu adalah..?” ujar siluman srigala itu.
“Iya. Aku adalah siluman rubah putih!” jawab Niken.
Seketika itu, gigi Niken itu berubah jadi taring, dan
matanya berubah menjadi merah. Dan disaat itulah mereka berdua bertarung.
Pertarungan itu berlangsung selama sepuluh menit, dengan dimenangkan oleh
Niken.
“Ampunn..” ucap siluman srigala itu.
“Sekarang, siapa yang telah menyuruhmu?” tanya Niken mencoba
mengorek informasi tentang dalangnya.
“Saya ditugaskan bukan untuk melukai puteri Wike. Namun,
untuk membunuh pemuda yang bersamanya.” Jawab siluman srigala itu.
“Umam?” batin Niken langsung terkejut mendengar target yang
diincar siluman srigala itu.
“Siapa dalang dalam hal ini? Jawab!” paksa Niken.
Sebelum siluman srigala itu membeberkan dalang dibalik
peristiwa itu, tiba – tiba dari belakang muncul seseorang yang langsung
melemparkan pisau kearah siluman srigala tadi, hingga diapun tewas. Dan diapun
melarikan diri.
Niken semakin penasaran kepada orang tadi. Kenapa mereka
semua pada ngincar Umam yang jelas – jelas cuman manusia biasa. Setelah itu,
diapun kembali menuju bioskop dimana Umam dan Wike itu lagi nonton film Thriller.
“Ihh... serremm banget sih!” Umam ketakutan tatkala melihat
hantu kuntilanak itu.
“Ahaha.. Umam, lo itu lucu yah..” ucap Wike tertawa melihat
Umam segitu takutnya pada hantu itu.
“Lo ngeledek gue yah, Ke?” tanya Umam sinis.
“Nggak.. nggak pernah!” jawab Wike.
Keesokan harinya, Wike itu berangkat ke sekolah dengan
penampilan yang berbeda. Dia sering kali meniru gaya berpakaian dan
berdandannya Niken. Niken yang melihat hal itu merasa risih dengan semua
kelakuan Wike hari ini. Aku harap kau nggak melakukan hal – hal yang bodoh
lagi, Ke!
Tak lama kemudian, Bu Sarah itu masuk ke kamar mereka
sembari memberikan sepucuk surat dari kerajaan. Setelah dibaca, ternyata itu
merupakan surat dari ratu Vivi yang menanyakan kondisi puterinya itu. Gimana
kondisimu disana, puteriku?
Ketika Wike itu keluar kamar, Niken itu langsung bertanya ke
ibunya tentang siluman srigala itu. Mendengar hal itu, ibunya langsung kaget.
Dia menyuruh Niken buat lebih berhati – hati. “Konon, dulunya bangsa srigala
dengan bangsa kita ini bermusuhan. Dan dari permusuhan itu terjadilah
peperangan yang hebat, yang berlangsung hingga dua ratus tahun.” kata ibunya.
“Trus?” Niken kepengen mendengar lanjutannya. “Trus, ada sesosok pria yang telah
berhasil mengakhiri perang itu. Dia bukan dari golongan bangsa srigala maupun
golongan kita, namun dia dari golongan manusia!” jawab ibunya. “Konon, ada
sebagian dari bangsa srigala dan dari bangsa kita yang tidak setuju adanya
transisi perdamaian. Sehingga, mereka itupun masih berperang saat ini, walaupun
perang bawah tanah.” lanjut ibunya.
Setelah mendengar kejelasan kisah dari ibunya itu, membuat
Niken semakin curiga tentang pemuda yang bernama Umam itu. “Kenapa sampai Umam
diincar oleh bangsa srigala?” batin Niken semakin penasaran itu. “Satu –
satunya siluman dari bangsaku yang tahu soal ini adalah ratu Vivi itu
sendiri..”, “Namun, kapan gue bisa bertemu dengannya yah..?”
3.
Rahasia
yang belum terungkap.
Sepulangnya Niken dan Wike dari sekolah, mereka menjadi
musuhan. Penyebabnya tidak lain karena ucapan dari Umam ke mereka berdua tadi
disekolah. “Niken..?” ucap Umam yang terkejut dengan kedatangan Niken. “Kenapa
lo ganggu gue sama Umam yang lagi berduaan!?” sahut Wike sinis. “Umam, gue..
gue ada perlu denganmu!” jawab Niken yang mencoba menahan sikap gugupnya itu.
Melihat
Niken mengajak Umam kesuatu tempat, membuat Wike itu cemburu. Pikirnya Niken
itu mau mencoba mendekati Umam dengan menjauhkan Umam darinya.
“Niken..
awass loo!” Wike itu sudah terbakar api cemburu.
“Jadi
gini yah, lo dalam mencoba melirik kekasih orang!” lanjut Wike.
Sementara itu, Umam yang ngobrol berduaan dengan
Niken cuman bisa terdiam aja. Nggak ada yang bisa mereka berdua katakan. Oleh
sebab itu, Umam itu mencoba mempersejuk suasana dengan mengajak Niken ke
kantin.
Berharap
disana, Niken mau mengatakan hal yang ingin dia katakan padanya. Namun, tetap
saja dia nggak berani mengatakannya tatkala melihat Umam yang bener – bener
keren hari ini.
“Ken..!”
seru Umam.
“Ada
apa?” tanya Niken gelagepan.
“Sebenarnya,
apa yang ingin lo bicarakan denganku?” tanya Umam kembali.
“..Sebenarnya...
sebenarnya..” ujar Niken yang salting itu.
“Sebenarnya
apa?” tanya Umam mulai serius.
“..Dah,
ngga apa – apa!” jawab Niken yang langsung cabut gitu aja.
Balik
lagi kecerita awal. Sepulangnya Niken dan Wike kerumah, mereka berdua jadi
saling membenci. Seperti yang diketahui sebelumnya kalau Wike itu menuduh Niken
merebut Umam dari dirinya.
“Tadi
lo itu apa – apaan sih, Ken?”
“Lo
mau nusuk gue dari belakang ya?”
“Ke,
ngomong apa sih lo itu?”
“Jangan
banyak bacot deh. Lo tadi coba deketin Umam, kan? Ngaku!”
“Nggak,
Ke. Nggak..”
Niken
tahu, kalau Wike secemburu ini, dia nggak kan mau mendengar kata – katanya.
Oleh karena itu, diapun biarin Wike untuk tenang dulu sekarang.
Malam
harinya, Niken itu merasakan kedatangan seorang siluman. Namun, ini bukan
siluman yang sembarangan. Oleh karena itulah, dia mencoba mengecek hal ini
sendiri. Dan membiarkan Wike itu tidur dengan nyenyak.
“Aura
siluman ini, besar sekali?”
“Sebaiknya
gue selidiki dulu, darimana aura itu berasal.”
Dengan
berubah menjadi rubah putih, Niken itupun langsung keluar dari rumahnya buat
mengecek hal ini. Namun, ketika dia sampai ditempat datangnya aura itu, dia
nggak berhasil menemukannya. Karena dia nggak menemukan sesuatu yang
mencurigakan, diapun kembali ke bentuk manusianya dan kembali kerumah.
Ketika
sampai didepan pintu, Niken itu dikejutkan oleh seseorang pemuda yang memakai
jubah putih. Dia lah yang mereka temui tatkala ratu Vivi mengadakan pesta ulang
tahun buat puteri Wike.
“Niken,
si siluman rubah putih berekor dua belas yah?” seru pemuda berjubah yang
mukanya ditutupi pake topeng.
“Siapa
kau? Kenapa kau tau inisial rahasiaku?” tanya Niken kaget.
“Lawan
aku, maka aku akan memberitahumu..” tantang pemuda berjubah putih itu.
Dan
dimulailah pertarungan mereka berdua. Dan Niken itupun berhasil membuat pemuda
berjubah itu terpental. Namun, ini semua belumlah berakhir. Dengan serangan
selanjutnya dari pemuda itu, langsung membuat Niken terpental.
“Hukhe..”
Niken itupun memuntahkan darah.
“Bagus,
aku menginginkanmu. Niken!” ujar pemuda berjubah putih itu.
“Apa
yang kau inginkan dariku?” tanya Niken yang sudah bersimbah darah itu.
“Mengembalikan
dirimu ke siluman rubah putih dua belas ekor yang lama.” jawab pemuda bertopeng
itu.
“Ini
semua adalah rencana yang kubuat sudah sejak lama!” lanjut pemuda bertopeng
itu.
“Apa?”
sahut Niken.
Kalian
tahu sebabnya Niken itu dilarang orangtuanya buat keluar pada malam bulan
purnama seperti ini? Ya, itu karena siluman rubah putih berekor dua belas itu
akan bangkit tatkala Niken itu memandangi bulan purnama dalam waktu semenit
saja.
Dan
sudah jelas, kalau pemuda berjubah putih itu mencoba buat membangkitkan kembali
legenda siluman rubah putih yang ada didalam tubuh Niken.
“Jan..
jangan!”
“Hahaha...”
“Begitu
kau melihat bulan purnama itu selama semenit saja, kau akan berubah ke dirimu
yang lama.”
“Ditambah
darahmu yang sudah berceceran keluar itu. Siluman rubah putih legendaris itu
pastinya akan muncul kembali!”
Ketika
Niken meratapi bulan purnama itu selama 30 detik, sikap, sifat, dan parasnya
tidak lagi seperti Niken. Seketika itu juga, matanya itupun memutih, dan dia
berhasil keluar dari cengkraman pemuda berjubah itu.
“Bagus,
Niken..!”
“Keluarkan
lagi amarahmu itu.. dendammu!”
“Apa..?”
Niken
itu langsung menyerang pemuda berjubah itu dengan membabi buta. Sehingga diapun
akhirnya tewas. Tidak hanya itu, mayat dari pemuda itu langsung dia makan
mentah – mentah.
Merasa
kalau Niken sudah hilang kendali, The Fang itu akhirnya muncul kembali.
Dengan kekuatannya, dia nggak berdaya melawan Niken yang sudah hilang kendali
itu.
“Akh...!”
Cruise dan Lena itu terpental.
“Darah..
aku butuh lebih banyak darah lagi!” Niken yang sudah hilang kendali itu
menyebutkan darah dan darah.
“Sial.
Apa yang harus kita lakukan?” batin Cruise kehabisan strategi.
Dalam
suasana yang tidak menguntungkan itu, datanglah seorang pemuda yang sedang
bermain seruling. Suaranya sangatlah merdu, hingga siapapun yang mendengarnya
akan mengikuti alunan demi alunan suara seruling tersebut.
Dan
karena dialah, Niken itu kembali kediri asalnya lagi. Pemuda itu berhasil
menyegel kembali siluman rubah putih berekor dua belas yang ada didalam tubuh
Niken itu.
“Siapa
kau?” tanya Cruise.
“Aku?
Aku adalah malaikat pelindung dari Niken!” jawab pemuda itu sepele.
Dan
pemuda itu langsung membawa Niken kembali kerumahnya. Dan ketika itulah, pemuda
yang berjubah putih tadi yang memancing Niken buat mengamuk tadi tiba – tiba
kembali muncul dibelakang Cruise dan Lena.
Melihat
pemuda bertopeng itu, Cruise dan Lena langsung kaget. Untunglah, pemuda itu
tidak menyerang mereka berdua. Kalau tidak, mungkin mereka berdua bakal tewas.
“Hebatt..!”
seru pemuda itu.
“Sial,
dia masih hidup!?” sahut Cruise kaget.
“Kalian
nggak perlu kaget seperti itu!” jawab pemuda itu.
“Sekarang,
tenagaku ini sudah terkuras separoh lebih, jadi aku ngga akan menang melawan
kalian berdua.” lanjut pemuda itu.
“Sebenarnya..
siapakah dirimu ini?” tanya Lena.
“Aku?
Aku adalah seorang pahlawan kebenaran!” jawab pemuda itu omong kosong.
“Bye..”
pemuda itu langsung menghilang tanpa jejak.
Sementara
itu, setelah pemuda itu mengantar Niken kerumahnya, diapun juga turut
menghilang.
Keesokan
harinya, Niken itu sudah bangun dengan kondisi yang seperti sedia kala. Dia
sudah sehat hari ini, sehingga diapun bisa berangkat ke sekolah sama seperti
biasanya.
Niken
masih merasa kalau semalam dia ada yang menolong. Hal itu selalu dan masih
terbesit didalam hatinya. “Siapakah orang yang nolong gue semalam itu?”,
“Apakah benar kalau dia adalah malaikat pelindungku?”.
Niken
berangkat ke sekolah dengan jalan kaki. Entah kenapa dia malah jalan kaki hari
ini, sementara dia bisa menyuruh supirnya buat nganter dia kesekolah. Sementara
Wike itu berangkat kesekolah dengan dianter oleh Pak Joko.
Ketika
Niken sudah berjalan separoh jalan, dia itupun dikejutkan oleh Umam yang
langsung menepuk pundaknya dari belakang. Seketika itu, muka Niken itu mulai
memerah, dan akhirnya diapun langsung lari terbirit – birit.
ketika
dia sudah lelah berlari, dari depannya itu tiba – tiba Umam datang menyapanya
kembali.
“Hei,
Ken..!” sapa Umam manis.
“Kau..?”
Niken kaget melihat Umam sudah berada didepannya seperti itu.
“Kenapa
kau lari dariku, Ken?” tanya Umam. Mencoba mendekat buat nyentuh Niken.
“Ja..
jangan sentuh aku.” ujar Niken.
“Kenapa
memang?” tanya Umam penasaran.
“Entahlah,
ketika kau menyentuhku.. ada sesuatu yang aneh muncul dari hatiku, dan membuat
gue jadi.. salting!” jawab Niken pelan.
“Hahaha...
ngomong apaan sih lo itu, Ken!” Umam tertawa mendengar omongan Niken tadi.
“Sudahlah
kalau gitu. Ayo berangkat..!” ajak Umam.
“Ya..”
Hari
itu adalah hari yang bahagia buatku. Hari dimana gue bisa berangkat kesekolah
bersama Prince ku. Pangeran yang selama ini selalu kudambakan itu.
Namun, kedekatanku ini membuat Wike itu semakin cemburu. Dia mulai sedikit demi
sedikit menjauhiku. Hingga dua bulan kemudian, Wike itu akhirnya membenciku dan
menjauhiku.
Rasa
sakit yang tumbuh didalam hatiku, semakin memburuk tatkala Wike itu membenciku.
Gue nggak nyangka kalau Wike bisa semarah itu padaku.
“Ken,
gue nggak kepengen lihat muka lo lagi..!!” Wike marah besar kepadaku.
“Ke..
tolong dengarkan penjelasan gue dulu!” jawab Niken sembari memohon.
“Udahlah,
jangan banyak bacot. Gue benci lo, Ken.. gue BENCI!!” ujar Wike yang langsung
keluar dari rumah Niken tanpa mengatakan sesuatu kepada orangtua Niken sendiri.
Melihat
puteri Wike meninggalkan rumah, kedua orangtua Niken itu geram. Mereka berdua
menyalahkan Niken dengan beribu – ribu alasan.
“Ada
apa, Ken? Kenapa sampai puteri Wike itu minggat dari rumah?” tanya Bu Sarah ke
pada Niken yang cuman bisa mendengarkan.
“Iya,
puteri Wike adalah tamu dirumah kita. Seharusnya kamu seneng punya teman kaya’
dia.” lanjut Pak Edi
“Udah
deh, Niken bosan denger omongan kalian berdua..!” Niken sudah tak bisa menahan
emosinya.
“Kalian
berdua ini nggak kan pernah ngerti perasaan Niken!” lanjut Niken membentak.
Setelah
itu, Niken langsung kembali ke kamarnya dan mengunci ganda kamarnya itu.
Sementara itu dilain pihak, puteri Wike yang kabur dari rumah Niken seorang
diri, menghadapi beberapa halangan. Seperti kejaran siluman ular.
“Putri
Wike rupanya..!” ujar siluman ular sambil menunjukkan senyum liciknya.
“Siluman
ular panca?” sahut Wike lirih.
“Kau
benar, hehe..” jawab siluman ular itu.
Putri
Wike merupakan siluman rubah yang paling lemah. Oleh karena itu, dia merupakan
sasaran yang empuk oleh para siluman yang lainnya. “Apa yang kau inginkan
dariku?”, “Apa..? Tentu saja dirimu, bodoh..”. dari belakang Wike itu muncullah
seorang pemuda yang memakai jubah hitam. Dan dia langsung menculik putri Wike.
“Bagus,
rencanaku berhasil!” ujar pemuda itu.
“Selamat,
tuan Sugeng!” sahut siluman ular itu.
“Sekarang,
kita bisa memanfaatkan dia buat memancing Niken untuk mengamuk sekali lagi!”
ujar Sugeng.
“Itu
bagus sekali, tuan..”
4.
Rencana
yang sudah direncakan
Malam
harinya, Bu Sarah cemas karena Wike itu dari tadi. Oleh karena itu, dia
menyuruh Niken untuk mencarinya malam – malam.
Sebenarnya,
Niken nggak mau dilibatkan oleh kedua orangtuanya dalam masalah ini, apalagi
menyangkut Wike. Males banget..!
“Pokoknya
kamu harus berhasil membawa puteri Wike pulang..!” ujar Bu Sarah, tanpa
memberikan kesempatan buat Niken untuk menyahut.
“Tapi,
Ma..?”
“Kalau
sampai kau tidak membawanya kemari, maka mama dengan tegas akan membawamu
menuju ke ratu Vivi untuk diadili..!” ancam Bu Sarah.
“Baik,
Ma..!”
Dengan
sekejap, Niken itupun langsung merubah dirinya menjadi rubah putih kembali dan
kemudian segera keluar untuk mencari puteri Wike itu berada.
“Sialan
tuh anak..! bisanya cuman buat masalah aja. Dan yang lebih parahnya lagi,
selalu gue yang kena getahnya..!” bawel Niken dalam hati.
“Tapi
ada yang aneh, kenapa sampai putri bodoh itu kabur dari rumah selama ini?
Padahal sedari tadi siang, dia tidak merencanakan apapun buat kabur dari
rumah..” imbuhnya.
Sementara
itu, dimarkas Sugeng. Dukun paling sakti sedunia itu sedang mencuci otak Wike
untuk tunduk padanya. Dan dengan mudahnya, Sugeng itu berhasil mendapat seluruh
kendali pikiran Wike.
“Wike,
mulai sekarang, kau hanya akan patuh padaku dan pada semua perintahku!”, “Dan
tugasmu ialah untuk memancing gadis siluman rubah putih berekor 12 itu untuk
mengamuk sekali lagi..!” perintah Sugeng.
“Baik,
tuan..!” jawab Wike terhipnotis.
“Setelah
ini, kau mau kemana Sugeng?” tanya siluman ular Hevi.
“Aku
masih butuh mencari seseorang pria lagi.” Jawab Sugeng datar.
“Siapa?”
“Aku
tidak akan memberitahukan identitasnya padamu!” tegas Sugeng yang menolak
membeberkan identitas pria itu ke Hevi.
Dan
kemudian Sugeng itupun menghilang.
“Sialan
tuh kakek tua. Sukanya selalu membuatku merasa penasaran aja..” batin Hevi.
“Dan,
lebih parahnya lagi, aku malah disuruh buat ngehadapin Niken, yang jelas –
jelas jauh lebih kuat dariku!” imbuhnya.
“Hmm..
Wike. Kurasa gadis ini akan berguna buat gue untuk memukul mundur siluman rubah
putih bodoh itu!”
Balik
lagi dimana Niken sedang menyusuri hutan untuk mencari keberadaan putri Wike.
Ketika dia mulai memasuki kawasan hutan, dia menemukan sebuah ikat rambut milik
Wike. Hal itu membuat Niken merasa cemas.
“Inikan,
ikat rambut milik putri bodoh itu..?”
“Jangan
– jangan.. dia sedang dalam bahaya nih?”
“Sebaiknya
aku segera bergegas buat nyari dia..!”
Sekejap
kemudian, datanglah tiga siluman ular bawahan dari Hevi datang menghalangi
langkah Niken. Dia tahu persis siapa Hevi itu, karena dulu dia pernah bertarung
dalam perang besar, seratus tahun lalu.
“Mau
apa kalian..?” tanya Niken sinis.
“Kami
diperintahkan oleh ratu kami untuk membawamu kesana..!” jawab salah satu
siluman ular itu berdesis.
Untuk
mencegah terjadinya perang besar, Niken itupun akhirnya menurut dan mau ikut
dengan ketiga siluman ular tadi menemui Hevi, ratu mereka.
Hati
kecil Niken berbisik. Apa yang akan dilakukan oleh Siluman Hevi itu padaku
nantinya?
Sesampainya
dimarkas Hevi, diapun segera membebaskan dirinya dari kawalan ketat ketiga
siluman ular itu, dan disaat itulah, Wike keluar untuk menghadapinya.
“Wike?
Apa yang terjadi padamu..?” tanya Niken.
“Mati..
mati!” jawab Wike.
Dan
dengan terpaksa pula, Niken harus menghadapi Wike seorang diri. Mereka berdua
ternyata mempunyai kekuatan yang seimbang, sehingga tidak ada diantara mereka
berdua yang jatuh lebih dulu.
“Cakra
Agumana..!” ujar Niken mengeluarkan ajiannya.
“Cakra
Narada..!” balas Wike yang juga mengeluarkan ajiannya.
Ajian
yang keluar dari mereka berdua membentuk seperti leser kecil berwarna putih dan
hitam. Bagaikan Yin dan Yang.
Seketika,
kedua cahaya itu langsung membentur satu sama lain. Sehingga mereka berdua
terpental jauh. Dan keduanya itupun sekarat.
“Wheekh..!”
Niken muntah darah.
“Wheekh..!”
Wike muntah darah.
“Wike..”
ucap Niken sebelum pingsan.
“N..
Niken..” ucap Wike sebelum pingsan.
Untunglah
mereka berdua ditolong oleh Bu Sarah dan Pak Edi yang menyusul mereka berdua. Sehingga
nyawa mereka berdua dapat diselamatkan.
Bangun
– bangun, mereka berdua sudah berada dikamar Niken yang empuk dan hangat.
Pikiran Wike kala itu masih berputar – putar, karena ketika dia bertarung
dengan Niken kemaren, dia sedang dikendalikan.
“Wike,
elu dah bangun yah..?” sambut Niken sembari tersenyum manis padanya.
“..Ihhh..”
Wike masih terlihat sebel dengan Niken.
“Hmm..
ya udah. Aku berangkat sekolah dulu ya..?” ujar Niken, sembari mengambil tasnya
dan segera berlalu.
Sebelum
Niken berangkat, Bu Sarah itu menanyakan apa yang telah terjadi dengan Wike.
Dengan gelagak percaya diri, Niken itu tidak mau menceritakan hal yang
sebenarnya kepada ibunya.
“Ken,
sebenarnya apa sih yang terjadi denganmu dan Wike?” tanya Bu Sarah.
“Ahh,
Niken nggak mau membahasnya, Ma!” jawab Niken seraya diselingi tawa.
“Aku
mohon, jagalah Wike yah. Ma!” pinta Niken.
“Baiklah,
kalau gitu..”
Setelah
itu, Niken langsung berangkat menuju sekolahnya. Sesampainya disana, dia
melihat sebuah pandangan yang tidak menyenangkan. Umam yang menjadi kekasihnya
itu, sedang berduaan dengan seseorang yang bernama Mela.
Perasaannya
dalam sekejap langsung hancur melihat mereka berduaan seperti itu. Tanpa
berkata apa – apa, dia langsung cabut dari sana.
Umam
yang merasakan kehadiran Niken itupun langsung mencoba untuk mengejarnya. Ia
kepengen menjelaskan tentang semua kesalah pahaman ini.
“Ken,
kenapa elu lari dari gue, he? Bukankah kau tahu kalau saat ini aku sedang
menunggumu untuk menyampaikan hal ini padamu,” ujar Umam yang memegangi tangan
Niken.
“Lalu,
siapa gadis yang kau dekati tadi, Mam!?” tanya Niken cemburu.
“Oo..
dia itu yah? Dia adalah Mela, sepupuku yang baru pindah kesekolah ini. Aku
menemuinya karena sedari dia pindah kesini, dia terlihat murung seperti itu,
jadi aku coba untuk menghiburnya. Jadi kau itu cemburu yah padanya?” jawab Umam
seraya memunculkan muka pedenya.
“N..
Nggak ko’.” jawab Niken salting.
“Yah,
tak kirain kau cemburu kalau melihatku bersama wanita lain, sayang sekali!”
Umam itupun memelas.
“Oh
iya, Ken. Sekarang ini, Wike baik – baik saja, kan?” tanya Umam tiba – tiba.
“Ha?
Kenapa kau bisa tahu, Mam? Kenapa kau bisa tahu kalau Wike sekarang ini tidak
baik – baik saja sekarang, he?” jawab Niken yang mulai curiga itu.
“En..
Enggak kenapa – napa, ko’. Cuman aku menebak aja apa yang ada dikepalamu itu,
Ken. Kau itukan tahu kalau gue itu bisa buat membaca pikiran seseorang,
terlebih pikiran gadis cantik sepertimu ini!” kata Umam mencoba menyembunyikan
sesuatu.
“Hahaha...
gombal elu, Mam!” ledek Niken seraya tertawa geli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar